BENTENGSUMBAR. COM - Ketum PPP Romahurmuziy (Rommy) mengajak Ketum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) bergabung ke koalisi Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2019. Rommy menyebut Cak Imin mengatakan suara PKB bisa turun jika mengusung Jokowi.
"Atas ajakan itu, dia jawab 'dukung Jokowi bikin suara PKB malah turun'. Saya jawab 'kalau menurut sejumlah survei, bukan hanya PKB, coat tail effect-nya memang hanya ke PDIP saja, bahkan ke partai nasionalis, seperti Partai Golkar dan NasDem, juga tidak. Tapi kalau toh akhirnya Agustus '18 PKB ke Jokowi juga, kan harus dicari cara bagaimana agar tidak turun," ujar Rommy kepada detikcom, Rabu, 20 Juni 2018.
Mendengar penjelasan Cak Imin, Rommy lantas menyinggung Gatot Nurmantyo dalam pembicaraan. Nama Gatot disinggung Rommy terkait peluang menjadi capres Cak Imin. Rommy ingin Cak Imin segera memastikan sikap berkoalisi di pilpres.
"Kemudian saya tanya dia, kalau memang tidak ke Jokowi, emangnya ada peluang Gatot-Imin? Dia bilang belum jelas. Saya tanya sudah jumpa belum. Dijawab lagi belum. Terus saya tutup 'ya sudah kalau emang nanti ada arah ke sana saya dikabari'. Kabar itu penting untuk memastikan rembukan final koalisi Jokowi berisikan partai mana sehingga kita bisa mulai rundingan soal cawapres dan lain-lainnya," kata Rommy.
Rommy punya alasan mengajak PKB merapat ke koalisi Jokowi karena memiliki 4 menteri di pemerintah dan sudah mengusung Jokowi di Pilpres 2014.
"Mengapa saya ajak PKB untuk pastikan dukungan lebih awal? Karena saya berpandangan, PKB per 2014 kan sudah menjadi pengusung dan hari ini juga punya 4 menteri di kabinet. Sehingga secara kimiawi ia lebih nyambung ke Pak Jokowi ketimbang PAN dan PD," terang Rommy.
Sebelumnya, PKB membantah apabila dikatakan pertemuan Cak Imin-Rommy membahas arah dukungan untuk Jokowi di pilpres. PKB mengatakan pertemuan itu hanya menyinggung soal Gatot.
"Yang saya paham, Rommy saat itu tidak membahas agar PKB mendukung Jokowi. Yang dibahas seperti yang di tweet Cak Imin," ujar Wasekjen PKB Daniel Johan kepada detikcom, Selasa, 19 Juni 2018.
(Sumber: detik.com)
"Atas ajakan itu, dia jawab 'dukung Jokowi bikin suara PKB malah turun'. Saya jawab 'kalau menurut sejumlah survei, bukan hanya PKB, coat tail effect-nya memang hanya ke PDIP saja, bahkan ke partai nasionalis, seperti Partai Golkar dan NasDem, juga tidak. Tapi kalau toh akhirnya Agustus '18 PKB ke Jokowi juga, kan harus dicari cara bagaimana agar tidak turun," ujar Rommy kepada detikcom, Rabu, 20 Juni 2018.
Mendengar penjelasan Cak Imin, Rommy lantas menyinggung Gatot Nurmantyo dalam pembicaraan. Nama Gatot disinggung Rommy terkait peluang menjadi capres Cak Imin. Rommy ingin Cak Imin segera memastikan sikap berkoalisi di pilpres.
"Kemudian saya tanya dia, kalau memang tidak ke Jokowi, emangnya ada peluang Gatot-Imin? Dia bilang belum jelas. Saya tanya sudah jumpa belum. Dijawab lagi belum. Terus saya tutup 'ya sudah kalau emang nanti ada arah ke sana saya dikabari'. Kabar itu penting untuk memastikan rembukan final koalisi Jokowi berisikan partai mana sehingga kita bisa mulai rundingan soal cawapres dan lain-lainnya," kata Rommy.
Rommy punya alasan mengajak PKB merapat ke koalisi Jokowi karena memiliki 4 menteri di pemerintah dan sudah mengusung Jokowi di Pilpres 2014.
"Mengapa saya ajak PKB untuk pastikan dukungan lebih awal? Karena saya berpandangan, PKB per 2014 kan sudah menjadi pengusung dan hari ini juga punya 4 menteri di kabinet. Sehingga secara kimiawi ia lebih nyambung ke Pak Jokowi ketimbang PAN dan PD," terang Rommy.
Sebelumnya, PKB membantah apabila dikatakan pertemuan Cak Imin-Rommy membahas arah dukungan untuk Jokowi di pilpres. PKB mengatakan pertemuan itu hanya menyinggung soal Gatot.
"Yang saya paham, Rommy saat itu tidak membahas agar PKB mendukung Jokowi. Yang dibahas seperti yang di tweet Cak Imin," ujar Wasekjen PKB Daniel Johan kepada detikcom, Selasa, 19 Juni 2018.
(Sumber: detik.com)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »