![]() |
Penyampaian Pesan Moral PBNU. |
BENTENGSUMBAR.COM - Menjelang aksi 4 November 2016, Pengurus Besar
Nahdlatul Ulama (PBNU) mengeluarkan sikap. Mencermati eskalasi dan perkembangan
keadaan terkini, PBNU mengajak semua pihak untuk menjaga Mari jaga persatuan
dan kesatuan bangsa.
"Dewasa ini, kita tengah menghadapi suatu diskursus publik yang
luas, terutama dalam penyikapan masyarakat atas pernyataan Gubernur DKI Basuki
Tjahaja Purnama di Kepulauan Seribu, yang menimbulkan kontroversi di hampir
seluruh kalangan. Bahkan sebagian kalangan mengatasnamakan "Aksi Bela
Islam II" akan menggelar aksi besar tanggal 4 November mendatang,"
demikian disampaikan PBNU melalui pesan moralnya, sebagaimana dikutip dari NU
Online, Jumat, 28 Oktober 2016.
Secara lengkap, inilah pesan moral PBNU menyikapi aksi 4 November 2016, dikutip dari situs resmi PBNU, nu.or.id:
Pesan Moral
Berpecah adalah Musuh Utama Ukhuwah: Jaga Ukhuwah
untuk Indonesia yang Aman dan Damai
Bismillahirrohmanirrohim
Alhamdulillahirobbilalamin, puji syukur kepada Allah SWT,
Indonesia terus berkembang menjadi sebuah negara yang hidup berdasarkan kepada
nilai-nilai luhur bangsa dimana masyarakatnya dapat hidup aman-tenteram saling
menghormati, dan rukun berdampingan secara harmonis antara satu dengan yang
lainnya.
Hari ini,
Indonesia dikenal publik Internasional sebagai negara yang patut dijadikan
percontohan dan teladan, terutama dalam menjadikan faktor kebhinnekaan
(keanekaragaman) justru sebagai kekuatan. Bhinneka Tunggal Ika. Indonesia telah
berhasil meletakkan hubungan agama dengan negara secara ideal.
Agama tidak
lagi dipertentangkan dengan negara. Nilai agama melebur dengan budaya lokal
yang baik, melahirkan spirit wathoniyah (nasionalisme yang tumbuh subur dengan
berkembangnya nilai keagamaan). Sebagaimana yang disampaikan Hadlratussyaikh KH
M. Hasyim Asy'ari, pendiri Jamiyyah Nahdlatul Ulama yakni:
حب الوطن من الإيمان
"Cinta tanah air adalah bagian dari Iman"
Tidak begitu
halnya yang terjadi di beberapa negara, terutama di negara-negara Teluk ataupun
di negara-negara sekuler.
Hari ini
negara-negara teluk seperti Irak, Pakistan, Afghanistan, Suriah, Yaman dan
lainnya, memasuki suatu babakan baru yang disebut sebagai
"failed-state", negara gagal, diakibatkan keliru menerapkan hubungan
agama dan negara, sehingga keduanya dipertentangkan satu sama lain yang
akibatnya menimbulkan kekacaubalauan.
Ratusan ribu
bahkan jutaan manusia menjadi korban atas peperangan yang timbul akibat
kesalahpahaman. Sementara di negara-negara sekuler yang hanya mengedepankan
rasionalitas tanpa agama justru melahirkan titik balik suatu peradaban yang
tidak lagi "memanusiakan manusia".
Dewasa ini,
kita tengah menghadapi suatu diskursus publik yang luas, terutama dalam
penyikapan masyarakat atas pernyataan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama di
Kepulauan Seribu, yang menimbulkan kontroversi di hampir seluruh kalangan.
Bahkan sebagian kalangan mengatasnamakan "Aksi Bela Islam II" akan
menggelar aksi besar tanggal 4 November mendatang.
Mencermati
eskalasi dan perkembangan keadaan terkini, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama
(PBNU), bersama ini menegaskan:
1.
Mari jaga persatuan dan kesatuan bangsa. Pererat tali silaturahim antar
komponen masyarakat. Berpecah adalah musuh utama dari ukhuwah. Ukhuwah adalah
modal utama kita di dalam membangun suatu tatanan masyarakat yang aman, damai,
adil, dan makmur. Jaga Ukhuwah Wathoniyah (persaudaraan setanah
air) dan Ukhuwah Basyariyah (persaudaraan sesama manusia), agar
Indonesia terbebas dari ancaman perpecahan.
واعتصموا بحبل الله جميعا ولاتفرقوا
“Berpegang teguhlah kalian semua pada tali Allah, dan jangan
berpecah-belah (QS: Ali-Imran, 103)”
2.
Kepada seluruh pengurus NU dan warga NU untuk secara pro-aktif turut
menenangkan situasi, menjaga agar suasana yang aman dan damai tetap terpelihara
dan tidak ikut-ikutan memperkeruh suasana dengan provokasi dan hasutan. PBNU
melarang penggunaan simbol-simbol NU untuk tujuan-tujuan di luar kepentingan
sebagaimana menjadi keputusan jamiyyah NU.
3.
Mengimbau kepada aparat kepolisian untuk segera melakukan tindakan dan
langkah sesuai dengan prosedur hukum dan perundangan yang berlaku, agar dapat
memenuhi rasa keadilan masyarakat dengan tanpa mengabaikan asas praduga tak
bersalah. Upaya ini harus dilakukan guna menghindarkan terjadinya yang
cenderung menimbulkan kegaduhan dan anarki.
4.
Kepada para pihak yang hendak menyalurkan aspirasi dengan berunjuk rasa,
PBNU mengimbau agar tetap menjaga akhlakul karimah dengan tetap menjaga
ketertiban, menjaga kenyamanan lalu lintas dan dapat menjaga keamanan masyarakat
demi keutuhan NKRI.
5.
Mari tengadahkan tangan mohon petunjuk dan berdoa semoga Indonesia selalu
diberi kesejukan dan kedamaian dalam perlindungan, penjagaan dan pertolongan
dari Allah SWT.
اللهم أنت السلام ومنك السلام وإليك يعودالسلام فحينا ربنا بالسلام وأدخلنا الجنة دارالسلام
حسبناالله ونعم الوكيل نعم المولى ونعم النصي
Jakarta, 28
Oktober 2016/27 Muharram 1438
وَاللهُ الْمُوَفِّقُ إِلَى أَقْوَمِ الطَّرِيْقِ
وَالسَّــــــــــــــلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
DR KH Ma’ruf
Amin
Rais Aam PBNU
KH Yahya C.
Staquf
Katib Aam PBNU
Prof Dr KH Said Aqil Siroj, MA
Ketua Umum PBNU
DR HA. Helmy Faishal Zaini
Sekretaris Jenderal PBNU
(ml)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »