Tragedi Mei Berdarah Terulang, 3 Tokoh Orba Jadi Sorotan

Tragedi Mei Berdarah Terulang, 3 Tokoh Orba Jadi Sorotan
BENTENGSUMBAR.COM - Tragedi Mei berdarah terulang. Tragedi Mei berdarah yang terjadi pada tahun 1998 kembali terulang pada 2019.

Tragedi 1998 terjadi pada 13 Mei-15 Mei di Jakarta. Sedangkan tragedii 2019 terjadi pada 22 Mei, hari ini.

Kerusuhan 1998 diawali oleh krisis finansial Asia dan dipicu oleh tragedi Trisakti, di mana empat mahasiswa Universitas Trisakti ditembak dan terbunuh dalam demonstrasi 12 Mei 1998.

Tragedi Mei 98 berhasil menumbangkan Presiden Soeharto yang telah berkuasa selama 32 tahun.

Uniknya, targedi 1998 dan 2019 tetap melibatkan tiga tokoh yang sama, yakni Wiranto, Prabowo Subianto dan Amien Rais.

Pada tragedi 98, Amien Rais menjadi penggerak reformasi yang didukung oleh mahasiswa dari berbagai kampus. Ia pun dijuluki sebagai Bapak Reformasi lantaran berhasil menumbangkan rezim Orde Baru, Soeharto.

Saat itu, Wiranto dan Prabowo berada di lingkaran kekuasaan. Wiranto menjabat sebagai Panglima ABRI, sedangkan Prabowo menjabat Danjen Komando Pasukan Khusus (Kopassus).

Kerusuhan 1998 tidak hanya diwarnai pembunuhan, tapi juga penculikan sejumlah aktivis mahasiswa oleh pasukan Mawar yang berada di bawah komando Prabowo.

Prabowo pun dianggap sebagai dalang penculikan mahasiswa hingga dipecat dari kesatuan TNI.

Namun kontroversi dalang penculikan mahasiswa 1998 hingga kini masih pro kontra. Kubu Prabowo menilai Wiranto lah yang seharusnya paling bertanggung jawab karena dia pimpinan tertinggi TNI kala itu.

Kali ini, tragedi Mei berdarah masih mirip kerusuhan 1998 karena melibatkan tiga tokoh yang sama.

Kerusuhan 2019 dimulai dari seruan Amien Rais untuk melakukan people power lantaran Pemilu 2019 dianggap penuh dengan kecurangan.

Di belakang Amien Rais ada Prabowo yang merupakan capres nomor urut 02. Amien dan Prabowo yang pada tahun 1998 berseteru, kini bersatu melawan capres petahana yang didukung oleh Wiranto.

Wiranto Tahu Dalang Kerusuhan 22 Mei 2019

Menko Polhukam, Wiranto menegaskan dirinya sudah tahu dalang kerusuhan Jakarta. Bahkan, aktor intelektualnya sudah diketahui sebelum aksi 22 Mei.

“Kita kan punya aparat intelijen ya, yang terus mengamati perkembangan situasi sebelum pemilu, pada saat pemilu maupun setelah pemilu, kita ikuti,” ucap Wiranto, Rabu, 22 Mei 2019.

“Kalau saudara-saudara jeli mengamati berbagai kasus yang terjadi, kan ada satu keterkaitan antara kasus satu dengan yang lain,” tambahnya.

Saat ditanya apakah dalang kerusuhan 22 Mei adalah elit Gerinda, Wiranto tidak membantah dan tidak mengiyakan. Ia hanya menjawab diplomatis.

“Kita simpulkan bahwa dalang itu kita sudah tahu dan sedang dalam kajian penyelidikan lebih dalam lagi. Jangan dikira kemudian kita tidak tahu, kita tahu. Tetapi kan ada hal-hal yang menyangkut hukum yang harus kita taati,” ucap Wiranto.

Amien Rais: Polisi Tembaki Umat Islam Secara Ugal-ugalan

Terpisah, Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais menyalahkan aparat kepolisian atas terjadinya kericuhan dalam aksi demonstrasi massa aksi 22 Mei di depan Gedung KPU dan kantor Bawaslu.

Amien bahkan menyebut aparat kepolisian sebagai anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) PKI karena menembaki umat Islam secara ugal-ugalan.

“Saudara ku saya menangis, saya betul-betul sedih, juga marah bahwa polisi-polisi yang berbau PKI telah menembak umat Islam secara ugal-ugalan,” kata Amien seperti diunggah dalam akun instagran pribadinya, Rabu, 22 Mei 2019.

Amien meminta pertanggungjawaban aparat kepolisian atas meninggalnya massa aksi tadi malam.

“Saya atas nama umat Islam minta pertanggungjawaban mu. Jangan bikin marah umat Islam,” tegas Amien Rais.

(Source: pojoksatu.id)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »