BENTENGSUMBAR. COM - Ketum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta maaf kepada Presiden Joko Widodo dan Jaksa Agung M Prasetyo terkait cuitan Andi Arief. PDIP angkat bicara soal itu.
"Kami menghormati sikap Pak SBY. Permintaan maaf yang tulus adalah pelumas demokrasi yang sehat dan rasional," ujar Ketua DPP PDIP Hendrawan Supratikno kepada detikcom, Jumat, 28 September 2018.
Hendrawan lalu menyoroti soal cuitan Wasekjen PD Andi Arief, yang berawal dari pindahnya kader Demokrat ke NasDem. Andi Arief menuding eks Ketua DPD PD Sulut Vicky Lumentut loncat ke NasDem karena tersandera kasus hukum. Ia lalu mencuitkan tagar 2019GantiPresiden.
"Kami selalu memerintahkan kader kami untuk santun dalam berpolitik, mengarusutamakan narasi dan diksi yang cerdas, tidak menyakiti dan provokatif," ucap Hendrawan.
"Andi Arief ini ceplas-ceplos. Terkadang komentar dan pemikirannya menyentak, meski sering kurang argumentatif. Tipe politisi begini, yang spontan dan orisinal, ikut meramaikan panggung politik kontestasi," imbuhnya.
Meski begitu, Hendrawan mengingatkan elite partai tetap harus mengedepankan etika dalam berpolitik. Cuitan Andi Arief bukan pertama kali menjadi kontroversi.
"Tapi saya berharap hendaknya tetap menjaga fatsun dan etika politik yang sedang sama-sama kita bangun/perkuat," ucap Hendrawan.
Sementara itu, menurut Ketua DPP PDIP lainnya, Andreas Hugo Pareira, permintaan maaf SBY ke Jokowi wajar. Ia menilai pernyataan Andi Arief sudah kelewatan dalam tudingannya ke Jokowi dan Jaksa Agung M Prasetyo.
"Cuitan AA (Andi Arief) itu kebablasan kalau mengaitkan Jokowi pindahnya kader PD ke NasDem. Ketidakmampuan PD membina kadernya menjadi kader yang loyal, menyalahkan Jokowi itu benar-benar keblinger dari seorang AA," ucap Andreas saat dimintai konfirmasi terpisah.
"Sehingga sangat pantas kalau SBY meminta maaf pada Jokowi atas kelakuan kadernya yang berkomentar sembrono seperti itu," imbuhnya.
Andreas juga mengapresiasi sikap SBY kali ini. Ia berharap ke depan tak perlu ada tudingan lain dari pihak Demokrat ke Presiden Jokowi.
"Apresiasi kepada Pak SBY yang kali ini 'gentle man' meminta maaf pada Jokowi. Semoga ke depan tidak terjadi lagi," sebut Andreas.
Teguran Keras
Sementara itu, menurut PKB, permintaan maaf SBY jadi teguran keras SBY kepada Wasekjen Demokrat itu.
"Permintaan maaf Pak SBY teguran dalam dan keras buat Sahabat Andi," ujar Wasekjen PKB Daniel Johan kepada detikcom, Jumat, 28 September 2018.
Daniel juga mengapresiasi permintaan maaf SBY kepada Jokowi. Tindakan SBY kali ini, menurutnya, patut dihormati.
"Itu menunjukkan kearifan dan kematangan Pak SBY. Kita apresiasi sikap Pak SBY," ucap Daniel.
Wakil Ketua Komisi IV DPR itu berharap Andi Arief lebih hati-hati dalam melempar tudingan. Bila tidak, kata Daniel, akan berdampak kepada SBY.
"Ke depan mungkin baik juga Sahabat Andi nggak terus asal tuding. Kasihan Pak SBY nanti, masa harus sering-sering minta maaf," tuturnya.
Berawal dari Cuitan
Permintaan maaf SBY berawal dari cuitan Andi Arief soal manuver eks Ketua DPD Demokrat Sulut Vicky Lumentut yang pindah ke NasDem. Andi menuding pindahnya Vicky ke NasDem karena ia tengah tersandera kasus di Kejagung yang kini dipimpin oleh eks Kader NasDem, Jaksa Agung M Prasetyo.
"Kalau Jokowi memang terlibat dalam skandal Jaksa Agung jadi alat politik NasDem, saya menyerukan tagar 2018gantipresiden," cuit Andi di akun Twitter-nya hari ini.
SBY lalu meminta maaf kepada Presiden Jokowi dan Jaksa Agung M Prasetyo. Meski begitu, ia mengatakan ucapan Andi Arief merupakan representasi dari kekecewaan kader partai. Loncatnya Vicky Lumentut disebut melukai Demokrat.
"Saya minta maaf kepada Presiden Jokowi dan Jaksa Agung atas 'tweet' Bung Andi Arief (AA), kader Demokrat, yang terlalu keras. Saya tahu AA mewakili perasaan jutaan kader Demokrat yang tidak terima partai dan pemimpinnya dilecehkan oleh Partai NasDem. Penjaketan Ketua DPD PD Sulut Vicky Lumentut (jadi kader NasDem) secara demonstratif tadi malam memang sangat melukai," cuit SBY.
(Sumber: detik.com)
"Kami menghormati sikap Pak SBY. Permintaan maaf yang tulus adalah pelumas demokrasi yang sehat dan rasional," ujar Ketua DPP PDIP Hendrawan Supratikno kepada detikcom, Jumat, 28 September 2018.
Hendrawan lalu menyoroti soal cuitan Wasekjen PD Andi Arief, yang berawal dari pindahnya kader Demokrat ke NasDem. Andi Arief menuding eks Ketua DPD PD Sulut Vicky Lumentut loncat ke NasDem karena tersandera kasus hukum. Ia lalu mencuitkan tagar 2019GantiPresiden.
"Kami selalu memerintahkan kader kami untuk santun dalam berpolitik, mengarusutamakan narasi dan diksi yang cerdas, tidak menyakiti dan provokatif," ucap Hendrawan.
"Andi Arief ini ceplas-ceplos. Terkadang komentar dan pemikirannya menyentak, meski sering kurang argumentatif. Tipe politisi begini, yang spontan dan orisinal, ikut meramaikan panggung politik kontestasi," imbuhnya.
Meski begitu, Hendrawan mengingatkan elite partai tetap harus mengedepankan etika dalam berpolitik. Cuitan Andi Arief bukan pertama kali menjadi kontroversi.
"Tapi saya berharap hendaknya tetap menjaga fatsun dan etika politik yang sedang sama-sama kita bangun/perkuat," ucap Hendrawan.
Sementara itu, menurut Ketua DPP PDIP lainnya, Andreas Hugo Pareira, permintaan maaf SBY ke Jokowi wajar. Ia menilai pernyataan Andi Arief sudah kelewatan dalam tudingannya ke Jokowi dan Jaksa Agung M Prasetyo.
"Cuitan AA (Andi Arief) itu kebablasan kalau mengaitkan Jokowi pindahnya kader PD ke NasDem. Ketidakmampuan PD membina kadernya menjadi kader yang loyal, menyalahkan Jokowi itu benar-benar keblinger dari seorang AA," ucap Andreas saat dimintai konfirmasi terpisah.
"Sehingga sangat pantas kalau SBY meminta maaf pada Jokowi atas kelakuan kadernya yang berkomentar sembrono seperti itu," imbuhnya.
Andreas juga mengapresiasi sikap SBY kali ini. Ia berharap ke depan tak perlu ada tudingan lain dari pihak Demokrat ke Presiden Jokowi.
"Apresiasi kepada Pak SBY yang kali ini 'gentle man' meminta maaf pada Jokowi. Semoga ke depan tidak terjadi lagi," sebut Andreas.
Teguran Keras
Sementara itu, menurut PKB, permintaan maaf SBY jadi teguran keras SBY kepada Wasekjen Demokrat itu.
"Permintaan maaf Pak SBY teguran dalam dan keras buat Sahabat Andi," ujar Wasekjen PKB Daniel Johan kepada detikcom, Jumat, 28 September 2018.
Daniel juga mengapresiasi permintaan maaf SBY kepada Jokowi. Tindakan SBY kali ini, menurutnya, patut dihormati.
"Itu menunjukkan kearifan dan kematangan Pak SBY. Kita apresiasi sikap Pak SBY," ucap Daniel.
Wakil Ketua Komisi IV DPR itu berharap Andi Arief lebih hati-hati dalam melempar tudingan. Bila tidak, kata Daniel, akan berdampak kepada SBY.
"Ke depan mungkin baik juga Sahabat Andi nggak terus asal tuding. Kasihan Pak SBY nanti, masa harus sering-sering minta maaf," tuturnya.
Berawal dari Cuitan
Permintaan maaf SBY berawal dari cuitan Andi Arief soal manuver eks Ketua DPD Demokrat Sulut Vicky Lumentut yang pindah ke NasDem. Andi menuding pindahnya Vicky ke NasDem karena ia tengah tersandera kasus di Kejagung yang kini dipimpin oleh eks Kader NasDem, Jaksa Agung M Prasetyo.
"Kalau Jokowi memang terlibat dalam skandal Jaksa Agung jadi alat politik NasDem, saya menyerukan tagar 2018gantipresiden," cuit Andi di akun Twitter-nya hari ini.
SBY lalu meminta maaf kepada Presiden Jokowi dan Jaksa Agung M Prasetyo. Meski begitu, ia mengatakan ucapan Andi Arief merupakan representasi dari kekecewaan kader partai. Loncatnya Vicky Lumentut disebut melukai Demokrat.
"Saya minta maaf kepada Presiden Jokowi dan Jaksa Agung atas 'tweet' Bung Andi Arief (AA), kader Demokrat, yang terlalu keras. Saya tahu AA mewakili perasaan jutaan kader Demokrat yang tidak terima partai dan pemimpinnya dilecehkan oleh Partai NasDem. Penjaketan Ketua DPD PD Sulut Vicky Lumentut (jadi kader NasDem) secara demonstratif tadi malam memang sangat melukai," cuit SBY.
(Sumber: detik.com)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »