BENTENGSUMBAR. COM - Sebagai anggota DPRD Kota Padang, Zulhardi Zakaria Latif meminta warga untuk membantu anggota dewan mewujudkan setiap usulan yang disampaikan melalui proposal.
Hal itu disampaikannya pada acara Malam Silaturahmi dan Diskusi Nagari "Saciok Bak Ayam, Sadaciang Bak Basi" yang digelar di Pusat Kuliner Pauh IX Kecamatan Kuranji Kota Padang, Sumatera Barat, Jumat, 13 Desember 2019.
"Kalau tidak ditindaklanjuti dengan proposal, maka rapat kita malam ini sama saja dengan rapat karo, hasil tidak ada. Bantu kami dengan proposal setiap usulan yang disampaikan malam ini," cakapnya.
Jika proposal sudah disampaikan ke anggota dewan, dan masuk di Musrenbang Kelurahan, Kecamatan dan Kota, kata Zulhardi, baru diperjuangkan di Badan Anggaran DPRD Kota Padang.
"Misalnya, pembangunan jembatan di Gunung Sarik, masuk dalam Musrenbang, anggarannya nol, maka di sana kita bisa anggarkan di DPRD Padang," cakapnya.
Zulhardi juga mengkritik budaya meminta kepada kontraktor oleh pemuda di lokasi tempat dilaksanakannya pembangunan.
"Saya ada dua pokok-pokok pikiran (pokir, red) tahun ini yang tidak bisa dilaksanakan karena budaya seperti itu. Akhirnya pokir saya itu dipindahkan lokasinya ke tempat lainnya. Saya minta hal-hal itu tidak terjadi lagi di kampung kita," tegasnya.
(by)
Hal itu disampaikannya pada acara Malam Silaturahmi dan Diskusi Nagari "Saciok Bak Ayam, Sadaciang Bak Basi" yang digelar di Pusat Kuliner Pauh IX Kecamatan Kuranji Kota Padang, Sumatera Barat, Jumat, 13 Desember 2019.
"Kalau tidak ditindaklanjuti dengan proposal, maka rapat kita malam ini sama saja dengan rapat karo, hasil tidak ada. Bantu kami dengan proposal setiap usulan yang disampaikan malam ini," cakapnya.
Jika proposal sudah disampaikan ke anggota dewan, dan masuk di Musrenbang Kelurahan, Kecamatan dan Kota, kata Zulhardi, baru diperjuangkan di Badan Anggaran DPRD Kota Padang.
"Misalnya, pembangunan jembatan di Gunung Sarik, masuk dalam Musrenbang, anggarannya nol, maka di sana kita bisa anggarkan di DPRD Padang," cakapnya.
Zulhardi juga mengkritik budaya meminta kepada kontraktor oleh pemuda di lokasi tempat dilaksanakannya pembangunan.
"Saya ada dua pokok-pokok pikiran (pokir, red) tahun ini yang tidak bisa dilaksanakan karena budaya seperti itu. Akhirnya pokir saya itu dipindahkan lokasinya ke tempat lainnya. Saya minta hal-hal itu tidak terjadi lagi di kampung kita," tegasnya.
(by)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »