Di Kabupaten Solok, PT. Hitai masih tahap menunggu hasil perjanjian jual beli listrik (Power Purchase Agreement/PPA) dengan PLN.
Hal itu disampaikan Gubernur Provinsi Sumatera Barat Irwan Prayitno saat memberikan sambutan pada peresmian beroperasi komersil Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) tahap I oleh PT. Supreme Energy, Muara Laboh, Senin, 17 Februari 2020 lalu.
"Untuk di Kabupaten Solok, saat ini PT. Hitai masih tahap menunggu hasil perjanjian jual beli listrik (Power Purchase Agreement/PPA) dengan PLN," ujarnya.
Sedangkan di Pasaman, energi panas bumi tersebut di kelola oleh PT. Medco Energi Internasional. Ia berharap, kedua potensi tersebut hasilnya bisa seperti yang di Solok Selatan.
"Untuk titik-titik panas bumi di daerah lain akan ada datang investor segera," cakap politisi senior Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini.
Sementara itu, kalangan DPR RI memberi perhatian khusus pada potensi ini untuk digarap, apalagi Indonesia memiliki 40 persen dari total energi panas bumi atau geothermal itu.
Anggota DPR RI asal Sumatera Barat, Mulyadi dalam suatu kesempatan mengatakan, panas bumi di Ranah Minang sekitar 1.600 MW, sedang tidur di Gunung Tandikek, Singgalang dan Talamau. Sedangkan di kaki Kerinci, Solsel sudah digarap oleh PT Supreme Energi Muara Labuh.
"Meski sedang rumit, potensi serupa di Gunung Talang, akan dikembangkan oleh Hitay Daya Energi. Sedangkan, beberapa potensi lainnya seperti di Gunung Tandikek, Gunung Singgalang, dan Gunung Talamau dan di Bonjol belum dikelola," ujarnya.
"Panas bumi merupakan anuregah untuk generasi kita. Hari ini dan esok, jika tak dimanfaatkan, maka sia-sialah kekayaan alam itu. Negara sudah menyediakan anggaran yang cukup, sementara provinsi lain, telah menikmati, apakah kita masih meragukannya," urainya.
(by/hms-sumbar)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »