![]() |
Presiden Jokowi Undang Megawati ke Istana Negara. |
BENTENGSUMBAR.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima kunjungan Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri, di Istana Merdeka, Jakarta, Senin siang, 21 November 2016. Setelah bersalaman, Presiden Jokowi langsung mengajak Megawati makan siang bersama di ruang dalam Istana Merdeka.
Kepada wartawan yang menunggunya, Presiden Jokowi mengatakan, meskipun dirinya sering sekali bertemu Megawati, tetapi saling kunjung seperti ini juga sesuatu yang sangat baik untuk ditradisikan.
“Komunikasi seperti pada siang hari ini sangat efektif untuk menemukan berbagai solusi dari permasalahan-permasalahan bangsa yang ada,” ujarnya.
Dalam pertemuan dengan Ketua Umum Partai PDI Perjuangan itu, Presiden mengaku membicarakan masalah makro ekonomi, yang berkaitan dengan politik nasional kita, dan juga hal-hal yang bersifat urusan sosial.
Selain itu, menurut Presiden, dirinya dan Megawati juga berbicara hal yang berkaitan dengan pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), yang serentak diselenggarakan di 101 kabupaten, kota, dan provinsi.
Presiden menilai biasa saja jika suhu politik terkesan hangat terkait digelarnya pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di 101 kabupaten, kota, dan provinsi di tanah air. Menurutnya, hal ini karena dinamikanya pasti lebih tinggi dibanding keadaan normal biasa.
“Biasa, itu biasa. Sehingga ini juga sebetulnya juga dinamika biasa,” katanya.
Menurut Presiden, memang dalam dinamika Pilkada itu ada yang menunggangi untuk kepentingan-kepentingan yang lain, ada yang ya aktor-aktor politik yang memanfaatkan situasi. Namun menurut Presiden hal itu biasa saja.
“Sebetulnya biasa buat saya seperti itu biasa saja,” tegasnya.
Yang paling penting, menurut Presiden, jangan merugikan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), jangan melemahkan Bhinneka Tunggal Ika, jangan apalagi merongrong Pancasila.
“Prinsipnya itu saja,” ujarnya.
Ia menegaskan, bahwa menang dan kalah dalam Pilkada itu adalah sesuatu yang biasa. “Yang paling penting, antar kandidat itu harus saling menghormati, saling menghargai karena apapun kita ini adalah bersaudara,” tuturnya.
Pada kesempatan itu, Presiden RI kelima Megawati Soekarnoputri mengulang permintaannya kepada media dan pers agar jangan ikut memanas-manasi terkait pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang akan dilaksanakan secara serentak di 101 kabupaten, kota, provinsi di tanah air, tidak hanya DKI Jakarta.
“Justru ikut menyejukkan, karena kasihan nanti yang menderita itu rakyat lho. Jadi bukannya kalian, tapi rakyat yang bawah yang tidak mengerti apa-apa yang disuruh mengikut,” kata Megawati Soekarnoputri dalam keterangan pers bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) usai keduanya bertemu di Istana Merdeka, Jakarta, Senin siang, 2 November 2016.
Megawati menunjuk contoh pada aksi unjuk rasa massa yang terjadi pada 4 November lalu. Menurutnya, banyak sekali mereka yang sebenarnya tidak mengerti untuk ikut dalam aksi unjuk rasa yang sejak awal damai, tetapi di ujungnya terlihat ada upaya untuk jadi tidak baik.
“Saya juga meminta, menginginkan kepada Presiden supaya kita nanti akan ada pertemuan antar ketua umum-ketua umum,” kata Megawati seraya menunjuk contoh pertemuannya dengan Ketua Umum (Ketum) DPP Partai Golkar Setya Novanto, di kediamannya Teuku Umar, Jakarta, Minggu, 20 November 2016.
Menurut Megawati, dalam beberapa hari ini dirinya juga akan bertemu dengan beberapa partai yang juga mendukung Presiden Jokowi.
“Itulah permintaan saya pada beliau, saya minta izin supaya bisa saya berkomunikasi lagi. Karena kan KIH (Koalisi Indonesia Hebat) sudah tidak ada dan dari KMP (Koalisi Merah Putih) sendiri juga sudah dua partai yang masuk ke dalam pemerintahan,” sambungnya.
Dalam kesempatan itu Megawati juga mengemukakan, jika partai-partai pendukung pemerintah seperti PAN, PPP, dan PKB yang dewasa ini memiliki calon yang berbeda dengan Partai PDI Perjuangan atau Partai Golkar dan lain-lain sebaiknya kalau sudah bersatu di dalam sebuah penguatan pemerintahan, seharus juga di dalam Pilkada bisa bersama-sama.
“Tapi itu adalah hak partai untuk menentukan hal-hal seperti itu,” tukasnya. (ml/setkab.go.id)
Kepada wartawan yang menunggunya, Presiden Jokowi mengatakan, meskipun dirinya sering sekali bertemu Megawati, tetapi saling kunjung seperti ini juga sesuatu yang sangat baik untuk ditradisikan.
“Komunikasi seperti pada siang hari ini sangat efektif untuk menemukan berbagai solusi dari permasalahan-permasalahan bangsa yang ada,” ujarnya.
Dalam pertemuan dengan Ketua Umum Partai PDI Perjuangan itu, Presiden mengaku membicarakan masalah makro ekonomi, yang berkaitan dengan politik nasional kita, dan juga hal-hal yang bersifat urusan sosial.
Selain itu, menurut Presiden, dirinya dan Megawati juga berbicara hal yang berkaitan dengan pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), yang serentak diselenggarakan di 101 kabupaten, kota, dan provinsi.
Presiden menilai biasa saja jika suhu politik terkesan hangat terkait digelarnya pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di 101 kabupaten, kota, dan provinsi di tanah air. Menurutnya, hal ini karena dinamikanya pasti lebih tinggi dibanding keadaan normal biasa.
“Biasa, itu biasa. Sehingga ini juga sebetulnya juga dinamika biasa,” katanya.
Menurut Presiden, memang dalam dinamika Pilkada itu ada yang menunggangi untuk kepentingan-kepentingan yang lain, ada yang ya aktor-aktor politik yang memanfaatkan situasi. Namun menurut Presiden hal itu biasa saja.
“Sebetulnya biasa buat saya seperti itu biasa saja,” tegasnya.
Yang paling penting, menurut Presiden, jangan merugikan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), jangan melemahkan Bhinneka Tunggal Ika, jangan apalagi merongrong Pancasila.
“Prinsipnya itu saja,” ujarnya.
Ia menegaskan, bahwa menang dan kalah dalam Pilkada itu adalah sesuatu yang biasa. “Yang paling penting, antar kandidat itu harus saling menghormati, saling menghargai karena apapun kita ini adalah bersaudara,” tuturnya.
Pada kesempatan itu, Presiden RI kelima Megawati Soekarnoputri mengulang permintaannya kepada media dan pers agar jangan ikut memanas-manasi terkait pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang akan dilaksanakan secara serentak di 101 kabupaten, kota, provinsi di tanah air, tidak hanya DKI Jakarta.
“Justru ikut menyejukkan, karena kasihan nanti yang menderita itu rakyat lho. Jadi bukannya kalian, tapi rakyat yang bawah yang tidak mengerti apa-apa yang disuruh mengikut,” kata Megawati Soekarnoputri dalam keterangan pers bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) usai keduanya bertemu di Istana Merdeka, Jakarta, Senin siang, 2 November 2016.
Megawati menunjuk contoh pada aksi unjuk rasa massa yang terjadi pada 4 November lalu. Menurutnya, banyak sekali mereka yang sebenarnya tidak mengerti untuk ikut dalam aksi unjuk rasa yang sejak awal damai, tetapi di ujungnya terlihat ada upaya untuk jadi tidak baik.
“Saya juga meminta, menginginkan kepada Presiden supaya kita nanti akan ada pertemuan antar ketua umum-ketua umum,” kata Megawati seraya menunjuk contoh pertemuannya dengan Ketua Umum (Ketum) DPP Partai Golkar Setya Novanto, di kediamannya Teuku Umar, Jakarta, Minggu, 20 November 2016.
Menurut Megawati, dalam beberapa hari ini dirinya juga akan bertemu dengan beberapa partai yang juga mendukung Presiden Jokowi.
“Itulah permintaan saya pada beliau, saya minta izin supaya bisa saya berkomunikasi lagi. Karena kan KIH (Koalisi Indonesia Hebat) sudah tidak ada dan dari KMP (Koalisi Merah Putih) sendiri juga sudah dua partai yang masuk ke dalam pemerintahan,” sambungnya.
Dalam kesempatan itu Megawati juga mengemukakan, jika partai-partai pendukung pemerintah seperti PAN, PPP, dan PKB yang dewasa ini memiliki calon yang berbeda dengan Partai PDI Perjuangan atau Partai Golkar dan lain-lain sebaiknya kalau sudah bersatu di dalam sebuah penguatan pemerintahan, seharus juga di dalam Pilkada bisa bersama-sama.
“Tapi itu adalah hak partai untuk menentukan hal-hal seperti itu,” tukasnya. (ml/setkab.go.id)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »