Nenek Umur 116 Tahun yang Doakan Prabowo Jadi Presiden Tutup Usia

Nenek Umur 116 Tahun yang Doakan Prabowo Jadi Presiden Tutup Usia
BENTENGSUMBAR. COM - Seorang nenek, Palit Siagian, kelahiran 19-03-1903 di Muara Siunggam, Sumatera Utara yang mendoakan Prabowo Subianto menjadi presiden telah meninggal dunia.

Palit wafat pada Jumat 8 Maret 2019 sekira pukul 17.00 WIB lalu. Semasa hidupnya, meski telah berusia satu abad lebih, Palit Siagian almarhumah, masih dapat melihat dan mendengar secara normal. Hal ini disampaikan oleh cucu almarhumah, Syahminan Rambe, Selasa, 12 Maret 2019 lewat telepon selulernya. "Iya mungkin Nenek saya meninggal karena faktor usia," ungkapnya.

Syahminan bercerita, dua hari sebelum almarhumah meninggal, ada tanda-tanda yang ditunjukkan oleh Palit Siagian. "Dua hari sebelum meninggal, almarhuma nenek (Palit Siagian) mengatakan kepada kami, bahwa dirinya sudah ditunggu, oleh tante saya yang sudah dahulu tutup usia," tutur Syahminan.

Bagi Syahminan, almarhumah Palit Siagian merupakan sosok nenek yang sangat patuh dalam menjalankan ibadah, walaupun bagaimana almarhumah tidak pernah meninggalkan salat lima waktu, meskipun keadaan sedang sakit. "Biarpun sedang sakit, almarhumah tetap saja melakanakan salat yang lima waktu itu," ujarnya.

Diketahui dari sang cucu almarhumah, selama hidup almarhumah Palit Siagian, dikatakan Syahminan sang cucunya banyak mendapat nasehat dari neneknya tersebut. Selain rajin beribadah, dirinya berpendapat neneknya tersebut adalah sosok pemersatu dalam keluarga besar mereka.

"Semoga amal ibadah beliau (almarhumah Palit Siagian) diterima di sisi Allah SWT, semoga almarhum husnul khatimah, diampuni dosanya. Aamiin yaa Rabbal 'aalamiin," tuturnya.

Sebelumnya, kepada wartawan nenek (Palit Siagian) menuturkan rahasia kesehatannya, yaitu jaga salat 5 waktu dan perbanyak sedekah. Untuk makanan dia mengaku sangat menjaganya.

“Nenek kan orang zaman dulu, jadi tidak bisa mengikuti selera makanan zaman sekarang,” ujar nenek Palit Siagian belum lama ini.

Ia juga bercerita, bagaimana keadaan negara ini semasa mudanya. Penjajah datang, ekonomi sulit. Bahkan dia sudah pernah merasakan mengenakan pakaian yang dibuat dari kulit kayu.

“Sedih sekalilah kalau diingat-ingat, baju yang kita kenakan itu, kulit kita terasa mengeras dicampur gatal lagi,” terang pengagum SBY (Presiden ke-6 Republik Indonesia) ini, sambil meneteskan air mata.

Pada waktu itu dia berharap kepada generasi muda untuk terus mengisi kemerdekaan dengan hal-hal yang positif dan bermanfaat bagi negara. Apalagi di tahun politik ini, agar terus menjaga persatuan dan kesatuan walaupun beda pilihan.

(Source: sindonews.com)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »