Politikus Gerindra Kritik Lambannya Respons Pemerintah Terkait Kecelakaan Lion Air, Presiden Perintahkan Pencarian Korban 24 Jam Tanpa Henti

Politikus Gerindra Kritik Lambannya Respons Pemerintah Terkait Kecelakaan Lion Air, Presiden Perintahkan Pencarian Korban 24 Jam Tanpa Henti
BENTENGSUMBAR. COM - Politisi Partai Gerindra, Fary Djemy Francis menyayangkan lambannya respon pemerintah terkait jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 tujuan Pangkalpinang, Senin pagi, 29 Oktober 2018. Padahal, informasi jatuhnya pesawat berpenumpang 189 orang itu sudah diketahui pukul 07.00 WIB dari kantor SAR Jakarta.

“Saat melihat, posisi kapal berada di koordinat 05º 49.727 S  107º 07.460 E arah Timur Laut, namun baru diinfokan pada pukul 09.00 WIB. Dalam waktu dua jam sejak pukul 07.00 WIB hingga pukul 09.00 WIB seharusnya banyak upaya aksi pencarian dan pertolongan yang sudah dilakukan,” jelas Ketua Komisi V DPR RI ini di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin, 29 Oktober 2018.

Pesawat Lion Air JT 610 diketahui jatuh antara Kepulauan Seribu dan Tanjung Kawarang dari kapal milik Pertamina AS Jaya 11. Menurut Fary, kecelakaan dalam sebuah penerbangan harus segera diumumkan ke masyarakat karena berkaitan dengan nyawa yang harus diketahui pihak keluarga.

“Waktu bergerak sangat cepat, dan keputusan juga harus dibuat cepat, karena menyangkut banyak penumpang dan tingginya potensi korban jiwa,” kata politisi Partai Gerindra itu.

Ia mempertanyakan arah pesawat tersebut karena arah pesawat menuju ke Timur Laut, sedangkan tujuan pesawat ke Pangkalpinang, yaitu arah utara. 

“Perlu dipertanyakan mengapa ELT (Electronic Locator Transmitter)  tidak berfungsi dan tidak dapat dideteksi atau terdengar oleh Kantor Pusat Basarnas. Mengapa hal ini (ELT tidak terdeteksi) terjadi berulang ulang. Hal ini harus menjadi evaluasi Pemerintah,” kata dia.

Oleh karena itu, Komisi V DPR RI meminta pemerintah dan Badan Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) untuk segera melakukan upaya pencarian dan pertolongan dalam kecelakaan Pesawat Lion Air JT 610 di antara Kepulauan Seribu dan Tanjung Karawang.

“Komisi V DPR RI mendesak Komite Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT) untuk melakukan investigasi penyebab kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 di antara Kepulauan Seribu dan Tanjung Karawang dan segera melaporkan kepada Komisi V DPR RI dan masyarakat,” kata Fary.

Presiden Perintahkan Pencarian  

Presiden Joko Widodo langsung menuju Pusat Penanganan Krisis jatuhnya Lion Air JT 610 di Bandara Internasional Soekarno-Hatta dengan menggunakan mobil setibanya di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin, 29 Oktober 2018 selepas kunjungan kerja ke Provinsi Bali.

Di Bandara Soekarno-Hatta, Presiden melakukan peninjauan penanganan secara lebih detail. Selain itu, Presiden juga menemui keluarga korban yang telah berdatangan di bandara Soekarno-Hatta. Presiden pun menyampaikan duka mendalam atas musibah jatuhnya Lion Air.

"Saya menyampaikan duka mendalam atas musibah yang terjadi pagi hari tadi. Kita semuanya tahu perasaan para keluarga penumpang yang menunggu informasi yang menanti kabar terutama dari basarnas," ujar Presiden.

Presiden pun telah memerintahkan agar prosed pencarian dan evakuasi badan pesawat dan korban agar dilakukan 24 jam tanpa henti.

"Dan tadi pagi juga saya perintahkan untuk dikerahkan dari Basarnas, TNI, Polri dan pihak swasta. Ada 15 kapal lebih yang di lokasi. Dan saya perintahkan juga malam ini tetap bekerja 24 jam, menggunakan lampu, untuk mempercepat pencarian terutama badan pesawat yang sampai saat ini belum ditemukan meskipn lokasinya kurang lebih sudah diketahui," ucapnya.

Soal penyebab jatuhnya pesawat, Presiden enggan berspekulasi.

"Nantinya secara detail KNKT akan menyampaikan," tegas Jokowi.

(by/gatra.com)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »