BENTENGSUMBAR. COM - Mantan politikus Partai Demokrat Ruhut Sitompul menyampaikan bahwa pernyataan calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto yang menuding korupsi di Indonesia sudah sangat parah. Menurutnya, itu sama sekali tidak benar.
Prabowo dalam pernyataannya saat berbicara di 'The World in 2019 Gala Dinner' di Singapura pada November 2018 bahkan menuding parahnya korupsi itu bisa diibaratkan penyakit di stadium empat.
"Saya terus terang bilang Pak Prabowo itu bohong kalau bilang korupsi stadium empat," ujar Ruhut dalam diskusi bertema korupsi di Kantor Staf Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, 7 Januari 2019.
Menurut Ruhut yang juga juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, di bawah kepemimpinan Jokowi, aparat penegak hukum justru lebih gencar memberantas korupsi. Bahkan, Komisi Pemberantasan Korupsi juga tak segan memproses penyelenggara negara yang melakukan korupsi, sekalipun menteri di Kabinet Kerja.
"Terakhir kemarin Menteri Sosialnya. Karena ada bukti yang kuat ya silakan (diproses). Begitu juga Ketua DPR, begitu juga beberapa pejabat lainnya. Hal seperti itu baru terjadi di era Pak Jokowi," ujar Ruhut.
Ruhut berpandangan, di masa lalu, korupsi sebenarnya lebih masif. Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) menjadi persoalan utama menjelang berakhirnya era kepemimpinan presiden kedua Soeharto.
Sementara di masa kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, sejumlah proyek pemerintah menjadi ladang korupsi beberapa petinggi Partai Demokrat.
"Di era Pak SBY saja oplahnya (koruptor) masih gede," ujar Ruhut.
Ruhut menegaskan bahwa penangkapan koruptor memang terkesan marak di masa kepemimpinan Jokowi. Meski demikian, Ruhut menyampaikan hal itu tidak bisa dijadikan indikator bahwa korupsi paling marak terjadi di masa kepemimpinan Jokowi.
"Jangan karena banyak yang ditangkap di era Pak Jokowi, disimpulkan banyak korupsinya. Jangan begitu. Udah salah Pak Prabowo kalau begitu," ujar Ruhut.
(Source: viva.co.id)
Prabowo dalam pernyataannya saat berbicara di 'The World in 2019 Gala Dinner' di Singapura pada November 2018 bahkan menuding parahnya korupsi itu bisa diibaratkan penyakit di stadium empat.
"Saya terus terang bilang Pak Prabowo itu bohong kalau bilang korupsi stadium empat," ujar Ruhut dalam diskusi bertema korupsi di Kantor Staf Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, 7 Januari 2019.
Menurut Ruhut yang juga juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, di bawah kepemimpinan Jokowi, aparat penegak hukum justru lebih gencar memberantas korupsi. Bahkan, Komisi Pemberantasan Korupsi juga tak segan memproses penyelenggara negara yang melakukan korupsi, sekalipun menteri di Kabinet Kerja.
"Terakhir kemarin Menteri Sosialnya. Karena ada bukti yang kuat ya silakan (diproses). Begitu juga Ketua DPR, begitu juga beberapa pejabat lainnya. Hal seperti itu baru terjadi di era Pak Jokowi," ujar Ruhut.
Ruhut berpandangan, di masa lalu, korupsi sebenarnya lebih masif. Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) menjadi persoalan utama menjelang berakhirnya era kepemimpinan presiden kedua Soeharto.
Sementara di masa kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, sejumlah proyek pemerintah menjadi ladang korupsi beberapa petinggi Partai Demokrat.
"Di era Pak SBY saja oplahnya (koruptor) masih gede," ujar Ruhut.
Ruhut menegaskan bahwa penangkapan koruptor memang terkesan marak di masa kepemimpinan Jokowi. Meski demikian, Ruhut menyampaikan hal itu tidak bisa dijadikan indikator bahwa korupsi paling marak terjadi di masa kepemimpinan Jokowi.
"Jangan karena banyak yang ditangkap di era Pak Jokowi, disimpulkan banyak korupsinya. Jangan begitu. Udah salah Pak Prabowo kalau begitu," ujar Ruhut.
(Source: viva.co.id)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »