Ketum PPP Sindir Prabowo-Sandi: Kalau Dipilih Ulama, Kenapa Takut Tes Baca Alquran?

Ketum PPP Sindir Prabowo-Sandi: Kalau Dipilih Ulama, Kenapa Takut Tes Baca Alquran?
BENTENGSUMBAR. COM -Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhammad Romahurmuziy menyindir Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno yang belum merespons tantangan tes membaca Alquran oleh Dewan Ikatan DAI Aceh. Menurut dia, seharusnya sebagai capres-cawapres pilihan ulama, Prabowo-Sandi bisa menyanggupi tantangan tersebut.

"Karena kalau presiden pilihan ulama dia harus memenuhi syarat yang ditentukan oleh kitab, syariah dan ulama. Kalau dia dipilih ulama, kenapa dia takut diajak tes membaca Alquran," kata Rommy saat memberikan pidato di Hari Lahir (Harlah) PPP ke-46 di Kantor DPP PPP, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Minggu, 6 Januari 2019.

Rommy mengakui membaca Al-quran bukanlah syarat menjadi pemimpin Indonesia. Namun, lanjut dia, kubu pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Joko Widodo- Ma'ruf Amin tak masalah dengan tes tersebut.

Mengingat Ma'ruf Amin adalah pernah menjabat sebagai Rais'am dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan juga Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI).

"Walaupun ukuran kepemimpinan bukanlah faseh membaca Alquran. Yang kuat dan bisa dipercaya. Cuman persoalannya, cawapres kita adalah Ma'ruf Amin," ucapnya.

Sebelumnya, Dewan Ikatan Dai Aceh mengundang dua pasangan Capres-Cawapres, Jokowi- Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto- Sandiaga Uno untuk mengikuti uji kemampuan membaca Alquran. Nantinya Hasil tes membaca Alquran tidak akan mempengaruhi keputusan KPU.

"Tes membaca Al Quran, Surat Al-Fatihah dan surat pendek lainnya akan dilaksanakan di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh pada tanggal 15 Januari 2019," kata Ketua Dewan Ikatan Dai Aceh Tgk Marsyuddin.

Koalisi Prabowo adalah pihak yang menolak adanya tes membaca Alquran. Anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi Ferdinand Hutahaean mengatakan tes baca Alquran bukan hal tepat untuk memilih pemimpin nasional. Dia menuturkan, ideologi bangsa Indonesia adalah Pancasila yang menyatukan berbagai macam keberagaman dan kemajemukan.

"Tapi kita harus melihat bahwa capres bukan pemimpin negara syariah. Bahwa kita sedang mencari pemimpin nasional, seorang presiden yang memimpin kemajemukan," kata Ferdinand.

(Source: merdeka.com)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »