![]() |
Gustin Pramona. |
BENTENGSUMBAR.COM – Sebagai anggota DPR Kota Padang Gustin Pramona mengatakan, perempuan harus berkarya dan berdaya guna. Mereka harus diberikan semacam pendidikan an pelatihan, sehingga mampu hidup mandiri.
"Peringatan hari Kartini harus dijadikan momentum untuk kebangkitan kaum perempuan. Kaum perempuan harus mampu berkarya dan berdaya guna,:" ujar anggota Fraksi Partai Demokrat DPRD Kota Padang ini, Kamis, 21 April 2016.
Ia mengatakan, bagi perempuan yang ditinggal suaminya, baik karena dicerai atau kematian suami, maka mereka sekaligus bertindak sebagai ibu dan ayah bagi anak-anak mereka. Untuk itu, mereka ini harus diberi pendidikan dan pelatihan sehingga memiliki keterampilan dan dengan keterampilan itu mampu berkarya, sehingga mendatangkan penghasilan untuk perekonomian keluarganya.
Selama ini, jelas Gustin, usulan anggaran dari masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait pemberdayaan perempuan selalu dikawal dan digiringnya agar disetujuai saat pembahasan anggaran di DPRD Kota Padang. Anggaran yang ada untuk pemberdayaan perempuan masih jauh dari harapan, namun tentu dengan anggaran yang terbatas tersebut harus didapat hasil maksimal.
"Melalui kegiatan reses yang kami adakan, kami selalu memberikan pemahaman tentang pentingnya peran perempuan dalam pembangunan. Perempuan harus mampu berkarya dan berdaya guna, tidak hanya bagi dirinya, keluarganya, kota ini, tetapi juga bagi bangsa dan negara serta agama," ujarnya.
Tak hanya itu, jelas Gustin Pramona, perempuan juga harus diberi akses di segala bidang, termasuk di bidang politik. Misalnya dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Padang, Juni 2018 mendatang, perempuan juga harus diberi kesempatan untuk mencalonkan diri. Partai politik yang ada hendaknya memberikan peluang sebesar-besarnya bagi perempuan.
"Kos politik yang tinggi sering menjadi penghambat bagi perempuan dalam berkompetisi dalam Pilkada. Untuk itu, kos politik tersebut harus dikurangi. Apatah lagi, di Kota Padang cukup banyak perempuan yang memiliki kemampuan berkompetisi pada Pilkada," jelasnya.
Adat dan Budaya orang Minangkabau, tutur Gustin, memberikan ruang bagi perempuan untuk berkarya dan berdaya guna. Perempuan Minangkabau memiliki tempat yang cukup tinggi dalam sosial budaya Minangkabau. Dan ini merupakan modal bagi perempuan Minangkabau, terutama di Kota Padang untuk berkarya dan berdaya guna. (by)
"Peringatan hari Kartini harus dijadikan momentum untuk kebangkitan kaum perempuan. Kaum perempuan harus mampu berkarya dan berdaya guna,:" ujar anggota Fraksi Partai Demokrat DPRD Kota Padang ini, Kamis, 21 April 2016.
Ia mengatakan, bagi perempuan yang ditinggal suaminya, baik karena dicerai atau kematian suami, maka mereka sekaligus bertindak sebagai ibu dan ayah bagi anak-anak mereka. Untuk itu, mereka ini harus diberi pendidikan dan pelatihan sehingga memiliki keterampilan dan dengan keterampilan itu mampu berkarya, sehingga mendatangkan penghasilan untuk perekonomian keluarganya.
Selama ini, jelas Gustin, usulan anggaran dari masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait pemberdayaan perempuan selalu dikawal dan digiringnya agar disetujuai saat pembahasan anggaran di DPRD Kota Padang. Anggaran yang ada untuk pemberdayaan perempuan masih jauh dari harapan, namun tentu dengan anggaran yang terbatas tersebut harus didapat hasil maksimal.
"Melalui kegiatan reses yang kami adakan, kami selalu memberikan pemahaman tentang pentingnya peran perempuan dalam pembangunan. Perempuan harus mampu berkarya dan berdaya guna, tidak hanya bagi dirinya, keluarganya, kota ini, tetapi juga bagi bangsa dan negara serta agama," ujarnya.
Tak hanya itu, jelas Gustin Pramona, perempuan juga harus diberi akses di segala bidang, termasuk di bidang politik. Misalnya dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Padang, Juni 2018 mendatang, perempuan juga harus diberi kesempatan untuk mencalonkan diri. Partai politik yang ada hendaknya memberikan peluang sebesar-besarnya bagi perempuan.
"Kos politik yang tinggi sering menjadi penghambat bagi perempuan dalam berkompetisi dalam Pilkada. Untuk itu, kos politik tersebut harus dikurangi. Apatah lagi, di Kota Padang cukup banyak perempuan yang memiliki kemampuan berkompetisi pada Pilkada," jelasnya.
Adat dan Budaya orang Minangkabau, tutur Gustin, memberikan ruang bagi perempuan untuk berkarya dan berdaya guna. Perempuan Minangkabau memiliki tempat yang cukup tinggi dalam sosial budaya Minangkabau. Dan ini merupakan modal bagi perempuan Minangkabau, terutama di Kota Padang untuk berkarya dan berdaya guna. (by)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »