Duterte Sebut Dirinya Dianggap Jahat karena Operasi Antinarkoba

Duterte Sebut Dirinya Dianggap Jahat karena Operasi Antinarkoba
BENTENGSUMBAR. COM - Presiden Filipina, Rodrigo Duterte membela kampanyenya memerangi narkoba yang telah menewaskan ribuan orang. Di depan anggota asosiasi pengacara Asia Tenggara, Duterte mengatakan dirinya dianggap jahat oleh sejumlah pihak.

Seperti dilansir Reuters, Kamis, 26 Oktober 2017, Duterte juga membantah tudingan yang menyebut pemerintahannya mendalangi pembunuhan para pengedar dan pengguna narkoba.

Operasi memerangi narkoba yang dicanangkan Duterte sejak menjabat tahun lalu, memicu kritikan internasional karena dianggap melanggar HAM. Polling terbaru yang digelar secara domestik menunjukkan meningkatnya sikap skeptis masyarakat terhadap operasi antinarkoba yang telah menewaskan ribuan orang di Filipina itu.

"Saya tahu bahwa saya telah dianggap jahat," ucap Duterte, sambil menyebut nama Tuhan dan menyinggung sumpah yang diambilnya saat masih aktif menjadi pengacara sebagai jaminan pernyataannya.

"Label ekstra yudisial yang diberikan untuk saya jelas tidak benar," imbuhnya. Duterte berbicara di depan anggota Asosiasi Hukum ASEAN yang menghadiri sebuah forum di Manila.

Duterte berbicara selama satu jam lebih dalam forum itu. Dia membela kebijakannya dan menjelaskan mengapa kebanyakan orang-orang yang tewas dari operasi memerangi narkoba berasal dari kalangan warga miskin. Dia menjelaskan bagaimana jenis narkoba yang berbeda-beda, termasuk methamphetamine atau sabu yang sangat membuat kecanduan, bisa memicu perilaku agresif dari para penggunanya.

"Saya tidak menyangkal bahwa ada orang-orang yang tewas dalam operasi itu. Tapi mengapa mereka tewas? Karena seorang pengguna sabu, seorang letnan sindikat sabu, selalu memiliki senjata dan ini menjadi pengalaman saya ketika saya menjadi Wali Kota (Davao). Mereka selalu melawan," ujarnya.

Selama 22 tahun menjabat Wali Kota Davao, Duterte memperkirakan ada 600 tersangka narkoba yang tewas dalam operasi pemberantasan yang dilakukan kepolisian setempat.

Operasi antinarkoba Duterte semakin memicu kritikan setelah kematian seorang pelajar berumur 17 tahun pada 16 Agustus lalu, yang termasuk di antara 90 orang yang tewas dalam penggerebekan kepolisian selama kurang dari sepekan.

Polling terbaru menunjukkan semakin sedikit warga Filipina yang mempercayai bahwa orang-orang yang tewas dalam operasi antinarkoba memang mereka yang melakukan perlawanan.

"Ketika saya bilang, 'Saya akan membunuh Anda jika Anda menghancurkan negara saya' dan 'Saya akan membunuh Anda jika Anda menghancurkan generasi muda di negara saya', saya meminta semua orang untuk mencari kesalahan dalam dua pernyataan itu," ucap Duterte kepada hadirin.

(bs/detik.com)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »