Jokowi: Saya Kurus Tapi Tidak Pernah Takut Apapun

Jokowi: Saya Kurus Tapi Tidak Pernah Takut Apapun
BENTENGSUMBAR. COM - Calon Presiden nomor urut 01 Joko Widodo atau Jokowi menegaskan bahwa dirinya tidak takut terhadap apapun. Walaupun memiliki tubuh yang kurus, Jokowi menegaskan tidak pernah takut dengan siapapun.

"Orang banyak lihat, saya ini kurus, iya saya ini kurus. Tapi perlu saudara-saudara ketahui, saya tidak pernah takut apapun," kata Jokowi saat menghadiri silaturahmi paguyuban pengusaha muda Jawa Tengah di MG Setos Hotel, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu, 2 Februari 2019.

Jokowi menegaskan tidak takut apapun jika untuk kepentingan Indonesia. Serta kepentingan seluruh rakyat. "Saya tidak pernah takut apapun untuk kepentingan nasional kita, untuk kepentingan bangsa kita untuk kepentingan rakyat," kata Jokowi.

Menurutnya, selama empat tahun memimpin Indonesia, Jokowi tidak kenal rasa takut. Walaupun sering diam, dia mengaku bukan berarti takut.

"Jadi kalau empat tahun saya sering diam, bukan apa-apa. Jangan dipikir saya takut, tidak. Enggak ada rasa takut di hati saya," tegas Jokowi.

Dia mencontohkan waktu memerintahkan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti agar segera menenggelamkan kapal pencuri ikan. Terdapat 7.000-13.000 kapal yang mencuri sumber daya alam laut. Walaupun sulit, Jokowi yakin dengan perintahnya agar kapal-kapal itu ditenggelamkan.

"Saya perintah kepada Susi ini perintah, perintah saya. Kalau memang perlu ditenggelamkan-ditenggelamkan kalau perlu dibom dibom. Tanya pada Susi. Tanya pada Susi, tanya pada Susi. Tanya pada Menteri Susi mengulangi perintah saya, sampai 3 kali," kata Jokowi.

"Bapak ini serius? Bapak ini betul? bapak ini bener-bener ini ingin? " cerita Jokowi menirukan respons Menteri Susi.

"Kalau saya perintah sudah ada hitung-hitungannya. Sudah kerjakan saja, kerjakan saja. Susinya juga seperti itu, berani juga bret bret bet bret," tegas Jokowi.

Mantan Gubernur DKI ini juga menyinggung keberanian menasionalisasi tambang. Ini sekaligus untuk menjawab tuduhan bahwa Jokowi antek asing. Menurutnya, tudingan itu tidak relevan. Sebab pada masa pemerintahannya penguasaan blok-blok migas berhasil dialihkan ke BUMN. Misalnya saja pada 2015, Blok Mahakam sudah 100 persen dikuasai Pertamina.

"Saya tanya ke Pertamina, siap enggak ngelola ini? Kalau enggak siap ya enggak apa-apa. Ngomong yang keras. Siap enggak? Siap Pak. Yang keras. Bisa enggak? Bisa Pak. Jangan siap-siap tapi enggak siap. Berproduksi mudah tapi memasarkan juga ndak mudah," kata Jokowi bercerita.

Setelah Blok Mahakam, berlanjut Blok Rokan yang dikelola sebelumnya dikelola Chevron. "Lalu saya ke Pertamina. Siap enggak? Siap Pak. Kan kamu udah punya Blok Mahakam. Siap Pak. Dan kita juga bisa memenangkan Blok Rokan," katanya.

Kemudian Freeport, kata dia, sudah sejak awal 2015 sudah mulai negosiasi yang semula alot di angka 30 persen dan bukan mayoritas.

"Tapi saya bilang saya maunya mayoritas, bukan 30 persen. Ini sudah 40 tahun, kita minta mayoritas," katanya.

Jokowi menambahkan, negosiasi selama tiga tahun bukan sesuatu yang mudah. "Negosiasi 3 tahun, dipikir gampang? Kalau gampang sudah dari dulu kita ambil. Dipikir enggak ada intrik politik? Yang bener aja kalau enggak ada sudah dari dulu diambil," katanya.

Hal itulah yang membuat dirinya merasa beruntung berbadan kurus. "Untungnya saya kurus, ditekan sini bisa belok. Lama-lama yang nekan ya capek sendiri," katanya.

(Source: merdeka.com)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »