BENTENGSUMBAR. COM - Ketua Umum Partai Berkarya Hutomo Mandala Putra (Tommy Soeharto) menuding korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) makin parah hingga kini. Partai Gerindra menyebut KKN di zaman Orde Baru sangat luar biasa.
"Bicara reformasi, sebagai aktivis yang menyuarakan reformasi di tahun 1998, tentu reformasi harusnya jauh lebih baik dari Orba. Memang ada yang baik-baik di zaman Orba tapi juga banyak yang kurang baik di zaman Orba," kata politikus Gerindra Andre Rosiade, Minggu, 22 Juli 2018.
"Bicara KKN, kita tahu di zaman Orba juga luar biasa. Dulu penegak hukum lemah terhadap kekuasaan, tapi sekarang KPK berani melakukan penegakan hukum meski berhadapan dengan penguasa," imbuh anggota Badan Komunikasi DPP Gerindra itu.
Tommy, dalam pernyataannya kepada awak media di Bogor hari ini, juga menyebut utang luar negeri pemerintah saat ini semakin besar. Bagi Andre, utang luar negeri zaman Orba membuat Indonesia kacau balau dari sisi ekonomi.
"Bicara utang luar negeri, kita tahu bagaimana zaman Orba utang luar negeri menghancurkan ekonomi bangsa yang berujung krisis moneter," ucapnya.
Andre meminta Tommy dan semua pihak meninggalkan sisi negatif zaman Orba dan mengambil yang positif. Andre menyebut, agenda reformasi harus terus dijalankan.
"Intinya mari kita ambil yang baik dan tinggalkan yang kurang baik. Seperti, bagaimana rezim Orba terindikasi bermain mata dengan konglomerat yang menjadikan negara krisis di 1998. Kita tahu bagaimana otoriternya Orba terhadap masyarakat yang kritis. Intinya, mari kita terus melaksanakan agenda-agenda reformasi," sebutnya.
Ngaca Dulu
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) meminta Tommy berkaca ke era Orde Baru.
"Sebaiknya ngaca dulu ke era Orba. Lahirnya reformasi itu karena masyarakat muak, KKN merajalela dan jurang kemiskinan sangat lebar," ujar Wasekjen PPP Achmad Baidowi, Minggu, 22 Juli 2018.
Awiek, sapaan karib Baidowi, juga menyinggung utang luar negeri zaman Orde Baru atau Presiden Soeharto. Bagi Awiek, kondisi bangsa ini sudah membaik setelah reformasi.
"Utang luar negeri saat itu juga besar dan krisis moneter berkepanjangan. Alhamdulillah penanganan ekonomi di era reformasi cukup bagus sehingga tak terkena dampak krismon seperti 1997 yang melahirkan reformasi," jelas Awiek.
Tommy dalam pernyataannya kepada pers di Hotel Lorin, Sentul, Bogor, juga menyebut investasi asing sangat dimanja di era sekarang. Awiek membantah Tommy dengan menggunakan hasil temuan Komisi IX DPR RI atas isu tenaga kerja asing.
"Mengenai tudingan TKA banyak sehingga pribumi tersingkirkan itu di mana? Morowali yang selama ini diklaim menjadi sarangnya TKA, khususnya di PT IMIP, ternyata hasil dari pengawasan Komisi IX DPR menunjukkan fakta berbeda bahwa total TKA di perusahaan tersebut 2.500 orang dan pekerja lokal 28.000," ucap Awiek.
"Artinya tidak mencapai 10%. Sebaiknya baca referensi yang cukup dan lebih baik urus program partainya daripada menebar kebencian bahkan menyebar informasi sesat," sebut Awiek.
Baru Bangun Tidur
Partai NasDem menduga Tommy selama ini tidur sehingga tak tahu realitas.
"Wah, agaknya Bapak Tommy baru terjaga dari tidur panjang. Ke mana saja beliau selama Bapaknya beliau berkuasa," ujar anggota Dewan Pakar NasDem Teuku Taufiqulhadi, Minggu, 22 Juli 2018.
Taufiqulhadi meminta Tommy melihat kondisi bangsa saat Presiden Soeharto memimpin. Taufiqulhadi lalu menyinggung kebijakan ekonomi Soeharto.
"Tahukah atau tidak, bagaimana Bapaknya memulai kekuasaannnya dulu. Kalau tidak tahu, maka baca buku 'Economic with Gun'. Di sana disebutkan, Bapaknya dulu setuju dengan semua syarat agar ekonomi Indonesia bisa berintegrasi dalam ekonomi Wall Street. Kalau tidak mau, akan ada risiko kudeta atau lainnya. Itulah yang disebut Economic with Gun," sebut Taufiqulhadi.
Selain menyebut KKN makin parah, Tommy juga mengatakan investasi asing makin dimanja saat ini. Taufiqulhadi mengatakan, zaman Soehartolah yang membuat asing merajalela di Indonesia.
"Dengan berintegrasi ekonomi Indonesia dengan ekonomi Amerika, yang disepakati Bapakya, Orde Baru membunuh UU Pokok Agraria. Ketika UUPA mati suri, semua pihak asing mulai merajalela di Indonesia. Semua kondisi sekarang atas inisiatif dan atas atas karpet merah yang dibentangkan Bapaknya dari Bapak Tommy," sebut Taufiqulhadi.
Jangan Tampar Diri Sendiri
Partai Golkar meminta Tommy berkaca dan menyinggung kejatuhan Presiden Soeharto.
"Seharusnya Mas Tommy mengaca diri sendiri. Saya khawatir itu terkait dengan diri sendiri. Ada istilah begini, bermain air didulang, terpercik muka sendiri," kata Ketua DPP Golkar Ace Hasan Syadzily, Minggu, 22 Juli 2018.
"Salah satu kejatuhan Pemerintahan Orde Baru waktu kan penyebabnya karena Pak Harto disinyalir melakukan praktik KKN. Sehingga, rakyat melakukan koreksi dengan melakukan demonstrasi mahasiswa '98," imbuh Ace.
Ace lalu menyinggung beberapa kebijakan Soeharto yang disoroti rakyat. Ace lalu bicara soal bisnis keluarga Cendana.
"Salah satunya soal pemberian akses kekuasaan dan bisnis kepada lingkaran Pak Harto saat itu, termasuk soal bisnis keluarga Cendana waktu itu," ungkap Ace.
Wakil Ketua Komisi VIII DPR itu kemudian bicara tentang pemerintahan Presiden Joko Widodo. Ace bicara perbandingan keluarga Jokowi dan Soeharto.
"Beda dengan era Pak Jokowi. Anak-anak Pak Jokowi berbisnis tidak memanfaatkan posisi Bapaknya. Mereka ya berbisnis wajar-wajar saja, jualan martabak, bukan jualan mobil nasional. He...he...he...he...," sebut Ace.
Dalam pernyataannya, Tommy juga menyebut pihak asing makin di manja di era kini. Ace meminta Tommy membuka sejarah dan memahaminya.
"Soal ketergantungan terhadap pihak asing juga seharusnya Mas Tommy baca sejarah. Siapakah yang memulai utang luar negeri? Bukankah di era Pak Harto ada IGGI? Lembaga apakah itu? Belajarlah kepada sejarah. Jangan berteriak tapi justru menampar diri sendiri," tegas Ace.
(Sumber: detik.com)
"Bicara reformasi, sebagai aktivis yang menyuarakan reformasi di tahun 1998, tentu reformasi harusnya jauh lebih baik dari Orba. Memang ada yang baik-baik di zaman Orba tapi juga banyak yang kurang baik di zaman Orba," kata politikus Gerindra Andre Rosiade, Minggu, 22 Juli 2018.
"Bicara KKN, kita tahu di zaman Orba juga luar biasa. Dulu penegak hukum lemah terhadap kekuasaan, tapi sekarang KPK berani melakukan penegakan hukum meski berhadapan dengan penguasa," imbuh anggota Badan Komunikasi DPP Gerindra itu.
Tommy, dalam pernyataannya kepada awak media di Bogor hari ini, juga menyebut utang luar negeri pemerintah saat ini semakin besar. Bagi Andre, utang luar negeri zaman Orba membuat Indonesia kacau balau dari sisi ekonomi.
"Bicara utang luar negeri, kita tahu bagaimana zaman Orba utang luar negeri menghancurkan ekonomi bangsa yang berujung krisis moneter," ucapnya.
Andre meminta Tommy dan semua pihak meninggalkan sisi negatif zaman Orba dan mengambil yang positif. Andre menyebut, agenda reformasi harus terus dijalankan.
"Intinya mari kita ambil yang baik dan tinggalkan yang kurang baik. Seperti, bagaimana rezim Orba terindikasi bermain mata dengan konglomerat yang menjadikan negara krisis di 1998. Kita tahu bagaimana otoriternya Orba terhadap masyarakat yang kritis. Intinya, mari kita terus melaksanakan agenda-agenda reformasi," sebutnya.
Ngaca Dulu
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) meminta Tommy berkaca ke era Orde Baru.
"Sebaiknya ngaca dulu ke era Orba. Lahirnya reformasi itu karena masyarakat muak, KKN merajalela dan jurang kemiskinan sangat lebar," ujar Wasekjen PPP Achmad Baidowi, Minggu, 22 Juli 2018.
Awiek, sapaan karib Baidowi, juga menyinggung utang luar negeri zaman Orde Baru atau Presiden Soeharto. Bagi Awiek, kondisi bangsa ini sudah membaik setelah reformasi.
"Utang luar negeri saat itu juga besar dan krisis moneter berkepanjangan. Alhamdulillah penanganan ekonomi di era reformasi cukup bagus sehingga tak terkena dampak krismon seperti 1997 yang melahirkan reformasi," jelas Awiek.
Tommy dalam pernyataannya kepada pers di Hotel Lorin, Sentul, Bogor, juga menyebut investasi asing sangat dimanja di era sekarang. Awiek membantah Tommy dengan menggunakan hasil temuan Komisi IX DPR RI atas isu tenaga kerja asing.
"Mengenai tudingan TKA banyak sehingga pribumi tersingkirkan itu di mana? Morowali yang selama ini diklaim menjadi sarangnya TKA, khususnya di PT IMIP, ternyata hasil dari pengawasan Komisi IX DPR menunjukkan fakta berbeda bahwa total TKA di perusahaan tersebut 2.500 orang dan pekerja lokal 28.000," ucap Awiek.
"Artinya tidak mencapai 10%. Sebaiknya baca referensi yang cukup dan lebih baik urus program partainya daripada menebar kebencian bahkan menyebar informasi sesat," sebut Awiek.
Baru Bangun Tidur
Partai NasDem menduga Tommy selama ini tidur sehingga tak tahu realitas.
"Wah, agaknya Bapak Tommy baru terjaga dari tidur panjang. Ke mana saja beliau selama Bapaknya beliau berkuasa," ujar anggota Dewan Pakar NasDem Teuku Taufiqulhadi, Minggu, 22 Juli 2018.
Taufiqulhadi meminta Tommy melihat kondisi bangsa saat Presiden Soeharto memimpin. Taufiqulhadi lalu menyinggung kebijakan ekonomi Soeharto.
"Tahukah atau tidak, bagaimana Bapaknya memulai kekuasaannnya dulu. Kalau tidak tahu, maka baca buku 'Economic with Gun'. Di sana disebutkan, Bapaknya dulu setuju dengan semua syarat agar ekonomi Indonesia bisa berintegrasi dalam ekonomi Wall Street. Kalau tidak mau, akan ada risiko kudeta atau lainnya. Itulah yang disebut Economic with Gun," sebut Taufiqulhadi.
Selain menyebut KKN makin parah, Tommy juga mengatakan investasi asing makin dimanja saat ini. Taufiqulhadi mengatakan, zaman Soehartolah yang membuat asing merajalela di Indonesia.
"Dengan berintegrasi ekonomi Indonesia dengan ekonomi Amerika, yang disepakati Bapakya, Orde Baru membunuh UU Pokok Agraria. Ketika UUPA mati suri, semua pihak asing mulai merajalela di Indonesia. Semua kondisi sekarang atas inisiatif dan atas atas karpet merah yang dibentangkan Bapaknya dari Bapak Tommy," sebut Taufiqulhadi.
Jangan Tampar Diri Sendiri
Partai Golkar meminta Tommy berkaca dan menyinggung kejatuhan Presiden Soeharto.
"Seharusnya Mas Tommy mengaca diri sendiri. Saya khawatir itu terkait dengan diri sendiri. Ada istilah begini, bermain air didulang, terpercik muka sendiri," kata Ketua DPP Golkar Ace Hasan Syadzily, Minggu, 22 Juli 2018.
"Salah satu kejatuhan Pemerintahan Orde Baru waktu kan penyebabnya karena Pak Harto disinyalir melakukan praktik KKN. Sehingga, rakyat melakukan koreksi dengan melakukan demonstrasi mahasiswa '98," imbuh Ace.
Ace lalu menyinggung beberapa kebijakan Soeharto yang disoroti rakyat. Ace lalu bicara soal bisnis keluarga Cendana.
"Salah satunya soal pemberian akses kekuasaan dan bisnis kepada lingkaran Pak Harto saat itu, termasuk soal bisnis keluarga Cendana waktu itu," ungkap Ace.
Wakil Ketua Komisi VIII DPR itu kemudian bicara tentang pemerintahan Presiden Joko Widodo. Ace bicara perbandingan keluarga Jokowi dan Soeharto.
"Beda dengan era Pak Jokowi. Anak-anak Pak Jokowi berbisnis tidak memanfaatkan posisi Bapaknya. Mereka ya berbisnis wajar-wajar saja, jualan martabak, bukan jualan mobil nasional. He...he...he...he...," sebut Ace.
Dalam pernyataannya, Tommy juga menyebut pihak asing makin di manja di era kini. Ace meminta Tommy membuka sejarah dan memahaminya.
"Soal ketergantungan terhadap pihak asing juga seharusnya Mas Tommy baca sejarah. Siapakah yang memulai utang luar negeri? Bukankah di era Pak Harto ada IGGI? Lembaga apakah itu? Belajarlah kepada sejarah. Jangan berteriak tapi justru menampar diri sendiri," tegas Ace.
(Sumber: detik.com)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »