LSI: Golput Sangat Merugikan Jokowi-Ma'ruf

LSI: Golput Sangat Merugikan Jokowi-Ma'ruf
BENTENGSUMBAR. COM - Pasangan Nomor Urut 01 Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin akan sangat dirugikan jika terjadi golput (golongan putih/tidak memilih) secara massif di kalangan pendukungnya dalam Pilpres 2019.

“Walau dalam survei Jokowi-Ma’ruf menang telak, tapi jika terjadi golput yang massif di kalangan pendukungnya, sementara pendukung Prabowo-Sandiaga militan ke TPS, hasil akhir bisa berubah,” tutur Peneliti LSI Denny JA Ikrama Masloman dalam jumpa pers hasil survei LSI Denny JA di Jakarta, Selasa, 19 Maret 2019.

Survei dilakukan pada 18-25 Februari 2019 melalui face to face interview menggunakan kuesioner. Survei menggunakan metode multistage random sampling dengan 1.200 responden dan margin of error sebesar plus minus 2,9%. Survei dilaksanakan di 34 provinsi di Indonesia. Survei juga dilengkapi penelitian kualitatif dengan metode analisis media, FGD, dan in depth interview. Dikatakan, survei ini dibiayai sendiri oleh LSI Denny JA.

Dijelaskan, kurang lebih sebulan menjelang Pilpres 2019, pemilih yang tahu bahwa pelaksanaan Pilpres akan dilaksanakan pada April 2019 hanya 65,2%. Sebesar 29,5 % menyatakan tidak tahu Pilpres akan dilaksanakan pada April 2019. Dari mereka yang tahu bahwa Pilpres akan dilaksanakan April 2019, sebesar 75,8 % bisa menjawab dengan benar bahwa tanggal pelaksanaan Pilpres adalah 17 April 2019. Dan terdapat 24,2 % tidak bisa menjawab dengan benar tanggal pelaksanaan pilpres-pileg.

Artinya, jika ditotal secara populasi, hanya 49,4% dari pemilih Indonesia yang terinformasi dan menjawab dengan benar bahwa pelaksanaan pilpres dan pileg dilangsungkan pada 17 April 2019. Minimnya informasi waktu pelaksanaan pencoblosan bisa mempengaruhi besar-kecilnya golput.

Ia menambahkan, data KPU menunjukkan, dalam tiga kali pemilu terakhir, jumlah golput cukup variatif sekitar 23-30%. Pada Pemilu 2004, mereka yang golput 23,3%. Pemilu 2009, mereka yang golput 27,45%. Dan Pemilu 2014, mereka yang golput sebesar 30,42%. Dalam tiga pemilu terakhir, ada kecenderungan kenaikan jumlah golput.

Survei LSI Denny JA pada Februari 2019, dengan menggunakan simulasi kertas suara menunjukan dukungan terhadap Jokowi-Maruf 58,7%, dukungan terhadap Prabowo-Sandi sebesar 30,9%. Sebesar 9,9% menyatakan belum menentukan pilihan atau rahasia. Dan sebesar 0,5% adalah suara tidak sah. Survei terbaru ini menunjukan bahwa Jokowi-Ma'ruf masih unggul telak atas Prabowo-Sandi dengan selisih elektabilitas 27,8%.

Ikrama melanjutkan, sejak Agustus 2018, pasca pendaftaran capres-cawapres, elektabilitas Jokowi-Maruf tetap unggul dengan selisih di atas 20% dari pasangan Prabowo-Sandi. Namun, keunggulan Jokowi-Maruf ini masih di bawah angka golput, yang sejak pilpres langsung berkisar antara 23-30%. Survei terakhir (Februari 2019) yang menunjukan selisih kedua capres melebar hingga angka 27,8% pun masih di bawah angka golput Pilpres 2014 yang mencapai 30,42%.

“Untuk memetakan siapa yang diuntungkan dan siapa yang dirugikan oleh golput, kami membuat analisis per segmen atau kantong pemilih penting,” kata dia.

Jika golput banyak terjadi di pemilih minoritas, Jokowi-Ma'ruf dirugikan. Soalnya, margin kemenangan Jokowi-Ma’ruf di segmen ini besar yakni 68,7%. Alasan golput di segmen ini, mereka tidak di tempat di hari pencoblosan karena libur panjang (Rabu, 17 April adalah hari pencoblosan, dan Jumat, 19 April adalah libur nasional Wafat Isa Almasih. Posisi Kamis, 18 April adalah hari “kejepit nasional”. Selain itu, alasannya karena adanya rasa tidak aman dan memilih keluar negeri.

Lalu, jika golput banyak terjadi di pemilih wong cilik, Jokowi-Ma'ruf juga dirugikan. Margin kemenangan Jokowi-Ma’ruf di segmen ini juga besar yakni 36,3%. Alasan Golput di segmen ini, tidak terinformasi, rugi karena meninggalkan upah harian, dan masalah administrasi.

Kemudian, kata Ikrama, jika golput terjadi di pemilih milenial, Jokowi-Ma'ruf juga akan merugi. Margin kemenangan Jokowi-Ma’ruf di segmen ini sebesar 22%. Alasan Golput di segmen ini tidak terinformasi, dan apatisme pada politik.

Selain itu, jika golput banyak terjadi di pemilih emak-emak, Jokowi-Ma'ruf dirugikan. Margin kemenangan Jokowi-Ma’ruf di segmen ini besar yakni 31%. Alasan golput di segmen ini tidak terinformasi, masalah administrasi, dan apatisme politik.

Jika golput banyak di pemilih kalangan terpelajar, Prabowo-Sandi yang akan rugi. Margin kemenangan Prabowo-Sandi di segmen ini besar yaitu 9,3%. Alasan golput di segmen ini, apatisme politik dan protes politik.

Lalu, untuk golput di pemilih Muslim, jika golput di kalangan FPI, HTI, jaringan PKS, maka Prabowo-Sandi yang mengalami kerugian. Soalnya, Prabowo-Sandi menang di segmen ini. Namun, potensi golput di segmen ini kecil, karena pendukung Prabowo-Sandi yang militan.

Bahkan, kemungkinan besar mereka menggelar salat subuh bersama secara nasional untuk persiapan mencoblos di TPS. Kemudian, jika golput di kalangan NU dan lainnya (di luar FPI, HTI, dan jaringan PKS), maka Jokowi-Ma’ruf yang mengalami kerugian (Jokowi-Ma’ruf menang di segmen ini).

“Alasan Golput di segmen ini karena merasa Jokowi-Ma’ruf sudah menang, sehingga pemilih kurang antusias datang ke TPS,” papar dia.

(Source: BeritaSatu.com)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »