BENTENGSUMBAR. COM - Pedagang Pasar Palmerah, Jakarta Selatan, menanggapi kampanye cawapres Sandiaga Uno ihwal harga-harga pangan. Mereka tidak menyebut Sandiaga Uno nyinyir seperti yang disampaikan Ketua Umum Komite Pedagang Pasar (KPP) Abdul Rosyid, tapi menyangkal klaim kalau harga-harga terus naik.
Satu pedagang itu, Suyatmi, mengatakan sebaliknya, yakni harga cenderung stabil. “Biasa saja,” katanya ketika ditemui di lapak dagangan sayurnya di Pasar Palmerah, Rabu 24 Oktober 2018.
Suyatmi mengatakan, harga yang sedang naik di antaranya cabai keriting, mentimun dan bayam. Sedangkan jenis cabai lain belum ada kenaikan. Begitu pun tempe yang dijualnya Rp 5000 per lembar itu.
“Gak ada kenaikan, gak tipis juga, segini-segini doang,” katanya menunjuk pernyataan Sandiaga tentang tempe setipis kartu ATM.
Perempuan berusia 41 tahun itu menerangkan, kenaikan harga bahan pokok berubah sesuai siklus pasar. Dia menyanggah kalau disebut ada kenaikan secara terus menerus beberapa bulan terakhir. “Kalau barangnya lagi kosong ya naik, tapi kalau lagi banyak ya turun lagi,” katanya.
Pedagang beras, Roy (50), juga mengatakan kenaikan harga beras sebulan terakhir tergolong normal. “Pembeli memang sedang lesu,” katanya.
Sebelumnya, Ketua Umum Komite Pedagang Pasar (KPP) Abdul Rosyid meminta Sandiaga Uno memberi konsep konkret bagaimana cara menstabilkan harga pangan. Selama ini, dia menilai janji Sandiaga untuk menstabilkan harga pangan tidak serius dan hanya sebagai alat politik.
“Dia (Sandiaga Uno) memang rutin mengunjungi pasar, tapi kami melihatnya hanya nyinyir saja,” kata Rosyid saat dikonfirmasi Tempo, Senin 22 Oktober 2018.
(Sumber: tempo.co)
Satu pedagang itu, Suyatmi, mengatakan sebaliknya, yakni harga cenderung stabil. “Biasa saja,” katanya ketika ditemui di lapak dagangan sayurnya di Pasar Palmerah, Rabu 24 Oktober 2018.
Suyatmi mengatakan, harga yang sedang naik di antaranya cabai keriting, mentimun dan bayam. Sedangkan jenis cabai lain belum ada kenaikan. Begitu pun tempe yang dijualnya Rp 5000 per lembar itu.
“Gak ada kenaikan, gak tipis juga, segini-segini doang,” katanya menunjuk pernyataan Sandiaga tentang tempe setipis kartu ATM.
Perempuan berusia 41 tahun itu menerangkan, kenaikan harga bahan pokok berubah sesuai siklus pasar. Dia menyanggah kalau disebut ada kenaikan secara terus menerus beberapa bulan terakhir. “Kalau barangnya lagi kosong ya naik, tapi kalau lagi banyak ya turun lagi,” katanya.
Pedagang beras, Roy (50), juga mengatakan kenaikan harga beras sebulan terakhir tergolong normal. “Pembeli memang sedang lesu,” katanya.
Sebelumnya, Ketua Umum Komite Pedagang Pasar (KPP) Abdul Rosyid meminta Sandiaga Uno memberi konsep konkret bagaimana cara menstabilkan harga pangan. Selama ini, dia menilai janji Sandiaga untuk menstabilkan harga pangan tidak serius dan hanya sebagai alat politik.
“Dia (Sandiaga Uno) memang rutin mengunjungi pasar, tapi kami melihatnya hanya nyinyir saja,” kata Rosyid saat dikonfirmasi Tempo, Senin 22 Oktober 2018.
(Sumber: tempo.co)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »