Konsep Trisakti Bung Karno Relevan untuk Pembangunan Daerah

Konsep Trisakti Bung Karno Relevan untuk Pembangunan Daerah
BENTENGSUMBAR.COM - Penerapan prinsip Trisakti dan kebudayaan dianggap masih relevan dalam kebijakan pemerintah daerah. Bahkan, nilai-nilai itu bisa mendorong ekonomi daerah secara merata dan menarik wisatawan mancanegara. 

Hal itu terungkap dalam diskusi bertajuk 'Kepala Daerah Bongkar Rahasia PDIP Menang Dalam Pilkada' di sela-sela Kongres V PDIP di Sanur, Bali, Jumat, 9 Agustus 2019. Hadir sebagai narasumber Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dan Bupati Boven Digoel Benedictus Tambonop.

Anas mengatakan, setiap kebijakan yang dibuatnya, selalu merujuk pada Trisakti Bung Karno dan arahan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Seperti pengembangan wisata Banyuwangi yang tidak mengizinkan pembangunan gedung tanpa mengikuti identitas lokal. 

"Di tempat saya yang boleh mendirikan bangunan tempat sewa adalah homestay kerakyatan dan hotel bintang tiga dan empat. Tidak boleh ada hotel kelas melati. Itu membantu mendorong ekonomi rakyat dan sekarang homestay di Banyuwangi itu mencapai 400 unit," kata Anas. 

Anas melanjutkan, zona persawahan juga tidak boleh diganggu oleh pembangunan. Dia menyontohkan daerah di dekat Bandara International Banyuwangi. Di sekelilingnya sawah masih dipertahankan, meski banyak investor ingin melakukan pembangunan di sana. 

"Banyuwangi boleh berkembang tapi pertanian tidak boleh diganggu," kata politikus PDI Perjuangan ini. 

Semua izin mendirikan bangunan (IMB) untuk perhotelan, kata Anas, harus merefleksikan kebudayaan lokal Banyuwangi. Hal itu menurut Anas, sesuai dengan prinsip PDIP yang mengutamakan kebudayaan. 

"Ternyata pembangunan dengan melekatkan identitas lokal membuat Banyuwangi bisa mengalahkan kepuasan wisatawan yang datang ke Bali maupun Labuan Bajo. Ini menurut survei internasional," kata dia. 

Sementara itu, Bupati Boven Digoel Benedictus menyatakan pembangunan di daerahnya tetap menjaga unsur Trisakti dan gagasan Megawati. Meski sejauh ini belum tampak hasilnya, Benedictus mengaku pondasi-pondasinya sudah ditanamkan. 

Dengan bantuan dari Presiden Joko Widodo, daerahnya yang berbatasan dengan Papua Nugini itu mulai terbangun infrastruktur. Dia bahkan menyatakan puluhan kampung yang ada di daerahnya sudah terhubung karena proyek jalan Trans Papua. 

"Jalan Trans Papua dibangun sejak saya SMP pada 1980-an, tapi tidak ada yang eksekusi dengan baik. Hanya gaung dan sangat lamban. Tetapi puji Tuhan zaman ini sudah dibangun. Dulu bisa seminggu dari Marauke ke Boven. Hari ini, hanya delapan jam," jelas Benedictus.

(Source: sindonews.com)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »