Kecewa, Sejumlah Ormas Datangi Camat Kuranji Minta Klarifikasi Soal Tanah Fasum

Kecewa, Sejumlah Ormas Datangi Camat Kuranji Minta Klarifikasi Soal Tanah Fasum
BENTENGSUMBAR.COM - Sejumlah ormas mendatangi kantor Camat Kuranji, Senin, 19 Juni 2017. Mereka berniat meminta klarifikasi Camat Kuranji Rachmadeny Dewi Putri terkait penggunaan tanah fasilitas umum (fasum) di Kampung Kalawi, tepatnya dibelakang Cahaya Mulia. 

Ormas-ormas yang mendatangi kantor Camat Kuranji tersebut adalah Forum Komunikasi Anak Nagari (FKAN) Pauh IX, LPM Kecamatan Kuranji, Pemuda ARUS Kampung Kalawi, Bundo Kanduang, dan Karang Taruna. Ironisnya, kedatangan mereka tak berhasil menemui Camat Kuranji, Rachmadeny Dewi Putri karena sedang tidak berada di tempat. 

"Ketika kami tiba di kantor camat, kami tidak berhasil menemui Buk Camat. Dia sudah tidak berada di tempat. Hanya SK4 yang menyambut kami," ujar Indra Mairizal, Wakil Ketua DPC LPM Kecamatan Kuranji, didampingi Sekretaris Martias Sarjani kepada media ini. 

Padahal, ungkap Indra Mairizal, kedatangan mereka tidak ada maksud mendemo camat, tapi hanya sekedar meminta klarifikasi terkait pemanfaatan tanah fasum di Kampung Kalawi. Pada awalnya, tanah fasum tersebut diperuntukkan sebagai pengganti lokasi kantor Pemuda ARUS yang terkena pelebaran Alai-Bypass. 

"Namun, tahu-tahunya sekerang camat membawa surat walikota dan menyatakan tanah fasum itu sebagai tanah pengganti tanah warga yang terkena dampak pelebaran jalur dua Bypass. Bahkan di lokasi tanah fasum itu sudah didatangkan material bangunan," cakap Indra Mairizal. 

Parahnya, kata Indra Mairizal, keputusan penggunaan tanah fasum sebagai pengganti tanah warga yang terkena dampak pelebaran jalan Bypass tanpa melalui sosialisasi dengan pemuda dan warga setempat. Padahal, pemuda merencanakan di atas tanah itu akan dibangun TPA dan PAUD.

"Kami ingin membangun di atas tanah itu TPA dan PAUD, karena kantor pemuda ARUS dijadikan dua tingkat. Makanya, tanah fasum itu tidak dibangun kantor pemuda, tapi direncanakan TPA dan PAUD," tegasnya. 

Untuk itu, pemuda pun telah menyurati Pemerintah Kota Padang untuk penggunaan tanah fasum tersebut, tetapi sampai saat ini tidak mendapat jawaban. Tahu-tahunya, keluar saja surat dari walikota yang menyatakan tanah itu sebagai pengganti tanah warga yang terkena dampak pembangunan jalan Bypass.

"Selain itu, kedatangan kami ke kantor camat juga sebagai buntut kekecewaan kami kepada camat selama ini. Kami kecewa dengan gaya kepemimpinan camat yang kami nilai tidak mengayomi," tutur Indra Mairizal. 

(by)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »