BENTENGSUMBAR.COM - Menteri Luar Negeri (Menlu) Republik Islam Iran Mohammad Javad Zarif di akhir pertemuannya dengan Menlu Rusia Sergey Lavrov dan Menlu Suriah Walid Moallem di Moskow, Rusia, Jumat, 14 April 2017, menanggapi tuduhan Barat bahwa pemerintah Suriah telah menggunakan bom kimia.
“Para pemberi senjata jenis ini kepada Saddam di era perang yang dipaksakan (Irak) terhadap Iran kini menuduh Suriah menggunakan bom kimia. Mereka membekali Saddam senjata, dan Iran -sebagai satu-satunya korban senjata kimia padabeberapa dekade lalu- menyatakan bahwa peristiwa Khan Shekhpun harus diselidiki. Sayangnya, AS malah melakukan serangan ke Suriah dengan semena-mena,” ungkapnya kepada wartawan di gedung Kemlu Rusia.
Mengenai pertemuan itu sendiri dia mengatakan bahwa Iran, Suriah dan Rusia sama-sama menghendaki penyelidikan secara tuntas dan independen peristiwa dugaan serangan bom kimia yang terjadi di kota Khan Sheikhoun, provinsi Idlib, Suriah, pekan lalu.
“Masyarakat dunia tak dapat menerima tindakan-tindakan sepihak , mereka justru terusik dan mengecamnya… Serangan AS Jumat pekan lalu (terhadap pangkalan udara Shayrat milik Suriah) meunjukkan bahwa AS memang bermaksud memanfaatkan tragedi pahit Khan Sheikhoun,” kecamnya.
Dia menegaskan, “Kami menghendaki penyelidikan secara cermat persoalan kimia di lokasi kejadikan dan pangkalan udara Shayrat, karena di luar kedua ini sama sekali tidak ada alasan untuk pembuktian, dan kami juga menyambut baik persetujuan Suriah untuk penyelidikan peristiwa ini. Harus jelas bagaimana peristiwa Khan Sheikhoun bisa sampai menjatuhkan korban warga sipil dan anak-anak kecil. Iran sebagai negara yang banyak warganya telah menjadi korban senjata kimia persembahan Barat kepada Saddam sehingga ada ribuan orang yang tak dapat bernafas secara normal menginginkan kejelasan isu Khan Sheikhoun.”
Lebih lanjut dia menekan urgensi penyelesaian krisis Suriah melalui jalur politik sebagaimana telah menjadi sikap segi tiga Iran, Rusia dan Suriah, namun perang melawan terorisme juga harus dilanjutkan.
Tiga menteri luar negeri tersebut mengadakan pertemuan di Moskow menyusul terjadinya ketegangan akibat serangan rudal jelajah AS terhadap pangkalan udara al-Shayrat di provinsi Homs, Suriah. Serangan ini dilancarkan AS dengan dalih menindak pemerintah Suriah yang dituduhnya bertanggungjawab atas serangan bom kimia di Khan Sheikhoun. (li/irna)
“Para pemberi senjata jenis ini kepada Saddam di era perang yang dipaksakan (Irak) terhadap Iran kini menuduh Suriah menggunakan bom kimia. Mereka membekali Saddam senjata, dan Iran -sebagai satu-satunya korban senjata kimia padabeberapa dekade lalu- menyatakan bahwa peristiwa Khan Shekhpun harus diselidiki. Sayangnya, AS malah melakukan serangan ke Suriah dengan semena-mena,” ungkapnya kepada wartawan di gedung Kemlu Rusia.
Mengenai pertemuan itu sendiri dia mengatakan bahwa Iran, Suriah dan Rusia sama-sama menghendaki penyelidikan secara tuntas dan independen peristiwa dugaan serangan bom kimia yang terjadi di kota Khan Sheikhoun, provinsi Idlib, Suriah, pekan lalu.
“Masyarakat dunia tak dapat menerima tindakan-tindakan sepihak , mereka justru terusik dan mengecamnya… Serangan AS Jumat pekan lalu (terhadap pangkalan udara Shayrat milik Suriah) meunjukkan bahwa AS memang bermaksud memanfaatkan tragedi pahit Khan Sheikhoun,” kecamnya.
Dia menegaskan, “Kami menghendaki penyelidikan secara cermat persoalan kimia di lokasi kejadikan dan pangkalan udara Shayrat, karena di luar kedua ini sama sekali tidak ada alasan untuk pembuktian, dan kami juga menyambut baik persetujuan Suriah untuk penyelidikan peristiwa ini. Harus jelas bagaimana peristiwa Khan Sheikhoun bisa sampai menjatuhkan korban warga sipil dan anak-anak kecil. Iran sebagai negara yang banyak warganya telah menjadi korban senjata kimia persembahan Barat kepada Saddam sehingga ada ribuan orang yang tak dapat bernafas secara normal menginginkan kejelasan isu Khan Sheikhoun.”
Lebih lanjut dia menekan urgensi penyelesaian krisis Suriah melalui jalur politik sebagaimana telah menjadi sikap segi tiga Iran, Rusia dan Suriah, namun perang melawan terorisme juga harus dilanjutkan.
Tiga menteri luar negeri tersebut mengadakan pertemuan di Moskow menyusul terjadinya ketegangan akibat serangan rudal jelajah AS terhadap pangkalan udara al-Shayrat di provinsi Homs, Suriah. Serangan ini dilancarkan AS dengan dalih menindak pemerintah Suriah yang dituduhnya bertanggungjawab atas serangan bom kimia di Khan Sheikhoun. (li/irna)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »