Peringatan Hari Pers Nasional, Saat Masyarakat Pembaca Beralih ke Media Online

Peringatan Hari Pers Nasional, Saat Masyarakat Pembaca Beralih ke Media Online
BENTENGSUMBAR.COM - Sejumlah tokoh menghadiri rangkaian Hari Pers Nasional 2017 di Ambon, Maluku. Mereka menitipkan pesannya untuk kemajuan dunia pers di Indonesia di era arus informasi yang deras akan kabar hoax seperti saat ini.

Mereka yang hadir antara lain Menteri Sosia Khofifah Indar Parawansa, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara dan praktisi media Budiono Darsono. 

Rangkaian acara hari ini adalah konvensi nasional yang bertema "Integritas Media Nasional Dalam Lanskap Komunikasi Global: Peluang dan Tantangan" diikuti ratusan peserta dari pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) pusat, provinsi, dan kabupaten/kota serta pimpinan perusahaan pers.

Dalam kesempatan itu, Mensos mengharapkan pers mampu menjadi pengawal perdamaian serta kebhinekaan dalam bingkai persatuan dan kesatuan. Jangan sampai ada karya jurnalistik yang justru memecah belah.

"Saya berharap rekan-rekan pers bisa menghadirkan karya jurnalistik yang lebih berkualitas. Semoga karya itu menyejukkan, merukunkan, mempersatukan, dan mencerdaskan bangsa," kata Mensos seperti dikutip dari Antara, Rabu (8/2).

Menurut Khofifah, komitmen bangsa Indonesia dalam menjunjung dan menjaga kebhinekaan tengah diuji. Dalam kesempatan tersebut, Khofifah juga mengucapkan terima kasih kepada insan pers yang telah berperan aktif membantu pemerintah khususnya kementerian sosial dalam upaya mengatasi berbagai permasalahan sosial kemasyarakatan. Tidak jarang, kata dia, penjangkauan Kementerian Sosial dilakukan setelah memperoleh info dari awak media. 

Menurutnya, pers juga berkontribusi besar dalam mensosialisasikan berbagai program pengentasan kemiskinan yang digulirkan pemerintah. Kesuksesan Program Keluarga Harapan (PKH), E-Warong dan kecepatan respons tidak terlepas dari peran media, baik cetak, televisi, radio, maupun online. 

"Sinergitas seperti inilah yang harus dijaga dan ditingkatkan," katanya. 

Mensos berharap pers bisa menjadi garda depan untuk menggerakkan sikap kesetiakawanan sosial, kepedulian, dan rasa tanggung jawab sesama umat manusia.

Sementara itu, Menkominfo Rudiantara dalam sambutannya berharap, pemberitaan-pemberitaan yang dihasilkan pers dapat melahirkan suatu keindahan.

"Mudah-mudahan dunia pers memiliki dinamika yang baik, andaikan penyanyi ada partitur yang mengalun indah," kata Rudiantara.

Dalam kesempatan itu, ia memaparkan perkembangan proyek Palapa Ring. Rudiantara mengatakan bahwa proyek Palapa Ring merupakan pembangunan jaringan infrastruktur telekomunikasi serat optik yang akan menghubungkan seluruh wilayah Indonesia dalam jaringan internet.

Menkominfo menyebut pembangunan proyek itu dijadwalkan selesai pada 2018. Ketika seluruh pembangunan infrastrukturnya selesai maka masyarakat di seluruh Indonesia akan terhubung secara internet hanya melalui telepon pintar. 

Untuk itu, katanya, perlu disiapkan berbagai regulasi untuk mengatur kondisi tersebut saat seluruh jaringan infrastruktur internet tetapi juga jangan kebanyakan regulasi yang justru dapat membingungkan.

Sedangkan praktisi media Budiono Darsono dalam konvensi itu mengatakan, media massa cetak harus beralih format atau platform ke media online agar tidak mati dalam mengikuti perkembangan teknologi informasi.

Praktisi media, Budiono Darsono, mengatakan media massa cetak harus beralih format atau "platform" ke media "online" agar tidak mati dalam mengikuti perkembangan teknologi informasi.

"Media memang takkan pernah mati, platformnya saja yang berubah, dulu cetak sekarang 'online' nanti ke depan belum tahu apa lagi," katanya saat berbicara pada Konvensi Nasional Media Massa dalam rangkaian Hari Pers Nasional (HPN) 2017 di Ambon, Maluku, Rabu (8/2).

Konvensi nasional tersebut bertema "Integritas Media Nasional Dalam Lanskap Komunikasi Global: Peluang dan Tantangan" diikuti ratusan peserta dari pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) pusat, provinsi, dan kabupaten/kota serta pimpinan perusahaan pers.

Budiono Darsono yang juga pimpinan portal media "kumparan.com" mengatakan bahwa saat ini merupakan era digital dan berbagai media konvensional seperti media cetak mesti menyesuaikan format menjadi media digital.

Menurut dia, media cetak semakin menurun dan suatu saat akan mati bahkan sudah ada beberapa contoh media cetak yang sudah mati.

"Jangan pertahankan yang sudah ditinggalkan," katanya.

Terkait media "online", katanya, belum ada pemain asing yang menyediakan isi atau konten berita.

Budiono mencontohkan "content news" dari Yahoo Indonesia, begitu juga dari MSN Indonesia, kecuali mereka bermitra menampilkan berita-berita dari portal berita media nasional.

Tokoh pers Leo Batubara yang menjadi salah seorang peserta menanggapi bahwa memang ada anggapan dengan kemajuan teknologi digital saat ini media akan beralih menjadi media digital dan meninggalkan media konvensional seperti media cetak koran atau majalah.

Namun, katanya, kondisi tersebut tidak berlaku di Jepang dan koran seperti Yomiuri Shinbun masih memiliki tiras jutaan eksemplar dan tetap menjadi koran yang bisa bertahan hidup bahkan tetap maju dalam era digital ini.

"Karena pemerintah Jepang juga membuat regulasi yang mempertahankan keberadaan media cetak," kata Wakil Ketua Dewan Pers periode 207-2010 itu.

Ia berharap pemerintah mau melindungi dan mempertahankan keberadaan media cetak di Tanah Air dalam menghadapi perkembangan teknologi digital yang sangat berdampak bagi kehidupan media cetak.

"Jangan sampai menjadi 'killing ground' bagi media cetak. Andai saya penasihat Presiden Jokowi, andai ya, kan boleh berandai-andai maka saya akan menyampaikan bahwa pemerintah melindungi keberadaan semua media cetak," katanya disambut tepuk tangan ratusan peserta. (by/elshinta/kumparan)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »