Cerita Ganjar Pranowo soal Aksinya Menemui Demonstran di Semarang

Cerita Ganjar Pranowo soal Aksinya Menemui Demonstran di Semarang
BENTENGSUMBAR.COM - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menjadi kepala daerah yang sedang hangat dibicarakan oleh publik. Bagaimana tidak, aksinya turun langsung menemui demonstran di depan kantornya pada Selasa, 24 September 2019 berbeda dengan sikap kepala daerah lain yang wilayahnya juga diwarnai aksi demonstrasi.

Saat dihubungi kumparan, Kamis, 26 September 2019, Ganjar mengaku aksinya itu adalah spontanitas. Sebab, salah satu stafnya mengabarkan demonstran yang didominasi mahasiswa itu telah menjebol pagar dan hanya ingin ditemuinya.

Ganjar mengaku awalnya tidak ada rencana untuk turun dan menemui demonstran. Musababnya, saat itu, di waktu bersamaan, dia sedang menemui Kepala Badan Narkotika Nasional Komisaris Jendral Heru Winarko.

“Enggak ada persiapan,” tegas Ganjar.

Didampingi staf, Satpol PP dan Kapolrestabes Semarang Kombes Abioso Seno Aji, Ganjar melangkah cepat menuju kerumunan massa saat mengetahui demonstran ingin menemuinya. Dia menggulung lengan kemejanya. 

“Pak Ganjar, Pak De! Kasih jalan,” teriak mahasiswa dari kerumunan.

“Dibukain jalannya (oleh massa), ngacungin tangan dan salaman lho, Mbak, cium tangan lho, Mbak. Saya makgrek itu, ini anak baik semua,” kata Ganjar.

Soal sikapnya yang menandatangani tujuh tuntutan massa, menurut Ganjar itu adalah hal wajar. Substansinya ada pada pemenuhan keinginan dari mahasiswa yang berharap aspirasinya disampaikan ke pemerintah pusat.

“Kan tuntutannya mereka saya diminta menyampaikan, bukan cerita setuju atau tidak,” kata Ganjar menjawab pertanyaan apakah sikapnya itu tidak dipermasalahkan oleh PDIP.

Menurutnya, apa yang sedang terjadi saat itu bukan waktu yang tepat untuk berdebat soal konten (isi dari tuntutan). Ganjar mengaku sebenarnya telah menyiapkan ruangan untuk memfasilitasi para mahasiswa berdiskusi.

“Mereka tidak mau, meminta saya menandatangani. Maka saya ikuti,” kata Ganjar.

Soal ini, Ganjar mengaku tahu persis apa yang diinginkan oleh massa. Sebab, aksi tersebut serupa dengan yang pernah dialaminya kala masih berstatus mahasiswa di Universitas Gajah Mada (UGM) pada kurun waktu tahun 1987-1988.

“Maka saya tulis di sana, ‘kami akan teruskan ke pusat’ terus aku tanda tangan. Jadi utuh, bukan soal persetujuan atau tidak setuju,” sambung Politikus PDIP itu.

Sementara itu, Ganjar mengaku juga telah menyampaikan aspirasi para mahasiswa itu kepada para pimpinan DPR RI yang dikenalnya. Dia menyebut nama Ketua DPR RI Bambang Soesatyo, Wakil Ketua DPR RI mulai dari Fahri Hamzah, Fadli Zon hingga Agus Hermanto.

Bahkan, Ganjar mengaku usai aksi tersebut dirinya langsung dihubungi oleh Ketua Bidang Politik dan Keamanan DPP PDIP yang juga Menko PMK, Puan Maharani. Anak Megawati Soekarnoputri itu menanyakan kabar dan situasi di depan Gedung DPRD Jateng.

“Saya kirimi itu fotonya, aspirasinya (dari pendemo yang sudah ditandatanganinya), kalau Mbak Puan malah seketika itu, kita sampaikan. Jadi eksekutif-legislatif sudah saya kirimi semuanya,” kata Ganjar.

Terlepas dari itu semua, Ganjar mengklaim demo yang terjadi di Jawa Tengah adalah aksi yang paling keren. Bagaimana tidak, kata Ganjar, massa pendemo kompak membubarkan diri dan membersihkan sampah yang mereka tinggalkan.

“Jawa Tengah paling keren menurut saya, saya klaim begitu, ya, paling keren. Kalau soal pagar biar saya perbaiki, karena itu harganya lebih murah dari pada kerusakan yang lebih besar,” tegas Gubernur dua periode tersebut.

Ketika disinggung soal dirinya yang dibanding-bandingkan dengan kepala daerah lainnya, Ganjar menyebut itu hal biasa. Ganjar meyakini, kepala daerah berkeinginan sama menyampaikan seperti halnya dirinya.

"Ini (aksi menemui pendemo) biasa saja. Buat saya ini sebuah dialektika antara pimpinan dengan rakyatnya," kata Ganjar.

(Source: kumparan.com)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »