BENTENGSUMBAR. COM - Putri Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Alissa Wahid menanggapi cuitan Presiden Joko widodo (Jokowi).
TribunJateng.com, melihat melalui akun Twitter @AlissaWahid yang ditulis pada Selasa, 20 November 2018.
Mulanya, Presiden Jokowi melalui akun Twitternya @jokowi menuliskan sebuah cuitan.
Jokowi mengunggah sebuah foto dengan mengenakan kemeja putih lengan panjang.
Jokowi juga ditemani oleh istrinya, Iriana. Jokowi tampak blusukan di sebuah pasar.
Dalam cuitannya Jokowi mengaku bahwa aktivitas setiap pagi ia isi dengan membaca angka-angka bahan pokok.
Selain itu, Jokowi mengaku bahwa ia blusukan ke pasar untuk mencocokan angka dan laporan sebenarnya.
"Rutinitas pagi saya adalah membaca angka-angka harga bahan pokok dan pangan: dari harga beras, harga cabai, harga daging, harga sayur, … semuanya. Selain membaca, ya saya datang ke pasar-pasar.
Dengan itulah, kita mencocokkan angka dari laporan dan yang sebenarnya di lapangan," tulis Jokowi.
Lantas, cuitan Jokowi itu ditanggapi oleh seorang netizen dengan akun @mkusumawijaya.
Akun akun @mkusumawijaya memberi saran kepada Presiden Jokowi untuk meminta paspampres berpakaian biasa datang ke pasar, dengan begitu menurutnya para pedagang akan lebih jujur daripada Jokowi datang sendiri dengan membawa juru foto.
"Untuk tahu harga di pasar, bisa juga suruh paspampres atau ajudan berpakaian biasa, Pak. Lebih jujur malah daripada Bapak Presiden @jokowi sendiri yg datang dg jurufoto," tulis akun @mkusumawijaya.
Lantas, cuitan @mkusumawijaya ditanggapi oleh Alissa Wahid.
Alissa menanggapi bahwa blusukan yang dilakukan Jokowi itu sudah benar.
Karena blusukan itu membuat pemimpin tidak kehilangan kesempatan bonding dengan rakyat.
Alissa menambahkan ketika presiden blusukan ke pasar, maka rakyat akan menyampaikan keluh kesah dan harapan rakyat terkait harga kebutuhan pokok.
Alissa mengatakan seperti itu karena ia mengaku dulu saat Gus Dur menjabat menjadi presiden, ia kerap mendampingi sang ayah.
"Tetapi dg begitu kehilangan kesempatan bonding dg rakyat. Kan bukan sekadar harga, tapi juga keluh-kesah & harapan rakyat terkait harga itu yg akan bisa keluar dg leluasa ke Pemimpinnya. Itu yg saya lihat saat mendampingi Bapak & Ibu dulu," tulis Alissa.
Diketahui sebelumnya, Presiden Jokowi memborong tempe saat berkunjung ke pasar Suryakencana, Bogor,Selasa, (31/10/2018) menjelang tengah malam.
Kunjungan Jokowi tersebut untuk memastikan bahwa harga kebutuhan pokok stabil dan terkendali.
Dilansir dari Kompas.com, Jokowi di kesempatan itu berbelanja sejumlah sayuran sayuran seperti cabai rawit, tomat, hingga sayur bayam.
Selain itu, mantan gubernur DKI Jakarta itu juga memborong tempe.
Saat melihat ukuran tempe, Jokowi menyebut bahwa tempe yang dibelinya berukuran besar.
"Tadi ngelihat sendiri ya, tebal (ukuran tempenya)," kata dia.
Jokowi sebut harga kebutuhan pokok stabil
Jokowi mengunjungi pasar tradisional di Jalan Roda, Kota Bogor, Jawa Barat.
Dilihat TribunJateng.com, melalui akun Instagram @jokowi pada Rabu (31/10/18).
Dalam unggahan tersebut, Jokowi mengaku mengunjungi pasar pada saat tengah malam.
Jokowi menyatakan bahwa beberapa jenis sayur dan buah mengalami kenaikan harga dan penurunan harga.
Hal tersebut Jokowi dengarkan langsung dari pedagang.
Mendengar pengakuan pedagang, Jokowi lantas menyatakan bahwa harga di pasar sejalan dengan kondisi makro ekonomi dan sesuai besaran inflasi di bawah 3,5 persen.
Dengan demikian, menurut Jokowi harga kebutuhan pokok termasuk stabil.
"Harga sawi hijau turun dari 8.000 menjadi 7.000 rupiah per kilogram, buncis dari 16.000 menjadi 12.000. Harga buah alpukat naik dari 20.000 jadi 25.000 rupiah per kilogram dan ayam potong dari 30.000 jadi 35.000.
Ini saya dengar langsung dari para pedagang sayur, penjual tempe, dan pemasok ayam yang temui di Pasar Bogor, pasar tradisional di Jalan Roda, Kota Bogor. Saya datang ke sana tengah malam tadi, di luar agenda kerja agar mendapatkan gambaran harga-harga komoditas yang sebenarnya.
Dan harga naik atau turun, itu biasa dalam perdagangan. Kalau pasokan sedikit, harganya naik sedikit. Dan sebaliknya. Harga antara petani atau peternak dengan konsumen haruslah seimbang. Kalau harga ayam atau sayuran terlalu rendah, peternak dan petani teriak rugi. Kalau terlalu mahal, yang teriak ibu-ibu pembeli.
Harga komoditas di pasar yang saya temui ini sejalan dengan kondisi makro ekonomi kita, sesuai dengan besaran inflasi yang di bawah 3,5 persen. Inflasi stabil, harga di pasar juga stabil," tulisnya.
(tribunnews.com)
TribunJateng.com, melihat melalui akun Twitter @AlissaWahid yang ditulis pada Selasa, 20 November 2018.
Mulanya, Presiden Jokowi melalui akun Twitternya @jokowi menuliskan sebuah cuitan.
Jokowi mengunggah sebuah foto dengan mengenakan kemeja putih lengan panjang.
Jokowi juga ditemani oleh istrinya, Iriana. Jokowi tampak blusukan di sebuah pasar.
Dalam cuitannya Jokowi mengaku bahwa aktivitas setiap pagi ia isi dengan membaca angka-angka bahan pokok.
Selain itu, Jokowi mengaku bahwa ia blusukan ke pasar untuk mencocokan angka dan laporan sebenarnya.
"Rutinitas pagi saya adalah membaca angka-angka harga bahan pokok dan pangan: dari harga beras, harga cabai, harga daging, harga sayur, … semuanya. Selain membaca, ya saya datang ke pasar-pasar.
Dengan itulah, kita mencocokkan angka dari laporan dan yang sebenarnya di lapangan," tulis Jokowi.
Rutinitas pagi saya adalah membaca angka-angka harga bahan pokok dan pangan: dari harga beras, harga cabai, harga daging, harga sayur, … semuanya. Selain membaca, ya saya datang ke pasar-pasar.— Joko Widodo (@jokowi) 20 November 2018
Dengan itulah, kita mencocokkan angka dari laporan dan yang sebenarnya di lapangan. pic.twitter.com/aIiBerQH6P
Lantas, cuitan Jokowi itu ditanggapi oleh seorang netizen dengan akun @mkusumawijaya.
Akun akun @mkusumawijaya memberi saran kepada Presiden Jokowi untuk meminta paspampres berpakaian biasa datang ke pasar, dengan begitu menurutnya para pedagang akan lebih jujur daripada Jokowi datang sendiri dengan membawa juru foto.
"Untuk tahu harga di pasar, bisa juga suruh paspampres atau ajudan berpakaian biasa, Pak. Lebih jujur malah daripada Bapak Presiden @jokowi sendiri yg datang dg jurufoto," tulis akun @mkusumawijaya.
Lantas, cuitan @mkusumawijaya ditanggapi oleh Alissa Wahid.
Alissa menanggapi bahwa blusukan yang dilakukan Jokowi itu sudah benar.
Karena blusukan itu membuat pemimpin tidak kehilangan kesempatan bonding dengan rakyat.
Alissa menambahkan ketika presiden blusukan ke pasar, maka rakyat akan menyampaikan keluh kesah dan harapan rakyat terkait harga kebutuhan pokok.
Alissa mengatakan seperti itu karena ia mengaku dulu saat Gus Dur menjabat menjadi presiden, ia kerap mendampingi sang ayah.
"Tetapi dg begitu kehilangan kesempatan bonding dg rakyat. Kan bukan sekadar harga, tapi juga keluh-kesah & harapan rakyat terkait harga itu yg akan bisa keluar dg leluasa ke Pemimpinnya. Itu yg saya lihat saat mendampingi Bapak & Ibu dulu," tulis Alissa.
Tetapi dg begitu kehilangan kesempatan bonding dg rakyat. Kan bukan sekadar harga, tapi juga keluh-kesah & harapan rakyat terkait harga itu yg akan bisa keluar dg leluasa ke Pemimpinnya. Itu yg saya lihat saat mendampingi Bapak & Ibu dulu. https://t.co/T1asENiE16— Alissa Wahid (@AlissaWahid) 20 November 2018
Diketahui sebelumnya, Presiden Jokowi memborong tempe saat berkunjung ke pasar Suryakencana, Bogor,Selasa, (31/10/2018) menjelang tengah malam.
Kunjungan Jokowi tersebut untuk memastikan bahwa harga kebutuhan pokok stabil dan terkendali.
Dilansir dari Kompas.com, Jokowi di kesempatan itu berbelanja sejumlah sayuran sayuran seperti cabai rawit, tomat, hingga sayur bayam.
Selain itu, mantan gubernur DKI Jakarta itu juga memborong tempe.
Saat melihat ukuran tempe, Jokowi menyebut bahwa tempe yang dibelinya berukuran besar.
"Tadi ngelihat sendiri ya, tebal (ukuran tempenya)," kata dia.
Jokowi sebut harga kebutuhan pokok stabil
Jokowi mengunjungi pasar tradisional di Jalan Roda, Kota Bogor, Jawa Barat.
Dilihat TribunJateng.com, melalui akun Instagram @jokowi pada Rabu (31/10/18).
Dalam unggahan tersebut, Jokowi mengaku mengunjungi pasar pada saat tengah malam.
Jokowi menyatakan bahwa beberapa jenis sayur dan buah mengalami kenaikan harga dan penurunan harga.
Hal tersebut Jokowi dengarkan langsung dari pedagang.
Mendengar pengakuan pedagang, Jokowi lantas menyatakan bahwa harga di pasar sejalan dengan kondisi makro ekonomi dan sesuai besaran inflasi di bawah 3,5 persen.
Dengan demikian, menurut Jokowi harga kebutuhan pokok termasuk stabil.
"Harga sawi hijau turun dari 8.000 menjadi 7.000 rupiah per kilogram, buncis dari 16.000 menjadi 12.000. Harga buah alpukat naik dari 20.000 jadi 25.000 rupiah per kilogram dan ayam potong dari 30.000 jadi 35.000.
Ini saya dengar langsung dari para pedagang sayur, penjual tempe, dan pemasok ayam yang temui di Pasar Bogor, pasar tradisional di Jalan Roda, Kota Bogor. Saya datang ke sana tengah malam tadi, di luar agenda kerja agar mendapatkan gambaran harga-harga komoditas yang sebenarnya.
Dan harga naik atau turun, itu biasa dalam perdagangan. Kalau pasokan sedikit, harganya naik sedikit. Dan sebaliknya. Harga antara petani atau peternak dengan konsumen haruslah seimbang. Kalau harga ayam atau sayuran terlalu rendah, peternak dan petani teriak rugi. Kalau terlalu mahal, yang teriak ibu-ibu pembeli.
Harga komoditas di pasar yang saya temui ini sejalan dengan kondisi makro ekonomi kita, sesuai dengan besaran inflasi yang di bawah 3,5 persen. Inflasi stabil, harga di pasar juga stabil," tulisnya.
(tribunnews.com)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »