4 November Kemaren, Ketua KPI Silaturahmi Dengan Pemimpin Redaksi Media Massa

4 November Kemaren, Ketua KPI Silaturahmi Dengan Pemimpin Redaksi Media Massa
Yuliandre Darwis Bersilaturahmi Dengan Para Pimpred di Padang. 
BENTENGSUMBAR.COM - Ketua Komisi Penyiaran Indonesia, Yuliandre Darwis bersilaturahmi dengan sejumlah Pemimpin Redaksi media massa, disaat berlangsungnya aksi unjuk rasa Bela Islam Jilid II di Jakarta, 4 November 2016. Bertempat di salah satu cafe di kawasan Kota Padang, ia bersilaturahmi dengan sejumlah Pemimpin Redaksi media lokal di Sumbar.

Diantaranya tampak hadir pemimpin redaksi Harian Pagi Padang Ekspres, Posmetro Padang, Antarasumbar.com, Haluan, TVRI Sumbar, BentengSumbar.com, Covesia.com, Veloria.com, Klikpostif.com, Minangkabaunews.com, GoSumbar.com, Padangmedia.com, Spiritsumbar.com, dan lainnya. Pada kesempatan itu ia didampingi Ketua KPID Sumbar Afrianto Korga, dan Wakil Ketua Afriendi Sikumbang, dan jajaran pengurus KPID Sumbar lainnya.

"Saya sengaja bertemu pemimpin redaksi beberapa media di sini. Selain silaturahmi karena sudah lama tak bertemu teman lama, ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan, terutama berkenaan dengan tugas dan fungsi KPI itu sendiri," ujar Yuliandre Darwis memulai pembicaraan.

Ia menjelaskan, dalam rangka menjalankan fungsinya KPI memiliki kewenangan (otoritas) menyusun dan mengawasi berbagai peraturan penyiaran yang menghubungkan antara lembaga penyiaran, pemerintah dan masyarakat. Pengaturan ini mencakup semua daur proses kegiatan penyiaran, mulai dari tahap pendirian, operasionalisasi, pertanggungjawaban dan evaluasi.

Dikatakannya, KPI mendorong manajemen media penyiaran televisi untuk menyajikan program siaran yang lebih mendidik karena akan berpengaruh besar kepada pembentukan karakter anak muda sebagai penerus bangsa. KPI memastikan akan memberikan sanksi kepada media penyiaran televisi jika menayangkan siaran yang tidak mendidik.

Ia mengatakan sepanjang 2016 ada sebanyak 139 sanksi tertulis yang telah diberikan KPI kepada manajemen media penyiaran televisi nasional, karena tayangan-tanyangan yang tidak mendidik. KPI terus mengontrol siaran 15 televisi nasional, dan banyak sekali tayangan-tanyangan yang tidak mendidik, seperti sinetron dan iklan yang dikhawatirkan mempengaruhi karakter anak muda. Bahkan ujarnya, anak-anak kecil pun sudah terbiasa dengan tayangan yang tidak mendidik tersebut.

Seharusnya kata dia, Indonesia dapat mencontoh negara tetangga dalam produksi tayangan di dunia televisi, seperti India dengan film Mohabbatain yang mengangkat kisah budaya leluhurnya, atau film Upin dan Ipin yang memberikan tayangan positif untuk anak-anak, katanya.

Ia menilai siaran televisi Indonesia tidak membentuk identitas budaya sendiri, padahal aturan dari pemerintah untuk masing-masing stasiun televisi 10 persen dari keseluruhan tayangannya wajib mengenai budaya. Untuk itu ia mendorong televisi Indonesia untuk menanyangkan program yang berkualitas agar dapat menciptakan karakter anak muda yang positif yang berintelektual. (by)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »