BENTENGSUMBAR.COM - Seorang oknum polisi anggota Polsek Air Gegas, Kabupaten Bangka Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, diduga melakukan penganiayaan dan tindak kekerasan terhadap seorang bocah.
Sementara yang menjadi korban, adalah anak laki-laki yang masih berumur sembilan tahun berinisial Dp.
Aksi dugaan penganiayaan dan kekerasan itu terjadi di Taman Pendidikan Alquran (TPA) Al Istiqomah Unit 001, Jalan AMD, Perumnas Guru Toboali pada Rabu, 17 Juli 2019 lalu, sekira pukul 15.45 WIB.
Wali Kelas TPA Al Istiqomah, Ustadz Helmi, seperti dilansir dari Babelpos (Jawa Pos Grup) menuturkan, akibat kejadian teresbut, Dp kini mengalami trauma dan sakit saat makan dan minum.
“Kejadiannya selepas dari Salat Ashar. Oknum itu tiba-tiba langsung masuk ke ruangan kelas Umar Bin Khatab tanpa permisi dan mengucapkan salam,” tuturnya, Minggu, 21 Juli 2019.
Saat peritiwa itu terjadi, korban tengah bersama anak-anak lain sedang mengaji.
“Saat itu, Dp (korban) bersama anak-anak lainnya sedang mengaji (membaca) Alquran, dan oknum itu langsung menyeret Dp hingga keluar kelas,” lanjutnya.
Oknum itu, kata Helmi, menyeret Dp dari dalam ruangan hingga keluar dan dibawa ke belakang kelas. Saat kejadian, Dp masih memegang Alquran.
“Ucapan yang keluar dari mulut Dp saat diseret, ‘ampun, ampun, ampun, ampun Pak’ yang tangannya tetap memegang Alquran sembari bertahan memegang kaki-kaki kursi saat diseret oknum itu,” kata Helmi.
Melihat hal itu, kata Helmi, para ustadz dan anak didiknya yang lain merasa ketakutan.
“Kami terkejut melihatnya. Suara oknum itu besar. Oknum itu datang nggak pakai seragam dinas, tapi pakai baju biasa,” ujar Helmi.
Sembari terus menyeret dan menekan, oknum polisi itu juga berkali-kali menghardik Dp.
“Kami lihat Dp diseret oknum itu. Nangis sambil mengucapkan minta ampun,” ungkapnya.
Tak hanya itu, oknum tersebut juga membentak korban menanyakan dimana orangtuanya.
“Saat dibelakang, leher Dp dicekik, mulutnya ditekan-tekan pakai tangan, pundaknya juga ditekan-tekan oleh oknum itu,” lanjutnya.
Sementara, orang tua Dp, Candra Saputra (31) merasa kesal dan hatinya berontak atas kejadian yang menimpa anaknya itu.
Candra pun mendesak agar oknum polisi yang melakukan kekerasan dan penganiayaan terhadap anaknya itu diproses secara hukum dengan seadil-adilnya.
“Sakit hati ini rasanya anak saya dilakukan seperti itu. Saat ini kondisi anak saya masih ketakutan. Melihat ada orang lagi kumpul ramai-ramai juga merasa ketakutan,” kata Candra.
Selain trauma, Dp juga mengalami luka-luka di sejumlah bagian tubuhnya.
“Ada luka memar di bagian lengan bekas kena kuku oknum itu sepertinya. Makan dan minum agak susah dan terasa sakit karena lehernya dicekik oleh oknum itu,” kata Candra.
(Source: pojoksatu.id)
Sementara yang menjadi korban, adalah anak laki-laki yang masih berumur sembilan tahun berinisial Dp.
Aksi dugaan penganiayaan dan kekerasan itu terjadi di Taman Pendidikan Alquran (TPA) Al Istiqomah Unit 001, Jalan AMD, Perumnas Guru Toboali pada Rabu, 17 Juli 2019 lalu, sekira pukul 15.45 WIB.
Wali Kelas TPA Al Istiqomah, Ustadz Helmi, seperti dilansir dari Babelpos (Jawa Pos Grup) menuturkan, akibat kejadian teresbut, Dp kini mengalami trauma dan sakit saat makan dan minum.
“Kejadiannya selepas dari Salat Ashar. Oknum itu tiba-tiba langsung masuk ke ruangan kelas Umar Bin Khatab tanpa permisi dan mengucapkan salam,” tuturnya, Minggu, 21 Juli 2019.
Saat peritiwa itu terjadi, korban tengah bersama anak-anak lain sedang mengaji.
“Saat itu, Dp (korban) bersama anak-anak lainnya sedang mengaji (membaca) Alquran, dan oknum itu langsung menyeret Dp hingga keluar kelas,” lanjutnya.
Oknum itu, kata Helmi, menyeret Dp dari dalam ruangan hingga keluar dan dibawa ke belakang kelas. Saat kejadian, Dp masih memegang Alquran.
“Ucapan yang keluar dari mulut Dp saat diseret, ‘ampun, ampun, ampun, ampun Pak’ yang tangannya tetap memegang Alquran sembari bertahan memegang kaki-kaki kursi saat diseret oknum itu,” kata Helmi.
Melihat hal itu, kata Helmi, para ustadz dan anak didiknya yang lain merasa ketakutan.
“Kami terkejut melihatnya. Suara oknum itu besar. Oknum itu datang nggak pakai seragam dinas, tapi pakai baju biasa,” ujar Helmi.
Sembari terus menyeret dan menekan, oknum polisi itu juga berkali-kali menghardik Dp.
“Kami lihat Dp diseret oknum itu. Nangis sambil mengucapkan minta ampun,” ungkapnya.
Tak hanya itu, oknum tersebut juga membentak korban menanyakan dimana orangtuanya.
“Saat dibelakang, leher Dp dicekik, mulutnya ditekan-tekan pakai tangan, pundaknya juga ditekan-tekan oleh oknum itu,” lanjutnya.
Sementara, orang tua Dp, Candra Saputra (31) merasa kesal dan hatinya berontak atas kejadian yang menimpa anaknya itu.
Candra pun mendesak agar oknum polisi yang melakukan kekerasan dan penganiayaan terhadap anaknya itu diproses secara hukum dengan seadil-adilnya.
“Sakit hati ini rasanya anak saya dilakukan seperti itu. Saat ini kondisi anak saya masih ketakutan. Melihat ada orang lagi kumpul ramai-ramai juga merasa ketakutan,” kata Candra.
Selain trauma, Dp juga mengalami luka-luka di sejumlah bagian tubuhnya.
“Ada luka memar di bagian lengan bekas kena kuku oknum itu sepertinya. Makan dan minum agak susah dan terasa sakit karena lehernya dicekik oleh oknum itu,” kata Candra.
(Source: pojoksatu.id)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »