Nasrul Abit Sebut Budaya Menghasut Saat Ini Jadi Mata Pencaharian

Nasrul Abit Sebut Budaya Menghasut Saat Ini Jadi Mata Pencaharian
BENTENGSUMBAR. COM - Wakil Gubernur Provinsi Sumatera Barat, Nasrul Abit membuka acara Singkronisasi Program /Kegiatan  Urusan Kebudayaan Tahun 2018-2021, Roky Hotel,  Kamis, 2 November 2017 malam. 

Hadir dalam kesempatan itu Kadis Kebudayaan Taufik Effendi, Sekretaris Disbud Sumarni, Nara Sumber, Kabag Kebudayaan, Bappeda Kabupaten dan Kota. 

Pada kesempatan itu, ia mengatakan, Prilaku etika diri juga merupakan bagian dari kebudayaan terhadap pergaulan, termasuk tampilan dan kesopan satunan masyarakat. 

"Sumatera Barat dengan disebut sebagai Minangkabau memiliki filosofi adat basandi syarak,  syarak basandi kitabullah (ABS-SBK) menganut agama Islam dengan sumber tata krama kita Al Qur'an dengan sistem matrelinial garis keturunan ibu, satu-satunya di Indonesia," ujarnya. 

Menurut Nasrul Abit, budaya malu yang seharusnya menjadi filter budi, namun saat ini budaya provokator (menghasut) justru saat ini menjadi mata pencaharian.  

"Karena itu program dan kegiatan kebudayaan perlu menjadi perhatian kita bersama bagaimana generasi muda kita dapat melestarikan karakter budaya minang sesungguhnya yang sarat dengan budaya malu, religi dan beretika santun dapat lestari dari generasi ke generasi tantangan globalisasi saat ini," harap Nasrul Abit.  

Mengingat pentingnya urusan bidang kebudayaan, kata Nasrul Abit, sebagai upaya menjaga karakter moral bangsa, setiap dinas urusan kebudayaan melakukan singkronisasi program /kegiatan sesuai kewenangan kabupaten /kota dan apa-apa pula yang menjadi kewenangan pemerintah provinsi yang bersifat koordinasi.  

Dalam konsep perencanaan program/kegiatan diharapkan bidang kebudayaan berpikir 10 langkah, kegigihan akan meraih hasil program yang amat dibutuhkan dalam memberikan pengabdian dan dedikasi kerja setiap aparatur guna memajukan pembangunan kebudayaan, tegas Nasrul Abit.  

Kepala Dinas Kebudayaan Taufik Effendi mengatakan, kegiatan singkronisasi dilakukan untuk menyamakan persepsi antara kabupaten dan kota dalam membuat MOU kesepatakatan, sehingaa kegiatan urasan kebudayaan dapat menjadi sesuatu yang terukur, sesuai target dan sasaran yang diharapkan.

"Ini juga akan kita singkronisasikan dengam urusan kebudayaan pemeringah pusat,  untuk mendukung dan program dan kegiatan daerah yang mengacu sebagai potensi Kebudayaan secara nasional, sesuai aturan yang berlaku," ujarnya.

"Kita berharap nilai-nilai kebudayaan ini menjadi pondasi karakter bangsa dalam memajukan dan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia," tambahnya. 

(zardi)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »