UGM Larang Seminar, Dahnil Anzar Simanjuntaki Sebut Kampus Jadi Sangat Intimidatif, Ini Alasan Pembatalan

UGM Larang Seminar, Dahnil Anzar Simanjuntaki Sebut Kampus Jadi Sangat Intimidatif, Ini Alasan Pembatalan
BENTENGSUMBAR. COM - Pihak Universitas Gadjah Mada (UGM) melarang seminar yang rencananya akan dihadiri dua mantan menteri Kebinet Jokowi, Sudirman Said dan Ferry Mursidan Baldan. Tim pemenangan Prabowo-Sandiaga menyesalkan pelarangan tersebut.

"Kampus kok berubah jadi tempat yang sangat intimidatif. Saya pikir Sudirman Said dan Fery Mursyidan Baldan dalam posisi intelektual, Sudirman dalam posisi beliau sebagai ekonom. Saya pikir perilaku seperti ini berbahaya," kata Koordinator Jubir Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak di Grand Sahid, Jakarta, Jumat, 12 Oktober 2018.

Dahnil lalu bicara soal sikap aparat terkait beberapa kegiatan masyarakat, termasuk pihaknya. Dahnil heran atas sikap itu.

"Saya kebetulan kan masih Ketua Pemuda Muhammadiyah, teman-teman di daerah didatengi pihak kepolisian setempat bertanya terkait muktamar Muhammadiyah, November, bahkan ada yang berusaha menggiring dukungan pada pihak tertentu," klaimnya.

Ia meminta tindakan seperti yang dijelaskannya tadi, termasuk pengalaman yang diterima Sudirman-Ferry, tak terulang. Soal apakah Prabowo telah mengetahui kejadian terkait Sudirman, Dahnil menyebut eks Danjen Kopassus itu belum mengetahuinya.

"Saya pikir pola-pola seperti ini tidak sehat buat demokrasi kita. Intimidatif kemudian cenderung menggunakan wewenang yang dimiliki untuk menghalangi kegiatan berserikat dan sebagainya. Yang jelas, kami menyesalkan," ucapnya.

Sementara itu, Waketum Partai Gerindra Fadli Zon juga menyesalkan insiden itu. Menurutnya, Sudirman dan Ferry punya kapasitas memberi seminar di kampus-kampus.

"Kan mereka juga orang yang punya latar belakang akademik. Jadi tidak boleh ada pelarangan-pelarangan," sebut dia.

Alasan Pembatalan

Pihak UGM angkat bicara mengenai insiden pencabutan izin pemakaian auditorium sebagai lokasi seminar kebangsaan dengan pembicara eks Menteri ESDM Sudirman Said serta eks Menteri Agraria dan Tata Ruang Ferry Mursyidan Baldan. Ini alasannya.

Menurut pejabat Humas UGM, Iva Aryani, pihak kampus mencabut izin pemakaian auditorium karena penyelenggara seminar bukan civitas academica UGM.

"Jadi penanggung jawab acaranya itu bukan orang di civitas academica Fakultas Peternakan, sehingga tidak bisa diberikan izin penggunaan ruangan itu," kata Iva.

Dekan Fakultas Peternakan UGM Ali Agus menegaskan tidak ada unsur politik dalam pembatalan itu. "Pembatalan tidak ada unsur politis. Jangan digoreng-goreng, nanti gosong,” kata Ali, Jumat, 12 Oktober 2018.

Ali mengatakan acara itu dibatalkan karena penyelenggaranya bukan dari elemen di bawah fakultas atau Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). "BEM Fakultas Peternakan UGM tidak pernah mengeluarkan publikasi dalam bentuk apa pun," ujarnya.

Menurut Ali, setiap acara diskusi di kampus selalu didukung asalkan jelas siapa penyelenggaranya dan siapa yang diundang. Apabila tidak jelas, dia menambahkan, fakultas tidak mengizinkan. Sebab, penggunaan sarana dan prasarana di lingkungan fakultas untuk kegiatan tridarma, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Sudirman dan Ferry merupakan anggota tim sukses pasangan calon presiden 2019 nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Karena itu, muncul dugaan bahwa pembatalan seminar itu karena alasan politik.

Ali menuturkan sebenarnya pihaknya senang dengan adanya seminar kebangsaan seperti itu karena bisa menjadi pembelajaran bagi mahasiswa. Namun, dia menambahkan, yang diundang seharusnya dari dua kubu supaya berimbang.

Bukan Acara BEM

Salah satu anggota panitia Seminar Kebangsaan, Dika Dinata, mengaku acara itu memang bukan acara BEM, tapi individu mahasiswa. Ia juga membantah ada ancaman bahwa panitia penyelenggara akan mendapat sanksi drop out (DO) dari pihak kampus apabila tidak membatalkan acara tersebut.

"Sebenarnya cuma soal tempat saja. Yang menyelenggarakan memang individu, kami saja. Soal ancaman DO, saya kira belum ada," tuturnya saat dihubungi, Jumat, 12 Oktober 2018.

Dika menjelaskan, sebelumnya panitia mendapatkan izin menggunakan auditorium fakultas pada Kamis, 11 Oktober 2018. Namun, dia melanjutkan, hari berikutnya, Jumat, pukul 11.00, panitia sempat ribut dengan pihak fakultas yang ingin membatalkan izin penggunaan tempat.

Lutfi Alfianto, anggota panitia dari Fakultas Pertanian, menuturkan acara itu diselenggarakan mahasiswa yang giat dalam kegiatan eksternal kampus dan gabungan dari beberapa fakultas lain. Menurut dia, untuk mempermudah perizinan, mereka menggunakan BEM. Alasannya, kalau tidak menggunakan nama BEM, perizinan mengadakan acara di kampus sulit.

“Kami sama sekali tidak mau menyinggung politik. Maka narasumber tidak disebut dari partai apa atau kubu mana, tapi seorang ilmuwan yang mantan menteri. Bisa dilihat di poster,” kata Lutfi.

Lutfi mengaku mendapat laporan ada dua orang panitia, yaitu Abdul Aziz dan Angger (Ketua BEM Fakultas Peternakan), diancam sanksi DO dari pihak akademik fakultas. “Ada ancaman DO jika tidak membatalkan acara di auditorium Fakultas Peternakan,” ujarnya.

(Sumber: teropongsenayan.com/tempo.co)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »