BENTENGSUMBAR.COM - Mabes Polri memastikan korban jiwa dalam kerusuhan yang terjadi usai unjuk rasa di Universitas Cenderawasih, Papua, berjumlah 3 orang. Mereka seluruhnya mahasiswa. Namun, belum diketahui pasti identitas para korban.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, kejadian bermula saat massa yang berjumlah 200 mahasiswa eksodus Papua mendatangi Universitas Cenderawasih pukul 07.00 WIT.
Mereka kemudian melakukan pemblokiran jalan, memasang spanduk, dan berencana mendirikan posko di area kampus. Posko tersebut diduga untuk melakukan provokasi dan propaganda dari oknum tertentu.
Mahasiswa Universitas Cenderawasih (Uncen) menolak keberadaan mahasiswa eksodus tersebut. Selanjutnya mereka menghubungi pihak rektorat, dan berlanjut komunikasi dengan Polda Papua untuk membantu negosiasi agar mahasiswa eksodus meninggalkan area kampus supaya tidak mengganggu proses belajar mengajar.
Komunikasi aparat dan mahasiswa eksodus berjalan baik. Mereka sepakat kembali ke Expo Jayapura. Kepulangan mereka diantar oleh mobil-mobil aparat. Namun, kondisi tersebut berubah sekitar pukul 13.00 WIT saat massa mendadak menyerang petugas secara sporadis tanpa alasan yang jelas.
Akibat serangan tersebut, 1 anggota TNI tewas dan 6 anggota Brimob mengalami luka akibat terkena benda tumpul dan senjata tajam. “Situasi mengkhawatir baik aparat dan masyarakat, bantuan Brimob melakukan tindakan untuk melumpuhkan para mahasiswa eksodus yang anarkis. Akibatnya ada 3 mahasiswa meninggal dunia. Kemudian 20 luka-luka,” ujar Dedi di kantor Divisi Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin, 23 September 2019.
Dedi menjelaskan, saat ini baik korban meninggal maupun korban luka sudah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Papua. Korban akan menjalani otopsi dan perawatan bagi yang luka. Sementara itu 318 mahasiswa eksodus yang diduga melakukan tindakan anarkis diamankan guna dimintai keterangan.
“Sekarang dipilah siapa yang melakukan penganiayaan, kemudian siapa yang memprovokasi, dan siapa yang ikut-ikutan. Sekarang dimintai keterangan. Kondisi saat ini berangsur kondusif,” imbuhnya.
Mantan Wakapolda Kalimantan Tengah itu menyampaikan, dugaan sementara 3 mahasiswa tewas karena terkena peluru karet petugas. Namun, hal itu akan dibuktikan dari hasil otopsi tim Disaster Victim Investigation (DVI).
“Dugaan (meninggal karena) peluru karet, tapi harus diotopsi dahulu. Tim DVI masih melakukan pengecekan identitasnya. Penyebab masih didalami tim DVI,” tegasnya.
Di sisi lain, Dedi memastikan aparat keamanan tidak dilengkapi dengan peluru tajam selama menjaga aksi unjuk rasa. Oleh karena itu, masyarakat diminta tidak mudah percaya dengan berita bohong atau hoax yang bisa saja disebar oleh oknum tak bertanggung jawab.
Kepolisian menduga kerusuhan tersebut tidak lepas dari skenario yang dibuat oleh pihak-pihak tertentu. Seperti Benny Wenda, KNPB, maupun AMP. Sedangkan untuk masyarakat sipil, dipastikan tidak ada yang menjadi korban kerusuhan tersebut. “Sebagian besar mahasiswa eksodus, karena KTP-nya dan kartu mahasiswa sudah ditemukan,” pungkas Dedi.
(Source: jawapos.com)
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, kejadian bermula saat massa yang berjumlah 200 mahasiswa eksodus Papua mendatangi Universitas Cenderawasih pukul 07.00 WIT.
Mereka kemudian melakukan pemblokiran jalan, memasang spanduk, dan berencana mendirikan posko di area kampus. Posko tersebut diduga untuk melakukan provokasi dan propaganda dari oknum tertentu.
Mahasiswa Universitas Cenderawasih (Uncen) menolak keberadaan mahasiswa eksodus tersebut. Selanjutnya mereka menghubungi pihak rektorat, dan berlanjut komunikasi dengan Polda Papua untuk membantu negosiasi agar mahasiswa eksodus meninggalkan area kampus supaya tidak mengganggu proses belajar mengajar.
Komunikasi aparat dan mahasiswa eksodus berjalan baik. Mereka sepakat kembali ke Expo Jayapura. Kepulangan mereka diantar oleh mobil-mobil aparat. Namun, kondisi tersebut berubah sekitar pukul 13.00 WIT saat massa mendadak menyerang petugas secara sporadis tanpa alasan yang jelas.
Akibat serangan tersebut, 1 anggota TNI tewas dan 6 anggota Brimob mengalami luka akibat terkena benda tumpul dan senjata tajam. “Situasi mengkhawatir baik aparat dan masyarakat, bantuan Brimob melakukan tindakan untuk melumpuhkan para mahasiswa eksodus yang anarkis. Akibatnya ada 3 mahasiswa meninggal dunia. Kemudian 20 luka-luka,” ujar Dedi di kantor Divisi Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin, 23 September 2019.
Dedi menjelaskan, saat ini baik korban meninggal maupun korban luka sudah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Papua. Korban akan menjalani otopsi dan perawatan bagi yang luka. Sementara itu 318 mahasiswa eksodus yang diduga melakukan tindakan anarkis diamankan guna dimintai keterangan.
“Sekarang dipilah siapa yang melakukan penganiayaan, kemudian siapa yang memprovokasi, dan siapa yang ikut-ikutan. Sekarang dimintai keterangan. Kondisi saat ini berangsur kondusif,” imbuhnya.
Mantan Wakapolda Kalimantan Tengah itu menyampaikan, dugaan sementara 3 mahasiswa tewas karena terkena peluru karet petugas. Namun, hal itu akan dibuktikan dari hasil otopsi tim Disaster Victim Investigation (DVI).
“Dugaan (meninggal karena) peluru karet, tapi harus diotopsi dahulu. Tim DVI masih melakukan pengecekan identitasnya. Penyebab masih didalami tim DVI,” tegasnya.
Di sisi lain, Dedi memastikan aparat keamanan tidak dilengkapi dengan peluru tajam selama menjaga aksi unjuk rasa. Oleh karena itu, masyarakat diminta tidak mudah percaya dengan berita bohong atau hoax yang bisa saja disebar oleh oknum tak bertanggung jawab.
Kepolisian menduga kerusuhan tersebut tidak lepas dari skenario yang dibuat oleh pihak-pihak tertentu. Seperti Benny Wenda, KNPB, maupun AMP. Sedangkan untuk masyarakat sipil, dipastikan tidak ada yang menjadi korban kerusuhan tersebut. “Sebagian besar mahasiswa eksodus, karena KTP-nya dan kartu mahasiswa sudah ditemukan,” pungkas Dedi.
(Source: jawapos.com)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »