TPID Padang Upayakan Jaga Inflasi Sampai Akhir Tahun

TPID Padang Upayakan Jaga Inflasi Sampai Akhir Tahun
BENTENGSUMBAR. COM - Fenomena cuaca buruk menjelang akhir tahun seperti curah hujan yang cukup tinggi diprediksi berpeluang menimbulkan berbagai bencana yang dapat merusak infrastruktur berupa jalan dan irigasi. Sehingga potensi kekurangan ketersediaan bahan pangan strategis dan terganggunya arus pendistribusian barang pangan yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat itu pun diperkirakan mungkin bisa saja terjadi.

Jika hal tersebut tidak mampu diantisipasi secara baik, ini akan membuka peluang terjadinya kelangkaan barang pangan strategis yang pada akhirnya menyebabkan terjadinya lonjakan inflasi di Kota Padang. Hal itu dikarenakan hampir 70 persen kesediaan barang pangan strategis untuk Kota Padang berasal dari luar daerah. Demikian disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda), Asnel sewaktu membuka Rapat Koordinasi (Rakor) Semester II Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) tahun ini di Ruang Abu Bakar Ja’ar, Kamis, 8 November 2018.

Asnel melanjutkan, selain fenomena anomali cuaca tersebut, TPID Kota Padang juga perlu mewaspadai pengaruh jelang pergantian tahun 2018 ke 2019 disertai peringatan hari besar umat Kristen di bulan Desember. Diperkirakan pada momen tersebut juga berpeluang bagi para pedagang nakal atau para spekulan untuk bermain terhadap produk pangan strategis, disebabkan adanya peningkatan konsumsi terhadap kebutuhan tersebut.

"Kita sebagai Tim TPID telah diberi amanah untuk senantiasa melakukan evaluasi, memetakan kemungkinan risiko dan mencarikan solusi terhadap kemungkinan risiko tersebut. Sehingga inflasi dapat terus terkendali pada angka yang diharapkan,” tukuknya.

Seperti diketahui, TPID yang terdiri dari banyak OPD dan instansi vertikal lainnya sangat diharapkan untuk dapat merumuskan kebijakan yang nantinya dapat menjadi bahan acuan bagi OPD terkait dalam menyusun program kerja dan kegiatannya. Sehingga dengan itu dapat membantu menyelesaikan masalah-masalah dalam inflasi seperti ketersediaan pangan, kelancaran distribusi barang dan jasa dengan harga yang terjangkau disertai akses informasi perkembangan harga yang dapat dengan mudah diperoleh masyarakat.

“Perlu kita cermati juga, kecenderungan konsumsi masyarakat kita pada saat sekarang ini tidak hanya dominan pada produk pangan strategis saja. Tetapi di era milenial adanya perubahan arah konsumsi kepada belanja komunikasi dan pendidikan juga mesti menjadi perhatian kita bersama. Hal itu dapat dilihat karena hampir seluruh anggota keluarga di masyarakat memiliki smart phone yang membutuhkan biaya belanja data dan pulsa untuk komunikasi. Sebagai tim pengendali inflasi kita juga mesti mempertimbangkan solusi untuk membantu pengurangan tekanan inflasi dari titik belanja tersebut,” imbau Sekda.

Kepala Bagian Perekonomian Setda Kota Padang Edi Dharma menjelaskan, pada 2017 lalu TPID Kota Padang telah mampu menorehkan prestasi menjadi TPID kabupaten/kota terbaik di wilayah Sumatera. Hal ini tidak terlepas dari kerjasama antara seluruh stakeholder terkait dalam menjaga inflasi di Kota Padang. Sementara, di akhir 2018 ini, perkembangan tingkat inflasi sampai Oktober cukup terkendali dengan jatuh pada angka 1,74 persen. Hal ini sesuai harapan yang diinginkan yaitu di bawah angka 4 persen.

“Semoga hal tersebut bisa bertahan sampai akhir tahun 2018 ini. Namun tetapi, melihat kecenderungan pada bulan-bulan berikutnya perlu kita waspadai akan kemungkinan terjadi peningkatan lonjakan inflasi," tuturnya.

Ia menyebutkan, terkait pelaksanaan Rakor ini yaitu bertujuan untuk evaluasi tindak lanjut tahun sebelumnya sekaligus evaluasi pelaksanaan kegiatan TPID Kota Padang Semester II di tahun 2018.

‘’Di samping itu melalui Rakor ini juga diharapkan menghasilkan solusi terkait permasalahan potensi inflasi yang mungkin akan terjadi disertai rencana tindak lanjutnya,” sebutnya.

Lebih lanjut ditambahkannya, sebenarnya ada beberapa permasalahan dalam usaha pengendalian inflasi pada semester kedua tahun 2018. Mengingat itu TPID Kota Padang perlu melakukan beberapa langkah seperti perlunya evaluasi mendalam terhadap kondisi inflasi di Kota Padang sampai akhir tahun dan dampaknya bagi perekonomian Kota Padang. Selanjutnya memperhatikan kemungkinan terjadinya pergolakan harga terhadap 'volatile food' atau barang pangan strategis di akhir tahun serta kemungkinan perubahan cuaca ekstrim yang bisa menyebabkan bencana alam dan berakibat terganggunya jalur distribusi dan kecukupan barang pangan strategis.

“Maka itu kita perlu langkah-langkah dan kerjasama, seperti perlu dibangun dan disusunnya sistem logistic transportasi dan kerjasama antar daerah dan upaya lain sebagainya,” tukasnya.

Rakor ini diikuti Perwakilan BI Perwakilan Sumbar Bimo Epiyanto, Sekretaris Dinas Pangan Sumbar Yuwarsyah, Kepala Biro Perekonomian Sumbar Irsyad, Plt Kepala Dinas Pangan Padang Syahrial Kamat, unsur BPS Kota Padang, Tim Teknis TPID Kota Padang, Perum Bulog Divisi Regional Sumbar, Hiswana Migas, camat se-Kota Padang serta Ketua TPID Bukittinggi, Kota Payakumbuh, Kabupaten Solok dan Kabupaten Pesisir Selatan. 

(David/ Nda/ Fsl)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »