![]() |
Gubernur Irwan Prayitno. |
BENTENGSUMBAR.COM - Pemerintah Kota Sawahlunto menggelar event internasional budaya khas Minang, yaitu Sawahlunto International Songket Carnaval (SISCa) 2016. Gubernur Sumatera Barat H Irwan Prayitno menyambut baik kegiatan tersebut.
"Saya sangat menyambut baik dan mendukung kegiatan ini, karena dapat memperluas pengetahuan masyarakat luas akan kekayaan budaya Songket yang dimiliki oleh Sawahlunto, terutama Songket Silungkang yang sudah mendunia, serta warna songket lainnya dari seluruh Sumatera Barat," ujarnya, Kamis, 25 Agustus 2016.
Gubernur Irwan Prayitno menyampaikan permintaan maaf karena tidak bisa menghadir acara pembukaan SISCa 2016. Namun ia menegaskan, turut turut aktif untuk mendorong tenun songket untuk terus berkembang dan diminati masyarakat.
"Saya mohon maaf sebesar-besarnya kepada masyarakat Sawahlunto dan panitia serta Pemko Sawahlunto karena ketidakhadiran saya di sana, dikarenakan ada jadwal koordinasi dengan Kapolri dan Pemerintah Pusat. Saya turut aktif untuk mendorong tenun songket untuk terus berkembang dan diminati masyarakat," terangnya.
Dikatakannya, banyak event yang sudah dan akan dilaksanakan untuk itu, seperti yang terbesar adalah ajang INACRAFT 2016, yang dihadiri ratusan ribu pengunjung dan peserta baik dalam dan luar negeri. Untuk pengembangan produksi dan kualitas, Pemko Sawahlunto, Pemprov Sumbar, dan Dekranasda akan mendukung dari berbagai aspek baik berupa pelatihan, permodalan, hingga pemasarannya.
"Saya mengharapkan, semoga acara SISCa 2016 ini diberi kelancaran dalam pelaksanaannya," tukuk Irwan Prayitno.
Walikota Sawahlunto Ali Yusuf mengatakan tahun ini Sawahlunto menargetkan kerajinan tenun songket Silungkang menjadi pakaian nasional. Targetkan itu dibungkus menjadi tema Konferensi Songket Nusantara, yang menjadi rangkaian kegiatan SISCa 2016, yang digelar selama tiga hari, mulai dari 25 hingga 27 Agustus mendatang seperti yang dilansir di klikpositif[dot]com
“Target utama dari pelaksanaan SISCa 2016 ini untuk memperluas pasar kerajinan songket Silungkang yang dimiliki masyarakat Sawahlunto,” ujar pada pembukaan SISCa 2016, Kamis, 25 Agustus 2016.
Menurut Ali Yusuf, kerajinan tenun songket Silungkang memang diposisikan menjadi salah satu alat pendongkrak ekonomi masyarakat Sawahlunto. Selama ini, pemerintah bersama masyarakat telah berupaya mengembangkan kerajinan yang telah ada sejak ratusan tahun silam itu.
Beragam upaya telah dilakukan seperti memberikan pelatihan, bantuan alat tenun bukan mesin, bantuan modal awal, yang efeknya telah menumbuhkan jumlah pengerajin tenun songket Silungkang itu sendiri. Jika dulu hanya terpusat di Kecamatan Silungkang, kini kerajinan songket Silungkang telah tersebar luas di empat kecamatan.
Saat ini tercatat 701 pengerajin tenun songket Silungkang. Dari jumlah itu, pengerajin terbanyak berada di Kecamatan Lembah Segar sebanyak 365 pengerajin. Di Kecamatan Barangin sendiri telah tumbuh 67 pengerajin, dan Kecamatan Talawi sebanyak 19 pengerajin. Sedangkan di Kecamatan Silungkang yang menjadi daerah asal kerajinan, saat ini sudah mencapai 250 pengerajin.
“Dari jumlah pengerajin itu, terdapat 26 pengusaha tenun songket Silungkang, yang turut mengembangkan kerajinan ini,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, rangkaian SISCa 2016 diisi dengan beberapa kegiatan. Mulai dari Pameran Songket Internasional, Carnaval Songket Silungkang, Konferensi Songket Nusantara, SISCa Night, serta Lomba Fotografi.
Rangkaian kegiatan SISCa 2016 itu dilaksanakan selama tiga hari, dengan pusat kegiatan pameran di Pasar Songket Silungkang, Gedung Pusat Kebudayaan, dan kawasan kota lama untuk pelaksanaan carnaval. Peserta SISCa 2016 akan melibatkan BUMN, BUMD, serta 19 kabupaten dan kota di Sumatera Barat. Sedangkan pameran songket, dijadwalkan akan dihadiri peserta dari Thailand dan Malaysia. (by/rel)
"Saya sangat menyambut baik dan mendukung kegiatan ini, karena dapat memperluas pengetahuan masyarakat luas akan kekayaan budaya Songket yang dimiliki oleh Sawahlunto, terutama Songket Silungkang yang sudah mendunia, serta warna songket lainnya dari seluruh Sumatera Barat," ujarnya, Kamis, 25 Agustus 2016.
Gubernur Irwan Prayitno menyampaikan permintaan maaf karena tidak bisa menghadir acara pembukaan SISCa 2016. Namun ia menegaskan, turut turut aktif untuk mendorong tenun songket untuk terus berkembang dan diminati masyarakat.
"Saya mohon maaf sebesar-besarnya kepada masyarakat Sawahlunto dan panitia serta Pemko Sawahlunto karena ketidakhadiran saya di sana, dikarenakan ada jadwal koordinasi dengan Kapolri dan Pemerintah Pusat. Saya turut aktif untuk mendorong tenun songket untuk terus berkembang dan diminati masyarakat," terangnya.
Dikatakannya, banyak event yang sudah dan akan dilaksanakan untuk itu, seperti yang terbesar adalah ajang INACRAFT 2016, yang dihadiri ratusan ribu pengunjung dan peserta baik dalam dan luar negeri. Untuk pengembangan produksi dan kualitas, Pemko Sawahlunto, Pemprov Sumbar, dan Dekranasda akan mendukung dari berbagai aspek baik berupa pelatihan, permodalan, hingga pemasarannya.
"Saya mengharapkan, semoga acara SISCa 2016 ini diberi kelancaran dalam pelaksanaannya," tukuk Irwan Prayitno.
Walikota Sawahlunto Ali Yusuf mengatakan tahun ini Sawahlunto menargetkan kerajinan tenun songket Silungkang menjadi pakaian nasional. Targetkan itu dibungkus menjadi tema Konferensi Songket Nusantara, yang menjadi rangkaian kegiatan SISCa 2016, yang digelar selama tiga hari, mulai dari 25 hingga 27 Agustus mendatang seperti yang dilansir di klikpositif[dot]com
“Target utama dari pelaksanaan SISCa 2016 ini untuk memperluas pasar kerajinan songket Silungkang yang dimiliki masyarakat Sawahlunto,” ujar pada pembukaan SISCa 2016, Kamis, 25 Agustus 2016.
Menurut Ali Yusuf, kerajinan tenun songket Silungkang memang diposisikan menjadi salah satu alat pendongkrak ekonomi masyarakat Sawahlunto. Selama ini, pemerintah bersama masyarakat telah berupaya mengembangkan kerajinan yang telah ada sejak ratusan tahun silam itu.
Beragam upaya telah dilakukan seperti memberikan pelatihan, bantuan alat tenun bukan mesin, bantuan modal awal, yang efeknya telah menumbuhkan jumlah pengerajin tenun songket Silungkang itu sendiri. Jika dulu hanya terpusat di Kecamatan Silungkang, kini kerajinan songket Silungkang telah tersebar luas di empat kecamatan.
Saat ini tercatat 701 pengerajin tenun songket Silungkang. Dari jumlah itu, pengerajin terbanyak berada di Kecamatan Lembah Segar sebanyak 365 pengerajin. Di Kecamatan Barangin sendiri telah tumbuh 67 pengerajin, dan Kecamatan Talawi sebanyak 19 pengerajin. Sedangkan di Kecamatan Silungkang yang menjadi daerah asal kerajinan, saat ini sudah mencapai 250 pengerajin.
“Dari jumlah pengerajin itu, terdapat 26 pengusaha tenun songket Silungkang, yang turut mengembangkan kerajinan ini,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, rangkaian SISCa 2016 diisi dengan beberapa kegiatan. Mulai dari Pameran Songket Internasional, Carnaval Songket Silungkang, Konferensi Songket Nusantara, SISCa Night, serta Lomba Fotografi.
Rangkaian kegiatan SISCa 2016 itu dilaksanakan selama tiga hari, dengan pusat kegiatan pameran di Pasar Songket Silungkang, Gedung Pusat Kebudayaan, dan kawasan kota lama untuk pelaksanaan carnaval. Peserta SISCa 2016 akan melibatkan BUMN, BUMD, serta 19 kabupaten dan kota di Sumatera Barat. Sedangkan pameran songket, dijadwalkan akan dihadiri peserta dari Thailand dan Malaysia. (by/rel)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »