BENTENGSUMBAR.COM - Gempa besar yang terjadi Rabu pukul 05.03 WIB berpusat di darat pada koordinat 5,19 LU dan 96,38 BT, dengan magnitudo 6,4 SR pada kedalaman 10 km, berjarak 35,8 km barat Kota Bireuen dan 51,1 km tenggara Kota Sigli, Aceh membuat panik masyarakat. Kepanikan juga terjadi pada warga binaan di Lapas Benteng.
"Termasuk di Lapas Benteng, Sigli dimana tahanan sempat rusuh dan sudah dapat di kendalikan. Kondisi Lapas sebagian rusak akibat lemparan batu dari (napi) di dalam lapas," kata Karo Penmas Polri Kombes Rikwanto di Mabes Polri Rabu, 7 Desember 2016.
Besar kemungkinan para napi itu panik gempa memicu tsunami sementara mereka tak bisa lari ke dataran tinggi karena mereka dikurung. Beruntung aparat Polres dan TNI setempat mampu mengendalikan napi sehingga tidak ada napi lepas.
"Di Pidie swalayan summar mark mengalami runtuh pada bagian kanopi bagian depan dan korban jiwa nihil. Di Pidie Jaya tiga unit toko runtuh di Gampung sokon baroh. Korban jiwa di duga pasangan suami istri yang masih tertimbun toko," lanjutnya.
Di Kecamatan Trenggading, Pidie Jaya, tiga unit toko runtuh dan korban jiwa blm terdeteksi. Di Kecamatan Meurah dua 6 unit toko runtuh, pagar kantor camat rusak , dan jalan umum terbelah dan korban jiwa belum terdeteksi.
Di Kecamatan Mereudu 40 unit toko rusak berat dan korban jiwa belum terdeteksi. Sedangkan di kecamatan bandar dua empat unit toko rusak, satu unit Mushola rusak, dan korban jiwa belum terdeteksi.
"Langkah kita, 1. Melakukan pertolongan dan evakuasi korban luka ringan. 2. Melakukan koordinasi dengan unsur Forkopinda Pidie dan Pidie Jaya. 3. Mendatakan korban jiwa," sambungnya.
Polisi juga akan melakukan pendataan jumlah korban jiwa meninggal dunia dan luka berat, meminta bantuan pasukan Brimob untuk evakuasi korban jiwa, membangun Posko, dan membangun tenda tambah di RS Sigli.
Napi Kembali Masuk Lapas
Sekitar 180 narapidana telah melaporkan diri ke Lembaga Pemasyarakatan Sigli di Kelurahan Benteng, Kecamatan Kota Sigli, Nanggroe Aceh Darussalam, baru-baru ini. Mereka termasuk dari 220 napi yang dilepaskan pihak LP Sigli saat gelombang Tsunami menghantam Aceh, 26 Desember silam. Mereka terpaksa dilepaskan agar dapat menyelamatkan diri dari amukan Tsunami.
Sebanyak 133 napi di antaranya kemudian dipindahkan ke cabang rumah tahanan kota Bakti di Lamno, Kabupaten Pidie. Sementara 43 napi tetap berada di LP Sigli. Nantinya, mereka dilibatkan untuk membersihkan LP dan rumah dinas sipir.
Menurut data LP Sigli, dari 220 tahanan di LP Sigli, 160 napi di antaranya adalah tahanan kasus makar dengan hukuman tertinggi dua tahun 10 bulan. Sedangkan 62 napi lainnya terlibat kasus pidana dan kriminal lainnya dengan hukuman tertinggi tiga tahun.
Kondisi LP Sigli pasca-Tsunami tak jauh berbeda dengan bangunan lainnya di Aceh. Bangunan LP Sigli turut hancur diterjang gelombang Tsunami. Korban di LP Sigli tercatat empat orang tewas, satu di antaranya pegawai LP.
Sementara itu di Kota Meulaboh, bantuan bagi korban gempa bumi dan Tsunami terus berdatangan. Bantuan berupa bahan makanan, pakaian, dan obat-obatan seberat 40 ton itu sempat terhambat karena KRI Teluk Parigi milik TNI Angkatan Laut tak bisa merapat ke pelabuhan. Untuk memperlancar proses distribusi, awak kapal meminta bantuan para nelayan di sekitar pelabuhan. Dengan kapal yang masih selamat dari gempuran gelombang Tsunami, bantuan itu dibawa ke darat.
Meski bantuan mulai mengalir lancar ke kota terparah dilanda bencana ini, para korban masih memerlukan bantuan pakaian dan obat-obatan. Sebab, hampir seluruh korban bencana hanya memakai pakaian yang menempel di badan. Harta benda mereka yang lain ikut luluh lantak diterjang Tsunami.
Hingga kini, sudah 30 KRI TNI AL dikerahkan mendistribusikan bantuan. Bahkan, khusus untuk Kabupaten Meulaboh, Calang, dan Nias, tercatat sekitar 400 ton bantuan setiap harinya. (ml/beritasatu.com/liputan6.com)
"Termasuk di Lapas Benteng, Sigli dimana tahanan sempat rusuh dan sudah dapat di kendalikan. Kondisi Lapas sebagian rusak akibat lemparan batu dari (napi) di dalam lapas," kata Karo Penmas Polri Kombes Rikwanto di Mabes Polri Rabu, 7 Desember 2016.
Besar kemungkinan para napi itu panik gempa memicu tsunami sementara mereka tak bisa lari ke dataran tinggi karena mereka dikurung. Beruntung aparat Polres dan TNI setempat mampu mengendalikan napi sehingga tidak ada napi lepas.
"Di Pidie swalayan summar mark mengalami runtuh pada bagian kanopi bagian depan dan korban jiwa nihil. Di Pidie Jaya tiga unit toko runtuh di Gampung sokon baroh. Korban jiwa di duga pasangan suami istri yang masih tertimbun toko," lanjutnya.
Di Kecamatan Trenggading, Pidie Jaya, tiga unit toko runtuh dan korban jiwa blm terdeteksi. Di Kecamatan Meurah dua 6 unit toko runtuh, pagar kantor camat rusak , dan jalan umum terbelah dan korban jiwa belum terdeteksi.
Di Kecamatan Mereudu 40 unit toko rusak berat dan korban jiwa belum terdeteksi. Sedangkan di kecamatan bandar dua empat unit toko rusak, satu unit Mushola rusak, dan korban jiwa belum terdeteksi.
"Langkah kita, 1. Melakukan pertolongan dan evakuasi korban luka ringan. 2. Melakukan koordinasi dengan unsur Forkopinda Pidie dan Pidie Jaya. 3. Mendatakan korban jiwa," sambungnya.
Polisi juga akan melakukan pendataan jumlah korban jiwa meninggal dunia dan luka berat, meminta bantuan pasukan Brimob untuk evakuasi korban jiwa, membangun Posko, dan membangun tenda tambah di RS Sigli.
Napi Kembali Masuk Lapas
Sekitar 180 narapidana telah melaporkan diri ke Lembaga Pemasyarakatan Sigli di Kelurahan Benteng, Kecamatan Kota Sigli, Nanggroe Aceh Darussalam, baru-baru ini. Mereka termasuk dari 220 napi yang dilepaskan pihak LP Sigli saat gelombang Tsunami menghantam Aceh, 26 Desember silam. Mereka terpaksa dilepaskan agar dapat menyelamatkan diri dari amukan Tsunami.
Sebanyak 133 napi di antaranya kemudian dipindahkan ke cabang rumah tahanan kota Bakti di Lamno, Kabupaten Pidie. Sementara 43 napi tetap berada di LP Sigli. Nantinya, mereka dilibatkan untuk membersihkan LP dan rumah dinas sipir.
Menurut data LP Sigli, dari 220 tahanan di LP Sigli, 160 napi di antaranya adalah tahanan kasus makar dengan hukuman tertinggi dua tahun 10 bulan. Sedangkan 62 napi lainnya terlibat kasus pidana dan kriminal lainnya dengan hukuman tertinggi tiga tahun.
Kondisi LP Sigli pasca-Tsunami tak jauh berbeda dengan bangunan lainnya di Aceh. Bangunan LP Sigli turut hancur diterjang gelombang Tsunami. Korban di LP Sigli tercatat empat orang tewas, satu di antaranya pegawai LP.
Sementara itu di Kota Meulaboh, bantuan bagi korban gempa bumi dan Tsunami terus berdatangan. Bantuan berupa bahan makanan, pakaian, dan obat-obatan seberat 40 ton itu sempat terhambat karena KRI Teluk Parigi milik TNI Angkatan Laut tak bisa merapat ke pelabuhan. Untuk memperlancar proses distribusi, awak kapal meminta bantuan para nelayan di sekitar pelabuhan. Dengan kapal yang masih selamat dari gempuran gelombang Tsunami, bantuan itu dibawa ke darat.
Meski bantuan mulai mengalir lancar ke kota terparah dilanda bencana ini, para korban masih memerlukan bantuan pakaian dan obat-obatan. Sebab, hampir seluruh korban bencana hanya memakai pakaian yang menempel di badan. Harta benda mereka yang lain ikut luluh lantak diterjang Tsunami.
Hingga kini, sudah 30 KRI TNI AL dikerahkan mendistribusikan bantuan. Bahkan, khusus untuk Kabupaten Meulaboh, Calang, dan Nias, tercatat sekitar 400 ton bantuan setiap harinya. (ml/beritasatu.com/liputan6.com)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »