Pelaku Teror Kampung Melayu Diduga Jaringan ISIS Kelompok Islam Radikal Mujahidin Indonesia Barat

Pelaku Teror Kampung Melayu Diduga Jaringan ISIS Kelompok Islam Radikal Mujahidin Indonesia Barat
BENTENGSUMBAR.COM - Jaringan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), kelompok islam radikal Mujahidin Indonesia Barat (MIB), diduga sebagai otak ledakan di Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu malam, 24 Mei 2017. Analisa tersebut dikatakan pengamat teroris dari Universitas Indonesia, Al Chaidar.

"(Pelaku) jaringan ISIS, (kelompok) MIB," kata Chaidar, sebagaimana dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Kamis, 25 Mei 2017.

Hasil analisa Chaidar, ada tiga ciri khas kelompok tersebut dalam melancarkan aksinya. Pertama, terkait target yang akan menjadi korban ledakan. "Pertama target. ISIS selalu menargetkan polisi di Indonesia," urainya.

Kemudian, ciri kedua, Chaidar mengkoneksikan dengan insiden bom di Manchester, Inggris, Senin kemarin, 22 Mei 2017. Otoritas penegak hukum di Inggris mengidentifikasi pelaku serangan bom bunuh diri di penghujung konser Ariana Grande itu, bernama Salman Abedi.

Seorang pria simpatisan ISIS yang telah dibenarkan jaringan tersebut lewat media sosial. "Kedua, timingnya bersamaan sesudah bom Manchester," tutur Chaidar.

Lalu, ciri selanjutnya, alat peledak yang digunakan pelaku, dikategorikan hanya memiliki daya ledak rendah. Mirip dengan serangan bom di Taman Pandawa, Cicendo, Bandung, 27 Februari lalu. Diduga dilakukan oleh kelompok sel dari jaringan teroris yang digerakkan Bahrun Naim.

"Ketiga, bom (yang digunakan) daya ledak rendah). Contoh, serangan bom panci yang dampaknya tidak besar dan dilakukan orang yang tidak terlatih," papar Chaidar.

Chaidar mengatakan, dampak serangan jaringan MIB hanya ingin membuat efek teror di tengah masyarakat. Mereka memanfaatkan waktu dan momentum untuk terus melakukan teror. Teknisnya, merancang serangan yang simpel, seperti bom panci, dan gampang dibuat. Artinya, dampak serangan yang tidak besar, tapi bisa dilakukan siapa saja.

Jumlah simpatisan kelompok radikal Islam MIB diperkirakan mencapai 200 ribu orang dan tersebar di seluruh Indonesia. Bahkan mereka mempunyai agenda untuk melakukan teror setiap enam bulan sekali.

"Mereka punya agenda rutin sebenarnya. Sebab, didoktrin kalau tidak melakukan teror akan menjadi kafir dan murtad," ungkap Chaidar beberapa waktu lalu.

(by/rmol)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »