 |
| Elly Thrisyanti. |
BENTENGSUMBAR.COM - Pemerintah Kota Padang didesak memonitor gas elpiji 3 kilogram. Desakan itu datang dari Ketua Komisi III DPRD Padang, Elly Thrisyanti.
"Saya sudah mewanti-wanti kepada pertamina dan pemko dalam setiap rapat kerja agar melakukan pengawasan serius. Boleh disebut, diulang dalam dua kali masa sidang," ungkapnya, Senin, 26 September 2016.
Menurutnya, ini konsekwensi dari konversi yang dilakukan oleh pemerintah. Gas elpiji 3 kilogram harus selalu ada. Jangan sampai masyarakat sudah bersedia konversi tetapi pasokan tidak dijaga.
Ia mengatakan, sebetulnya pihak pertamina sudah mengetahui jumlah kebutuhan sebab selalu ada laporan dari agen ke pangkalan hingga ke pertamina. Dari kebutuhan masing-masing pangkalan sudah dapat diprediksi berapa kebutuhan gas masyarakat.
Namun sangat disayangkan kelangkaan ini terjadi sejak sebulan lalu. Berbeda bila keterlambatan hanya beberapa hari. Mungkin saja keterlambatan pengantar dan persoalan teknis lain. Namun, apabila sudah terjadi berminggu, Pertamina dan Disperindag harus turun lapangan, ungkapnya.
"Tindak tegas bila memang ada spekulasi. Komisi II dengan tegas menyatakan, Disperindag harus turun melakukan pengecekan. Bila memungkinan, lakukan operasi pasar," ungkap Elly Thrisyanti. Operasi pasar itupun, tetap dimonitoring agar manfaatnya betul-betol dirasakan oleh masyarakat.
Anggota Komisi II DPRD Padang, Aprianto juga memaparkan hal serupa. Disperindag Kota Padang harus turun lapangan dan menyelidiki penyebab kelangkaan gas elpiji 3 kilogram. Jangan sampai pemerintah masih berpangku tangan.
Selain kelangkaan, tegas Aprianto, juga perlu diawasi pelaku dan pengoplos gas. Kader PDI P tersebut menyebut, sering kali isi gas tidak sesuai dengan ketetapan.
"Ada pula yang mengisi dengan air agar tabung tetap terasa berat. Ini perlu juga diawasi," cakapnya. (by/fwp)
"Saya sudah mewanti-wanti kepada pertamina dan pemko dalam setiap rapat kerja agar melakukan pengawasan serius. Boleh disebut, diulang dalam dua kali masa sidang," ungkapnya, Senin, 26 September 2016.
Menurutnya, ini konsekwensi dari konversi yang dilakukan oleh pemerintah. Gas elpiji 3 kilogram harus selalu ada. Jangan sampai masyarakat sudah bersedia konversi tetapi pasokan tidak dijaga.
Ia mengatakan, sebetulnya pihak pertamina sudah mengetahui jumlah kebutuhan sebab selalu ada laporan dari agen ke pangkalan hingga ke pertamina. Dari kebutuhan masing-masing pangkalan sudah dapat diprediksi berapa kebutuhan gas masyarakat.
Namun sangat disayangkan kelangkaan ini terjadi sejak sebulan lalu. Berbeda bila keterlambatan hanya beberapa hari. Mungkin saja keterlambatan pengantar dan persoalan teknis lain. Namun, apabila sudah terjadi berminggu, Pertamina dan Disperindag harus turun lapangan, ungkapnya.
"Tindak tegas bila memang ada spekulasi. Komisi II dengan tegas menyatakan, Disperindag harus turun melakukan pengecekan. Bila memungkinan, lakukan operasi pasar," ungkap Elly Thrisyanti. Operasi pasar itupun, tetap dimonitoring agar manfaatnya betul-betol dirasakan oleh masyarakat.
Anggota Komisi II DPRD Padang, Aprianto juga memaparkan hal serupa. Disperindag Kota Padang harus turun lapangan dan menyelidiki penyebab kelangkaan gas elpiji 3 kilogram. Jangan sampai pemerintah masih berpangku tangan.
Selain kelangkaan, tegas Aprianto, juga perlu diawasi pelaku dan pengoplos gas. Kader PDI P tersebut menyebut, sering kali isi gas tidak sesuai dengan ketetapan.
"Ada pula yang mengisi dengan air agar tabung tetap terasa berat. Ini perlu juga diawasi," cakapnya. (by/fwp)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »