BENTENGSUMBAR.COM - Banyak pihak yang menyakini Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta putaran kedua sarat politik uang (money politics).
Apatah lagi, Pilkada DKI tak hanya sekedar memilih Gubernur dan Wakil Gubernur, namun menjadi ajang pertarungan politik secara nasional yang melibatkan, tak hanya warga DKI, tetapi juga melibatkan anak bangsa dari berbagai penjuru Indonesia.
Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan- Sandiaga Salahuddin Uno mengungkapkan keinginannya untuk Jakarta. Yakni, ingin mengubah Ibu Kota menjadi kota yang bersatu dan memiliki kesetaraan.
"Kita melihat pilkada ini pintu gerbang," ujar Anies dalam acara talkshow di iNews TV, Jumat, 7 April 2017 lalu.
Ia pun berharap, dalam gelaran putaran kedua Pilkada DKI mengedepankan kejujuran dan jangan ada politik uang. Kedua, ada keadilan, yang artinya pemerintah, penyelenggara netral atau tidak berpihak.
Ketiga, adalah demokrasi yakni yang berhak memilih jangan dihilangkan haknya. Kemudian, yang tidak punyak hak jangan ikut memilih.
"19 April ini pilihan warga, apakah meneruskan status quo, ataukah ingin perubahan. Kita bekerja untuk memenuhi harapan perubahan warga," ujarnya.
Satgas Money Politic
Cawagub DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengatakan bahwa timsesnya sudah menyiapkan satuan tugas (satgas) anti money politics. Satgas anti money politics itu ditempatkan di berbagai wilayah di Jakarta.
"Kami sudah ada satgas money politic. Kita sudah bikin satgas anti money politic sejak putaran pertama, kami sudah bikin itu. Untuk menjaga di masing-masing wilayah. Kalau ada yang money politic, akan kita tangkap dan akan kita laporkan," kata Djarot, sebagaimana dikutip dari detikcom, Jakarta Selatan, Senin, 10 April 2017.
"Dari parpol dan relawan ada (satgas anti money politic). Kami sudah bikin sejak putaran pertama," lanjutnya.
Pria berkumis itu mengatakan pembentukan satgas anti money politic dibuat untuk menjaga situasi di Jakarta selama Pilgub. Apalagi, ujar Djarot, dia dan Ahok berkomitemn untuk menciptakan Pilkada yang sejuk, damai, jujur, adil.
"Sekarang beginilah dalam keadaan seperti ini, kita berkomitmen menciptakan Pilkada yang sejuk, damai, jujur, adil, luber. Marilah kita ciptakan suasana yang bagus seperti ini, sehingga tidak ada praduga-praduga, rasa suudzon ya," tutupnya. (by/okezone/detik)
Apatah lagi, Pilkada DKI tak hanya sekedar memilih Gubernur dan Wakil Gubernur, namun menjadi ajang pertarungan politik secara nasional yang melibatkan, tak hanya warga DKI, tetapi juga melibatkan anak bangsa dari berbagai penjuru Indonesia.
Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan- Sandiaga Salahuddin Uno mengungkapkan keinginannya untuk Jakarta. Yakni, ingin mengubah Ibu Kota menjadi kota yang bersatu dan memiliki kesetaraan.
"Kita melihat pilkada ini pintu gerbang," ujar Anies dalam acara talkshow di iNews TV, Jumat, 7 April 2017 lalu.
Ia pun berharap, dalam gelaran putaran kedua Pilkada DKI mengedepankan kejujuran dan jangan ada politik uang. Kedua, ada keadilan, yang artinya pemerintah, penyelenggara netral atau tidak berpihak.
Ketiga, adalah demokrasi yakni yang berhak memilih jangan dihilangkan haknya. Kemudian, yang tidak punyak hak jangan ikut memilih.
"19 April ini pilihan warga, apakah meneruskan status quo, ataukah ingin perubahan. Kita bekerja untuk memenuhi harapan perubahan warga," ujarnya.
Satgas Money Politic
Cawagub DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengatakan bahwa timsesnya sudah menyiapkan satuan tugas (satgas) anti money politics. Satgas anti money politics itu ditempatkan di berbagai wilayah di Jakarta.
"Kami sudah ada satgas money politic. Kita sudah bikin satgas anti money politic sejak putaran pertama, kami sudah bikin itu. Untuk menjaga di masing-masing wilayah. Kalau ada yang money politic, akan kita tangkap dan akan kita laporkan," kata Djarot, sebagaimana dikutip dari detikcom, Jakarta Selatan, Senin, 10 April 2017.
"Dari parpol dan relawan ada (satgas anti money politic). Kami sudah bikin sejak putaran pertama," lanjutnya.
Pria berkumis itu mengatakan pembentukan satgas anti money politic dibuat untuk menjaga situasi di Jakarta selama Pilgub. Apalagi, ujar Djarot, dia dan Ahok berkomitemn untuk menciptakan Pilkada yang sejuk, damai, jujur, adil.
"Sekarang beginilah dalam keadaan seperti ini, kita berkomitmen menciptakan Pilkada yang sejuk, damai, jujur, adil, luber. Marilah kita ciptakan suasana yang bagus seperti ini, sehingga tidak ada praduga-praduga, rasa suudzon ya," tutupnya. (by/okezone/detik)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »