Menimbang Peluang Irwan Basir dan Adib Alfikri Berpasangan Dengan Mahyeldi

Menimbang Peluang Irwan Basir dan Adib Alfikri Berpasangan Dengan Mahyeldi Ansharullah
Irwan Basir dan Adib Alfikri, dua Putra Kuranji. 
PEMILIHAN Kepala Daerah (Pilkada) Kota Padang masih terbilang lama. Kemungkinan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Padang akan menggelar Pilkada Kota Padang pada tahun 2018, sekitar bulan Juni. Namun, satu persatu calon Walikota dan Wakil Walikota Padang mulai diapungkan pendukungnya kepermukaan.

Sebut saja nama Emzalmi Zaini, Wakil Walikota Padang saat ini. Tersiar kabar yang hampir mendekati sahih, Emzalmi Zaini akan berpasangan dengan Desri Ayunda, mantan calon Walikota Padang pada Pilkada Kota Padang tahun 2014. Perpaduan tokoh kharismatik Pauh Basa Ampek Baleh - Pauh V dan Pauh IX Kuranji -  dengan tokoh Koto Tangah diyakini akan mampu mengalahkan Mahyeldi Ansharullah, Walikota Padang saat ini yang kemungkinan besar akan dimajukan lagi oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pada Pilkada 2018.

Namun tulisan ini tidak dimaksudkan untuk mengukur dan mengira-ngira kekuatan Emzalmi-Desri jika jadi berpasangan. Tetapi melirik, siapa kira-kira pasangan yang akan dipilih oleh Mahyeldi untuk mendampinginya. Saat ini ada beberapa nama yang sudah mulai diapungkan oleh masing-masing pecinta dan simpatisan mereka, diantaranya adalah Syafril Basir, Irwan Basir, Zulhardi Zakaria Latif, Jumadi, Iswandi Mucktar, Maidestal Hari Mahesa, dan Adib Alfikri.

Walau disebut-sebut akan mendampingi Mahyeldi, hampir semuanya diantara mereka yang masih malu-malu kucing. Ketika ditanya, rata-rata mereka menjawab diplomatis. Mereka hanya mengatakan, "Jika dipercaya dan diberi amanah untuk itu, saya siap," atau mengatakan, "Pilkada kan masih lama, kita lihat saja nantinya."

Peluang terbesar agaknya terlihat pada sosok Irwan Basir Datuk Rajo Alam dan Adib Alfikri. Keduanya berlatar belakang birokrasi dan dikenal dekat dengan dua partai besar di kota ini. Irwan Basir Datuk Rajo Alam dikenal dekat dengan tokoh-tokoh partai beringin, Golkar. Sedangkan Adib Alfikri dikenal dekat dan dicintai kader muda PKS.

Tapi bagaimana pun, mereka bukanlah pengurus partai politik, karena berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN). Irwan Basir dikenal dekat dengan Partai Golkar karena ayahandanya adalah pendiri partai tersebut di Kuranji. Basir Syaf ayahnya dikenal sebagai tokoh yang membesarkan partai beringin itu di Kuranji. Basir Syaf pernah menjadi anggota DPRD Kabupaten Padangpariaman dua kali periode sekitar tahun 70-an, sedangkan Basran Basir, kakak dari Irwan Basir, pernah menjadi anggota DPRD Kota Padang dua kali periode. Keduanya adalah wakil rakyat dari Partai Golkar.

Irwan Basir merupakan tokoh pemuda yang aktif di organisasi kemasyarakatan. Sebut saja jabatannya saat ini sebagai Ketua Majelis Pertimbangan Adat (MPA) Kerapatan Adat Nagari (KAN) Pauh IX. Dia juga pernah menjadi Ketua PK KNPI Kuranji, dan pernah mengalahkan Adib Alfikri pada pemilihan Ketua DPD KNPI Kota Padang. Dia juga aktif di Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kelurahan Kuranji, Kecamatan Kuranji, dan Kota Padang.

Dikalangan masyarakat Kuranji khususnya, dan Kota Padang pada umumnya, Irwan Basir adalah sosok yang mudah bergaul dan beradaptasi. Dia pun dikenal ringan tangan dalam membantu warga yang kesulitan, bahkan jika perlu merogoh koceknya sendiri. Dia kerap diundang warga untuk hadir dalam berbagai kegiatan dan meberikan sambutan pada kegiatan tersebut. Sosok yang tidak mau mempersulit orang dalam berurusan, itulah yang disematkan pada Irwan Basir Datuk Rajo Alam oleh orang yang mengenalnya. Dan ia pun berprinsip, "Tidak ada persoalan yang tak dapat diselesaikan, dan kita membutuhkan orang lain dalam meraih kesuksesan."

Adib Alfikri dikenal dekat dengan tokoh-tokoh PKS. Kakaknya, Irwan Prayitno Datuk Rajo Bandaro Basa merupakan salah seorang pendiri Partai Keadilan (PK) yang berganti nama menjadi PKS. Boleh dikata, Irwan Prayitno dan keluarganya-lah yang telah membesarkan partai ini di Sumatera Barat. Politisi PKS yang berhasil duduk di legislatif dan eksekutif di daerah ini rata-rata murid Irwan Prayitno dan dibesarkan berkat lekat tangan Irwan Prayitno. Dan saat ini, Irwan Prayitno adalah Gubernur Provinsi Sumatera Barat, dua kali periode, 2010-2020.

Lantas, apakah Adib Alfikri berlindung dibalik nama besar kakaknya? Berkali-kali, dalam beberapa diskusi dengan penulis, Adib dengan tegas mengatakan tidak memanfaatkan nama besar kakaknya. Kesuksesan yang diraihnya saat ini, baik dibirokrasi dan organisasi sosial kemasyarakatan serta kepemudaaan, berkat doa dan kerja keras yang dilakukannya. Namun dia tetap mengakui, Irwan Prayitno adalah salah satu sosok teladan yang menjadi idolanya dalam meraih cita-cita.

Sebagaimana diketahui, Adib Alfikri dikenal luas di daerah ini karena pernah menjadi Ketua Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kota Padang, sebelum digantikan oleh Zulhardi Zakaria Latif. Adib juga pernah menjadi Ketua DPD KNPI Provinsi Sumatera Barat. Jauh sebelum itu, Adib juga dikenal kiprahnya di Garda Keadilan dan Pemuda Muhammadiyah. Pengalaman berogranisasi dan birokrasi menjadi modal utama bagi Adib Alfikri untuk terjun pada Pilkada Kota Padang 2018 mendampingi Mahyeldi Ansharullah.

Walau berasal dari keluarga besar PKS, Adib Alfikri mengaku tidak mengandalkan PKS semata kalau jadi maju mendampingi Mahyeldi Ansharullah dalam Pilkada Kota Padang 2018. Justru dia akan melirik partai lain, karena tak mungkin mengandalkan PKS semata. Pasalnya, kursi PKS di DPRD Kota Padang hanya lima kursi, sedangkan untuk maju dibutuhkan 9 kursi.

Nah, jika diukur dari rekam jejak keduanya, maka pantaslah mereka memiliki peluang besar mendampingi Mahyeldi Ansharullah. Namun, tentu saja semua terpulang kepada Mahyeldi dan PKS, apakah mereka melirik kedua putra Pauh IX Kecamatan Kuranji itu, atau malah memilih tokoh di luar Kuranji, mengingat Emzalmi adalah tokoh kharismatik Pauh Basa Ampek Baleh. Tentu, Mahyeldi dan PKS menimbang keduanya dengan matang, melihat plus minusnya.

Apatah lagi, Irwan Basir dan Adib Alfikri pun sampai saat masih ragu-ragu untuk maju pada Pilkada 2018 disebabkan aturan ASN harus mundur jika maju sebagai calon kepala dan wakil kepala daerah. Mereka masih berdoa agar aturan itu ditiadakan, sehingga jika pun maju, mereka tak perlu mundur dan melepaskan jabatan di birokrasi. Saat ini, Irwan Basir tercatat sebagai Kepala Bidang Bajamsos Dinas Sosial Provinsi Sumatera Barat dan Adib Alfikri tercatat sebagai Kepala Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kota Padang.

Wallahul Muwafiq ila aqwamith Thariq. Semoga Allah menuntun kita ke jalan yang paling lurus.

Ditulis Oleh:
Zamri Yahya, SHI
Wakil Ketua FKAN Pauh IX Kota Padang

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »