![]() |
Ditulis Oleh: Arloren Antoni Putra Bayua Maninjau, Suku Guci. |
ETNIS Minang itu pernah jadi “Indonesianis Revolusioner”, Pembawa ke “Perubahan Radikal” ke arah Indonesia yang lebih beradab. Nama tokoh Minang seperti: Bung Hatta, Sutan Syahril, Buya Hamka. Sangat susah kalo saya jejer satu demi satu tokoh Minang itu saking banyaknya. Dan satu tokoh yang seolah-olah sangat sengaja untuk dilupakan orang Minang sendiri adalah sosok yang bernama: “Tan Malaka”.
Padahal dalam amatan saya TM itu orang Minang yang paling keras memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dibanding duet proklamator kita. TM namanya tenggelam, atau mungkin sengaja kalian tenggelamkan sejarahnya pada anak anak kita penerus negeri minang...?? entahlah…
Kini ranah Minang, tanah dimana saya pernah dilahirkan, dalam amatan saya, telah berputar frontal 180° kebelakang. Zaman melesak menembus jauh ke depan. Tapi ranah minang malah bergerak lari makin jauh kebelakang. Dalam amatan saya Minang berubah ke arah yang sangat memalukan. Minang yang dulu sangat banyak melahirkan:
1). Tokoh yang sangat Indonesianis Revolusioner,
2). Tokoh yang sangat Nasionalis Revolusioner.
Kini saya malah melihat urang Minang makin kolot. Minang kini dikungkung oleh fanatisme agama. Kalian, family family den di kampuang,seperti ndak sadar kini Islam Ranah Minang mulai mengarah ke Fanatisme sempit sebuah aliran. Wajar kalo seorang tokoh Minang, Buya Safii Maarif saat pulang ke ranah minang waktu Pilpres 2014 jadi nyerah, beliau kaget luar biasa saat mengetahui issue yang sangat sadis:
- Jokowi Kapir
- Jokowi antek Komunis
- Jokowi antek China
- Jokowi ngaku ngaku Muslim.
Sejauh itu parahnya fitnah keji itu berkembang tanpa adanya “perlawanan logika” berbentuk skeptic dari orang kampuang den…?? Itu nalar ditarok dima mpuang …? Dalam parik...?? Indak kan...?? Negeri kita negeri “sarang pemimpin mpuang”. Tapi kini…?? Mana tanggung jawab kalian mpuang…??
Kami ini merantau, kami tingga-kan nagari tapi sebagian kecil dari kalian malah meracuni pikiran anak jo kamanakan wak tu selaku penerus nagari dengan sikap fanatic sempit ... !! Akibatnya, sebuah fitnah keji saja SAMPAI TAK ADA perlawanan logika yang berarti dari orang Minang. Sikap kritis Minang alah lumpuh letoy, Siapa yang harus saya tuding untuk harus bertanggung jawab…?? Ninik mamak…?? Cadiak pandai, alim ulamo…??
Mambangkik batang tarandam...?? Indak mpuang.... Yang ada: batang tarandam tambah tabanam... !!!
Ah entahlah…. Mari sama sama berbenah dan koreksi diri. Masih benarkah “fanatisme sempit” yang dulu malah ndak ada dalam kehidupan kampuang kito…?? Tak usah saling tuding. Mari bebenah kedalam diri. (***)
Padahal dalam amatan saya TM itu orang Minang yang paling keras memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dibanding duet proklamator kita. TM namanya tenggelam, atau mungkin sengaja kalian tenggelamkan sejarahnya pada anak anak kita penerus negeri minang...?? entahlah…
Kini ranah Minang, tanah dimana saya pernah dilahirkan, dalam amatan saya, telah berputar frontal 180° kebelakang. Zaman melesak menembus jauh ke depan. Tapi ranah minang malah bergerak lari makin jauh kebelakang. Dalam amatan saya Minang berubah ke arah yang sangat memalukan. Minang yang dulu sangat banyak melahirkan:
1). Tokoh yang sangat Indonesianis Revolusioner,
2). Tokoh yang sangat Nasionalis Revolusioner.
Kini saya malah melihat urang Minang makin kolot. Minang kini dikungkung oleh fanatisme agama. Kalian, family family den di kampuang,seperti ndak sadar kini Islam Ranah Minang mulai mengarah ke Fanatisme sempit sebuah aliran. Wajar kalo seorang tokoh Minang, Buya Safii Maarif saat pulang ke ranah minang waktu Pilpres 2014 jadi nyerah, beliau kaget luar biasa saat mengetahui issue yang sangat sadis:
- Jokowi Kapir
- Jokowi antek Komunis
- Jokowi antek China
- Jokowi ngaku ngaku Muslim.
Sejauh itu parahnya fitnah keji itu berkembang tanpa adanya “perlawanan logika” berbentuk skeptic dari orang kampuang den…?? Itu nalar ditarok dima mpuang …? Dalam parik...?? Indak kan...?? Negeri kita negeri “sarang pemimpin mpuang”. Tapi kini…?? Mana tanggung jawab kalian mpuang…??
Kami ini merantau, kami tingga-kan nagari tapi sebagian kecil dari kalian malah meracuni pikiran anak jo kamanakan wak tu selaku penerus nagari dengan sikap fanatic sempit ... !! Akibatnya, sebuah fitnah keji saja SAMPAI TAK ADA perlawanan logika yang berarti dari orang Minang. Sikap kritis Minang alah lumpuh letoy, Siapa yang harus saya tuding untuk harus bertanggung jawab…?? Ninik mamak…?? Cadiak pandai, alim ulamo…??
Mambangkik batang tarandam...?? Indak mpuang.... Yang ada: batang tarandam tambah tabanam... !!!
Ah entahlah…. Mari sama sama berbenah dan koreksi diri. Masih benarkah “fanatisme sempit” yang dulu malah ndak ada dalam kehidupan kampuang kito…?? Tak usah saling tuding. Mari bebenah kedalam diri. (***)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »