Benarkah AHY dan Partai Pendukungnya Merapat ke Kubu Ahok-Djarot?

Benarkah AHY dan Partai Pendukungnya Merapat ke Kubu Ahok-Djarot?
BENTENGSUMBAR.COM - Wakil Ketua Advokat Cinta Tanah Air Ali Lubis menduga keempat partai pendukung pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviani Murni akan merapat mendukung pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat di putaran kedua Pemilihan gubernur DKI Jakarta.

Empat partai tersebut yaitu Partai Persatuan Pembangunan, Partai Amanat Nasional, Partai Keadilan Bangsa, dan Partai Demokrat. Itu setelah Agus-Sylvi yang didukungnya kalah di putaran pertama pemilihan gubernur DKI.

"Kalau berbicara soal partai ada kemungkinan mereka bergabung. Tapi, kalau soal kemasyarakatan itu belum tentu. Artinya, partai itu keputusan internal, tidak secara masyarakat," kata Ali di Posko ACTA, Jalan Imam Bonjol 44, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 16 Februari 2017.

Namun, Ali enggan berbicara lebih lanjut terkait masalah tersebut. Sebab, posisi ACTA bukanlah orang-orang politik.

"Kalau lebih lanjutnya saya tidak bisa menjawab, tanyakan ke yang lebih paham. Kalau politik agak susah, karena saya bukan orang politik," ujarnya.

Lebih lanjut Ali menerangkan bahwa ACTA bersikap netral dan tidak mendukung salah satu pasangan calon. Meski pihaknya bakal menyerukan kepada para pendukung Agus-Sylvi untuk memberikan dukungan kepada Anies-Sandi.

"Dari kita ini sikapnya lebih menyerukan saja, agar dapat gubernur baru. Kemarin yang kalah akan kami serukan agar tak pilih Ahok. Kami bersikap netral, ACTA tidak akan mendukung salah satu Paslon," tambahnya.

Mendapat Tawaran Dari Kubu Anies-Sandi

Namun sebelumnya, Ketua DPD PD DKI Nachrowi Ramli menyebut baru kubu Anies saja yang memberi tawaran koalisi, sementara kubu Basuki T Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat belum memberi tawaran. Ia menyatakan PD masih ingin berembuk sekaligus juga berkonsolidasi dengan PKB, PAN, dan PPP yang merupakan pengusung Agus-Sylvi.

"Baru pasangan nomor tiga. Kita lihat lagi visi misinya kalau memang sejalan. Dua-duanya kita pelajari," ungkap Nachrowi di Wisma Proklamasi, Jakarta Pusat, Rabu malam, 15 Februari 2017. 

Pria yang akrab disapa Nara itu menegaskan bahwa hingga saat ini PD, PAN, PKB, dan PPP masih merupakan satu koalisi meski Agus-Sylvi kalah. Dia berharap agar 4 partai pengusung pasangan nomor urut satu itu tetap satu suara dalam menentukan sikap soal arah koalisi ke depan. Baik jika pilihan jatuh kepada Anies, atau pun kepada Ahok.

"Sampai sekarang kita masih koalisi. Jadi 4 ini nanti akan kita ajak untuk membedah visi misi paslon no 2 dan 3. Kita ingin bersama-sama terus," ujarnya.

Lantas apakah PD bisa menjamin tiga partai itu akan ikut dengan pilihannya nanti?

"Cuma Tuhan yang tahu," jawab Nara.

Ketidakhadiran petinggi PAN, PKB, dan PPP ke posko pemenangan Agus-Sylvi usai pencoblosan sempat menjadi perhatian. Nara pun membantah adanya kabar partai-partai pengusung Agus-Sylvi tidak kompak.

"Ada yang hadir, ketum tapi nggak. Tapi tingkat DPW ada yang hadir. Baik, kita baik (hubungannya). Kan dalam organisasi kan sebagai wakil ketua kan para DPW," tutur dia.

"Saya selalu ngambil keputusan itu kan bareng. Duduk bersama. Di sekretariat juga gitu, dari 4 partai ada. Apa pun yang kita kerjakan sudah barang tentu sepakat," imbuh Nara.

Sebelumnya Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto membuka pintu bagi partai pengusung Agus-Sylvi untuk berkoalisi ke pihak Ahok-Djarot. Apalagi basis pendukung Ahok-Djarot menurutnya merupakan basis pendukung pemerintahan Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Untuk itu PDIP membuka pintu lebar-lebar bagi PKB, PAN, dan PPP untuk bergabung dengan mereka di Pilgub DKI putaran kedua nanti. Sebab seperti diketahui, tiga partai tersebut merupakan pengusung pemerintahan Jokowi-JK.

"Partai-partai yang mengusung Pak Jokowi-JK merupakan skala prioritas untuk kami ajak berdialog mempersiapkan hal tersebut. Seperti PKB, PPP, PAN. Sekalipun begitu, kita akan bersama-sama berdialog untuk itu," terang Hasto, Rabu, 15 Februari 2017.

Prediksi JK

Presiden Jusuf Kalla (JK) memprediksi bahwa pasangan yang gugur dalam putaran kedua -- jika misalnya terjadi -- akan menjadi penentu pemenang dari siapapun pasangan yang ikut di putaran kedua. Jika dilihat hitungan sementara pasangan Ahok-Djarot atau pasangan Anies-Sandi yang bersaing dan diprediksi ikut masuk dalam putaran kedua. 

Hal itu diutarakan JK karena dari pengalaman selama ini, jika Pilkada diikuti tiga pasangan calon (paslon) biasanya dalam putaran kedua, pemilih akan cenderung mengikuti arah orang yang dipilihnya. Namun jika figurnya tidak ikut kontestan lagi, maka pemilih akan condong mengikuti keinginan figur politiknya yang mengalihkan dukungan ke salah satu paslon. 

“Jadi tahap kedua tergantung suara Agus kemana,” kata JK, menjawab pertanyaan awak media di sela acara nonton bareng hasil perhitungan sementara melalui quick count sejumlah lembaga survei dari perolehan suara Pilkada serentak, di kediannya, Jl. Diponegoro, Rabu sore, 15 Februari 2017. 

Dari hasil hitungan sementara, terlihat pasang Agus-Silvi sejak awal perhitungan dimulai,  masih berada di urutan ketiga dibandingkan dua pasangan lainnya. "Kalau kita lihat seperti itu (hasil hitungan sementara), umumnya orang tidak berubah pilihan. Karena kalau pilih katakanlah Agus, ya tetap Agus (pilihannya). Kalau pilih Ahok yang nomor dua ya pilih Ahok juga, Anies juga begitu,” kata Wapres. 

Artinya, dengan perolehan suara Agus yang terbilang sekitar 18% hingga sekitar 20% (hitungan sementara) maka pemilih dari Agus itulah itu nantinya akan menentukan ke mana arah pilihannnya apakah ke pasangan Ahok-Djarot, atau ke pasangan Anies-Silvi. 

“Kita tunggu saja hasil perhitungannya,” katanya. (suara/detik/gatra)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »