Gubernur Sumbar Tanggapi Isu "Kontroversi" Tentang Uang Rupiah Baru

Gubernur Sumbar Tanggapi Isu "Kontroversi" Tentang Uang Rupiah Baru
BENTENGSUMBAR.COM - Kontroversi tentang uang rupiah baru ditanggapi berbagai kalangan. Kontroversi itu tak hanya terkait dengan logo, namun juga gambar pahlawan nasional yang diributkan oleh sebagian kalangan. 

Gubernur Provinsi Sumatera Barat Irwan Prayitno ikut menanggapi soal "kontroversi" uang rupiah baru tersebut. Sebagaimana dimuat di halaman facebooknya, Selasa, 24 Januari 2017, Irwan meminta masyarakat tidak ragu tentang pemakaian uang rupiah baru yang resmi dikeluarkan Bank Indonesia. 

"Sebelum memulai rapat Tim Pemantauan dan Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sumbar di Kantor BI Perwakilan Sumbar, saya sebagai kepala daerah menukar uang baru yang dicetak akhir tahun 2016 untuk dicoba agar masyarakat tidak ragu tentang pemakaian uang baru yang resmi dikeluarkan BI," ungkapnya disela-sela mengikuti high level meeting TPID Sumbar.

Ia mengatakan, mengenai isu kontroversi yang beredar di masyarakat mengenai desain uang rupiah, sebaiknya tidak perlu dikembangkan, karena akan menjadi kontraproduktif dengan upaya harmonisasi kehidupan bermasyarakat, dan tidak sedikitpun memberi dampak positif.

"Sebaiknya tidak perlu dikembangkan, karena akan menjadi kontraproduktif dengan upaya harmonisasi kehidupan bermasyarakat, dan tidak sedikitpun memberi dampak positif bagi kita," jelasnya.

Kegiatan high level meeting TPID Sumbar itu sendiri melibatkan stake holder terkait. Sesi ini untuk melakukan evaluasi program TPID 2016 dan membahas rumusan pelaksanaan program 2017.

Irwan mengatakan, berbeda dari kondisi tahun sebelumnya, inflasi sumbar tahun 2016 tercatat 4,89% (yoy) atau lebih tinggi dibandingkan nasional sebesar 3,02% (yoy), yang dominan disebabkan oleh faktor gangguan produksi akibat cuaca dan kenaikan tarif angkutan udara pada saat perayaan hari besar keagamaan.

Komoditas utama Penyumbang Inflasi Sumbar 2016 antara lain cabai merah, beras, dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 44%, 7% dan 5% dari total inflasi tahunan 4,89% (yoy).

Lesson learned untuk tahun 2017 terdpat resiko kenaikan BBM dengan besaran yang belum ditentukan. Berdasarkan historis, kenaikan BBM memiliki dampak langsung yg besar pada administered price dan memiliki dampak lanjutan yang bervariasi pada kelompok volatile food dan inflasi inti, jelasnya.

Editor: Zamri Yahya, SHI
Sumber: Fanpage IrwanPrayitnoMendengar

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »