BENTENGSUMBAR.COM - Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh menghadiri pertemuan dan silaturahmi dengan para tokoh dan alim ulama se-Sumatera Utara, Sabtu, 6 Mei 2017 malam.
Dalam kesempatan itu, Surya Paloh mengingatkan pentingnya mempertahankan ideologi kebangsaan yakni Pancasila.
"Indonesia tidak boleh berubah menjadi seperti negeri-negeri lain. Kita setuju dengan perubahan zaman, kita juga menyambut kemajuan teknologi. Tapi satu yang tidak kita setujui jika Indonesia berubah (Ideologi). inilah misi besar kita," kata Surya Paloh di Asrama Haji Medan, sebagaimana diterangkan dalam siaran persnya, Minggu, 7 Mei 2017.
Seluruh masyarakat Indonesia, sambung Surya, memiliki tanggung jawab terhadap maju mundurnya perkembangan kehidupan kebangsaan di tanah air. Bukan hanya kelompok, agama atau golongan manapun.
Menurutnya, umat Islam di Indonesia sebagai umat yang rahmatan lil alamin harus mampu menjadi pencerah dan membawa kesejukan serta kasih dan sayang, tidak hanya bagi penganutnya, tetapi juga bagi umat lain di seluruh pelosok negeri.
"Semua harus dilandasi oleh solidaritas dan toleransi," ucap Surya di hadapan sekitar 1.500 tokoh dan alim ulama yang hadir.
Diingatkan Surya, Islam dimanapun tidak mengatur aturan sempit yang menolak adanya perbedaan. Dasar utama Islam adalah keikhlasan bagi seluruh penganutnya dan bisa menerima perbedaan.
"Pancasila sudah menjadi pemersatu bangsa Indonesia. Situasinya sekarang tentunya membutuhkan pengertian yang lebih jauh dari umat Islam itu sendiri," ujarnya.
Dikatakan, Indonesia merupakan negara yang paling kaya akan sumber daya alam (SDA). Namun diakui, bangsa Indonesia justru masih jauh tertinggal dengan bangsa lain yang memiliki SDA sedikit.
Hal tersebut, menurut Surya, terjadi karena dua faktor utama yakni masalah kepemimpinan dan sudah lunturnya sikap kegotongroyongan nasional.
"Pemimpin itu tidak hanya satu. Para alim ulama itu juga pemimpin. Kita semua pemimpin, mulai dari yang terkecil yaitu keluarga. Negeri ini memerlukan pemimpin-pemimpin yang baik. Kalau pemimpin yang tidak baik, susah untuk bangkit," ucap Surya.
Ketua FKUB Sumatera Utara, Ustadz Maratua Simanjuntak mengatakan, ideologi Pancasila hingga kini dan ke depannya masih relevan dijadikan pedoman hidup seluruh umat Islam dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.
"Kita tidak perlu permasalahkan masalah-masalah kecil yang muncul, terlebih dari organisasi-organisasi Islam yang transnasional. Sebaliknya, kita hormati Ormas nasional yang tahu betul kebutuhan umat Islam saat ini," ucapnya.
Hadir dalam pertemuan tersebut Ketua NU Sumut Ustadz Afifuddin Lubis, tokoh Islam Ustadz Salim Pane atau yang akrab disapa Ustadz Sampan, tokoh nasional NU Effendy Choirie atau yang akrab disapa Gus Choi, Ketua Garda Pemuda Nasdem Prananda Paloh, tokoh Muhamadiyah, perwakilan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan lain-lain.
(Buya/RMOL)
Dalam kesempatan itu, Surya Paloh mengingatkan pentingnya mempertahankan ideologi kebangsaan yakni Pancasila.
"Indonesia tidak boleh berubah menjadi seperti negeri-negeri lain. Kita setuju dengan perubahan zaman, kita juga menyambut kemajuan teknologi. Tapi satu yang tidak kita setujui jika Indonesia berubah (Ideologi). inilah misi besar kita," kata Surya Paloh di Asrama Haji Medan, sebagaimana diterangkan dalam siaran persnya, Minggu, 7 Mei 2017.
Seluruh masyarakat Indonesia, sambung Surya, memiliki tanggung jawab terhadap maju mundurnya perkembangan kehidupan kebangsaan di tanah air. Bukan hanya kelompok, agama atau golongan manapun.
Menurutnya, umat Islam di Indonesia sebagai umat yang rahmatan lil alamin harus mampu menjadi pencerah dan membawa kesejukan serta kasih dan sayang, tidak hanya bagi penganutnya, tetapi juga bagi umat lain di seluruh pelosok negeri.
"Semua harus dilandasi oleh solidaritas dan toleransi," ucap Surya di hadapan sekitar 1.500 tokoh dan alim ulama yang hadir.
Diingatkan Surya, Islam dimanapun tidak mengatur aturan sempit yang menolak adanya perbedaan. Dasar utama Islam adalah keikhlasan bagi seluruh penganutnya dan bisa menerima perbedaan.
"Pancasila sudah menjadi pemersatu bangsa Indonesia. Situasinya sekarang tentunya membutuhkan pengertian yang lebih jauh dari umat Islam itu sendiri," ujarnya.
Dikatakan, Indonesia merupakan negara yang paling kaya akan sumber daya alam (SDA). Namun diakui, bangsa Indonesia justru masih jauh tertinggal dengan bangsa lain yang memiliki SDA sedikit.
Hal tersebut, menurut Surya, terjadi karena dua faktor utama yakni masalah kepemimpinan dan sudah lunturnya sikap kegotongroyongan nasional.
"Pemimpin itu tidak hanya satu. Para alim ulama itu juga pemimpin. Kita semua pemimpin, mulai dari yang terkecil yaitu keluarga. Negeri ini memerlukan pemimpin-pemimpin yang baik. Kalau pemimpin yang tidak baik, susah untuk bangkit," ucap Surya.
Ketua FKUB Sumatera Utara, Ustadz Maratua Simanjuntak mengatakan, ideologi Pancasila hingga kini dan ke depannya masih relevan dijadikan pedoman hidup seluruh umat Islam dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.
"Kita tidak perlu permasalahkan masalah-masalah kecil yang muncul, terlebih dari organisasi-organisasi Islam yang transnasional. Sebaliknya, kita hormati Ormas nasional yang tahu betul kebutuhan umat Islam saat ini," ucapnya.
Hadir dalam pertemuan tersebut Ketua NU Sumut Ustadz Afifuddin Lubis, tokoh Islam Ustadz Salim Pane atau yang akrab disapa Ustadz Sampan, tokoh nasional NU Effendy Choirie atau yang akrab disapa Gus Choi, Ketua Garda Pemuda Nasdem Prananda Paloh, tokoh Muhamadiyah, perwakilan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan lain-lain.
(Buya/RMOL)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »