Waduh, Pendukung Prabowo Marah-marah di Akun Yusril Ihza Mahendra, Ada Apa?

Waduh, Pendukung Prabowo Marah-marah di Akun Yusril Ihza Mahendra
BENTENGSUMBAR. COM - Peta politik dukungan terhadap Prabowo-Sandi ternyata tidak membuat semua anti Jokowi gembira.

Tercatat sejumlah kekecewaan terjadi pasca keputusan koalisi PKS, PAN, dan Gerindra memutuskan mengusung Prabowo-Sandi.

Partai Demokrat menjadi kalangan pertama yang mengungkapkan kekecewaannya lantara usulan terhadap Sandi menyimpan ‘modus’ mahar politik.

Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief yang lebih dulu berteriak soal adanya mahar politi Rp 500 Miliar kepada PAN dan PKS anggota koalisi Prabowo.

Dinilai duit Rp 500 Miliar itu untuk memuluskan Sandi sebagai cawapres mendampingi Prabowo.

Demokrat sebelumnya memang gencar mengupayakan agar Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai cawapres Prabowo.

Kekecewaan kedua datang dari kalangan ulama yang telah menggelar Ijtima dan merekomendasikan hasilnya dengan menawarkan Ustad Abdul Somad dan Habib Salim Segaf Aljufri sebagai Cawapres.

Namun Prabowo dinilai tidak mengindahkan rekomendasi ulama.

Habib Rizieq bahkan akhirnya menyerukan untuk mengadakan Ijtima Ulama II untuk menentukan sikap.

Ia memerintahkan kepada massa dan simpatisan Alumni 212 menahan diri dalam menentukan sikap dukungan.

PKS sebelumnya gencar menyerukan agar rekomendasi Ijtima Ulama jadi harga mati untuk Prabowo, namun akhirnya luluh dan menerima Wagub DKI Sandiaga Uno.

Kekecawaan ketiga datang dari Ketum Partai Bulan Bintang (PBB), Yusril Ihza Mahendra.

Yusril menyatakan PBB tidak akan bersikap sampai ada kejelasan dari para ulama.

“Kita akan ambil sikap dan keputusan final jika segalanya sudah terang, jelas dan nyata kemanfaatannya bagi PBB, umat, bangsa dan negara,” kata Yusril seperti dikutip dari akun Instagramnya, Senin, 13 Agustus 2018.

Sebelumnya Yuril juga menyatakan tidak mendukung Prabowo maupun Jokowi dan memilih fokus untuk memenangkan suara PBB.

Berulang kali Yusril menyatakan kekecewaannya hingga akhirnya ia mengatakan bahwa Koalisi Keumatan yang digagas Habib Rizieq karena melibatkan PBB hanya fatamorgana alias tidak ada.

“PBB tidak pernah terlibat di sana, bahkan kita komplain nama kita dibawa-bawa tanpa pernah diajak bicara,” ujarnya.

“Berkali-kali Sekjen dan fungsionaris DPP PBB menghubungi Gerindra dan PAN mengenai koalisi yang digagas Habib Rizieq itu, tetao tidak ada respon sama sekali,” lanjutnya.

Lebih lanjut bahkan Yusril mengungkapkan kader-kader PBB di daerah terpengaruh opini publik di media sosial untuk segera memberikan dukungan kepada Prabowo-Sandi.

“Ada apa dengan mereka ini? Nampak ya mereka terpengaruh oleh posting medsos yang ancam akan tarik dukungan kalau PBB tidak segera deklarasi dukung Prabowo-Sandi. Apa Anda sadar anda sedang digiring dan dikerjain orang lain dengan opini?” jelasnya.

“Kalau ulama peserta ijtima saja masih mempersoalkan keputusan Prabowo memilih Sandi, mengapa ada aktivis PBB di daerah-daerah terus mendesak saya agar segera deklarasi mendukung Prabowo-Sandi,” ujarnya.

Sontak saja pernyataan Yusril ini mendapat reaksi keras dari para pendukung Prabowo yang menyerbu akun Instagram Yusril @yusrilihzamhd.

Bahkan sejumlah netizen yang selama ini menyatakan simpatik menjadi berputar arah lantaran sikapnya yang menolak Prabowo.

“Saya ngerti anda frustasi dan sedang diuji dengan berbagai masalah tapi dengan jalan yang anda ambil sekarang melempar pernyataan ini hilang respect saya ke anda, selama tinggal… YIM dan PBB.” ujar @imanmadjid.

“Pak yusril, prabowo ingin ada perubaha di negeri ini, sebagaimana pak yusril inginkan… jika sama, apa salah kita sama-sama mendukung. Jangan seolah olah terkesan dalam hal ini prabowo memilih sandi adalah kesalahan besar,” ujar @ilham_wista.

“bpk @sandiuno dan bpk @prabowo saya mohon rangkul lah PBB dan bpk @yusrilihzamhd demi kemaslahatan dan keselamatan bangsa kita pak,” ujar @ayi_hermawan.

“UAS sudah menolak dengan tegas jadi wapres. Sandiuno adalah pilihan pas untuk saat ini.” kata @salbiah_khamaruddin.

“Saya melihat sepak terjang dan mengagumi prof sejak Orba, bhkn putri saya yang masih kecil melihar anda saat reformasi itu begitu kagum, kini putri saya sudah lulus S1 ilmu politik… dan sy sungguh sedih membaca ini.” ujar @majestika_hawa.

Berikut postingan pernyataan sikap Yusril di akun Intagramnya.


KOALISI KEUMATAN ITU HANYA FATAMORGANA !? Oleh: Yusril Ihza Mahendra . KOALISI keumatan itu hanya fatamorgana yang tidak pernah ada di alam nyata. Partai Bulan Bintang (PBB) tidak pernah terlibat di sana, bahkan kita komplain nama kita dibawa-bawa tanpa pernah diajak bicara. Berkali-kali Sekjen dan fungsionaris DPP PBB menghubungi Gerindra dan PAN mengenai koalisi yang digagas Habib Rizik itu, tetapi tidak ada respons samasekali. Kita sudah sering bantu Gerindra, tetapi ketika partai kita terpuruk dikerjain KPU, apakah ada sekedar salam menunjukkan simpati kepada kita ??. Baik Gerindra, maupun PKS, PAN yang disebut Koalisi Keumatan itu tidak pernah ada. Simpati malah datang dari partai sekuler ketika 21 Dapil kita (21 Dapil PBB) diganjal di KPU. Sekjen dan Ketum-nya menawarkan diri menjadi saksi di Bawaslu untuk mengatakan bahwa mengapa KPU tidak adil kepada PBB, sementara partai mereka juga terlambat menyerahkan data caleg. Kesan saya, bagi Gerindra, PKS dan PAN, PBB ini lebih baik masuk liang lahat daripada tetap ada. Begitu juga ketika keluar Keputusan Ijtimak Ulama yang jauh menyimpang dari Rekomendasi sebelumnya, mana ada protes dari DPW ? Apalagi Ketua Umum Gerindra secara terbuka menfitnah saya dengan mengatakan bahwa beliau memang mengaku terus terang tidak pernah berbicara dengan Ketua Umum PBB karena “tiap kali dihubungi beliau selalu berada di luar negeri”. Mana ada aktivis PBB yang membela Ketua Umumnya yang diperlakukan seperti itu? Di kalangan ulama peserta ijtimak di Hotel Peninsula, sikap Prabowo yang tidak memilih UAS atau USA juga masalah. Sekarang, siapa yang tidak taat kepada ulama? Konon sekarang akan diadakan Ijtimak Ulama Tahap II untuk memutuskan apakah akan membenarkan atau menolak keputusan Prabowo yang memilih Sandiaga Uno, seorang pedagang, bukannya ulama, sementara Jokowi malah memilih ulama yang juga Ketua MUI dan sekaligus Rois Am PB NU, walau Jokowi tidak pernah mendapat amanat demikian dari para ulama yang berijtimak. Kalau ulama peserta ijtimak saja masih mempersoalkan. . . LANJUT DIKOMEN !!!!
A post shared by Yusril Ihza Mahendra (@yusrilihzamhd) on


(Sumber: pojoksatu.id)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »