BENTENGSUMBAR. COM - Wakil Gubernur Sumbar, Nasrul Abit menyeru, pemuda Indonesia untuk bangkit kembali dalam semangat kebangsaan yang kuat. Menurutnya, sumpah pemuda pada tahun 1928 merupakan tekad pemuda Indonesia untuk mempersatukan bangsa dalam jiwa dan semangat ke Indonesiaan demi mencapai kemerdekaan dan kesejahteraan.
"Sumpah pemuda merupakan suatu bukti, tekad bersama (komitmen) mempersatukan anak bangsa dalam satu rasa keindonesiaan. Sumpah pemuda juga merupakan momentum besar bagi pemuda Indonesia untuk mencapai tujuan bersama lepas dari penjajahan untuk mewujudkan keadilan dan kesejahteraan bangsa Indonesia," ujarnya pada acara Seminar Nasional, Kebangkitan Pemuda dengan tema "Membentuk Karakter Leadership dan Enterpreneurship", di Convention Center Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan (STKIP) Persatuan Guru Repubulik Indonesia (PGRI), Gunung Pangilun Padang, Minggu, 28 Oktober 2018.
Menurutnya, hari ini peringatan sumpah pemuda Indonesia dihadapkan pada tantangan globalisasi informasi, era pasar bebas dan kekuatan daya saing produktif anak bangsa. "Menyikapi kondisi ini, globalisasi saat ini kita mesti mempersiapkan generasi muda yang memiliki karakter kebangsaan yang tinggi, nasionalisme dan taat dalam keagamaan serta mencintai budaya bangsa. Dalam globalisasi informasi pemuda tidak menyebar berita hoax dan menjauhkan diri dari prilaku "sms", suka melihat orang susah, susah melihat orang senang," ujarnya.
Tak hanya itu, katanya lagi, dalam tantangan daya saing, pemuda mesti serius dan sungguh-sungguh dalam belajar, jangan selalu berpedoman pada nilai hasil, akan tetapi keilmuan sudah dimiliki dalam kemampauan diri. Hari ini pemuda mesti memiliki kemampuan diri sendiri, ilmu pengetahuan, ketrampilan, keahlian dan keunggulan yang dapat dipercaya serta dibanggakan. Tanpa berpikir demikian, maka pemuda Indonesia akan selalu kalah dan tak pernah bangkit jadi bangsa yang benar-benar menderka.
"Dalam menyikapi pasar bebas, generasi muda kita mesti terdepan dalam mencintai produk anak bangsa. Prioritas memiliki pakaian, makanan dan kebutuhan lainnya, selalu utama produk anak bangsa. Jika ada yang belum sesuai dengan standar maka generasi muda mesti mencari jalab keluar bagaimana produk anak bangsa juga menjadi kebanggaan bangsa bangsa lain, buka malah senang memakai produk dari luar," terangnya.
Pemuda mesti kembali membangun kebanggaan dan kecintaan terhadap bangsa sendiri dalam berbagai hal. Tanpa semangat itu, bangsa ini tidak akan pernah dihargai bangsa -bangsa lain di dunia ini. Indonesia dalam raga, Indonesia dalam jiwa, Indonesia dalam aktifitas dan karya serta pengabdian untuk Indonesia jaya. Dengan semangat ini jiwa kepemimpinan dan jiwa berusaha, berkarya pemuda akan terus tumbuh membesarkan Indonesia dipentas dunia internasional, seru Nasrul Abit.
"Hari ini kita juga miris dengan data dan kenyataan prilaku penyimpangan sex, Lebian, Gay, Bisex dan Transgender (LGBT) yang angkanya cukup besar. LGBT merupakan prilaku yang tidak baik, dilarang oleh agama dan tidak ada dalam budaya Indonesia. Perilaku LGBT merupakan salah satu, yang dapat merusak tatanan kebangsaan Indonesia yang berbudaya dan beragama yang tinggi. Aids dan HIV merupakan salah satu penyakit yang mematikan, hanya butuh butuh 10 an penderita meninggal dunia dan hingga saat ini belum ada obatnya bisa menyembuhkan. Jika sudah terkena, tunggu waktu saja," tukuknya.
Ditahun-tahun 80-an, katanya, pengindap penyakit aids dan HIV lebih dari 70 persen disebabkan oleh pergaulan bebas dari Wanita Tuna Susila (WTS). Akan tetapi saat ini terbalik, prilaku sex menyimpang LGBT, merupakan penyumbang terbesar 70 persen menyembaran penyakit Aids dan HIV di Indonesia, termasuk di Sumatera Barat. "Kita berharap generasi muda Indonesia khususnya Sumbar menjauhi hal-hal yang demikian, karena itu akan merusaka masa depan ananda dan masa depan bangsa ini," tegas Nasrul Abit.
Editor: Zamri Yahya, SHI
Laporan: Zardi Syahrir
"Sumpah pemuda merupakan suatu bukti, tekad bersama (komitmen) mempersatukan anak bangsa dalam satu rasa keindonesiaan. Sumpah pemuda juga merupakan momentum besar bagi pemuda Indonesia untuk mencapai tujuan bersama lepas dari penjajahan untuk mewujudkan keadilan dan kesejahteraan bangsa Indonesia," ujarnya pada acara Seminar Nasional, Kebangkitan Pemuda dengan tema "Membentuk Karakter Leadership dan Enterpreneurship", di Convention Center Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan (STKIP) Persatuan Guru Repubulik Indonesia (PGRI), Gunung Pangilun Padang, Minggu, 28 Oktober 2018.
Menurutnya, hari ini peringatan sumpah pemuda Indonesia dihadapkan pada tantangan globalisasi informasi, era pasar bebas dan kekuatan daya saing produktif anak bangsa. "Menyikapi kondisi ini, globalisasi saat ini kita mesti mempersiapkan generasi muda yang memiliki karakter kebangsaan yang tinggi, nasionalisme dan taat dalam keagamaan serta mencintai budaya bangsa. Dalam globalisasi informasi pemuda tidak menyebar berita hoax dan menjauhkan diri dari prilaku "sms", suka melihat orang susah, susah melihat orang senang," ujarnya.
Tak hanya itu, katanya lagi, dalam tantangan daya saing, pemuda mesti serius dan sungguh-sungguh dalam belajar, jangan selalu berpedoman pada nilai hasil, akan tetapi keilmuan sudah dimiliki dalam kemampauan diri. Hari ini pemuda mesti memiliki kemampuan diri sendiri, ilmu pengetahuan, ketrampilan, keahlian dan keunggulan yang dapat dipercaya serta dibanggakan. Tanpa berpikir demikian, maka pemuda Indonesia akan selalu kalah dan tak pernah bangkit jadi bangsa yang benar-benar menderka.
"Dalam menyikapi pasar bebas, generasi muda kita mesti terdepan dalam mencintai produk anak bangsa. Prioritas memiliki pakaian, makanan dan kebutuhan lainnya, selalu utama produk anak bangsa. Jika ada yang belum sesuai dengan standar maka generasi muda mesti mencari jalab keluar bagaimana produk anak bangsa juga menjadi kebanggaan bangsa bangsa lain, buka malah senang memakai produk dari luar," terangnya.
Pemuda mesti kembali membangun kebanggaan dan kecintaan terhadap bangsa sendiri dalam berbagai hal. Tanpa semangat itu, bangsa ini tidak akan pernah dihargai bangsa -bangsa lain di dunia ini. Indonesia dalam raga, Indonesia dalam jiwa, Indonesia dalam aktifitas dan karya serta pengabdian untuk Indonesia jaya. Dengan semangat ini jiwa kepemimpinan dan jiwa berusaha, berkarya pemuda akan terus tumbuh membesarkan Indonesia dipentas dunia internasional, seru Nasrul Abit.
"Hari ini kita juga miris dengan data dan kenyataan prilaku penyimpangan sex, Lebian, Gay, Bisex dan Transgender (LGBT) yang angkanya cukup besar. LGBT merupakan prilaku yang tidak baik, dilarang oleh agama dan tidak ada dalam budaya Indonesia. Perilaku LGBT merupakan salah satu, yang dapat merusak tatanan kebangsaan Indonesia yang berbudaya dan beragama yang tinggi. Aids dan HIV merupakan salah satu penyakit yang mematikan, hanya butuh butuh 10 an penderita meninggal dunia dan hingga saat ini belum ada obatnya bisa menyembuhkan. Jika sudah terkena, tunggu waktu saja," tukuknya.
Ditahun-tahun 80-an, katanya, pengindap penyakit aids dan HIV lebih dari 70 persen disebabkan oleh pergaulan bebas dari Wanita Tuna Susila (WTS). Akan tetapi saat ini terbalik, prilaku sex menyimpang LGBT, merupakan penyumbang terbesar 70 persen menyembaran penyakit Aids dan HIV di Indonesia, termasuk di Sumatera Barat. "Kita berharap generasi muda Indonesia khususnya Sumbar menjauhi hal-hal yang demikian, karena itu akan merusaka masa depan ananda dan masa depan bangsa ini," tegas Nasrul Abit.
Editor: Zamri Yahya, SHI
Laporan: Zardi Syahrir
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »