Covid-19, Umat Islam Sumbar Diimbau Salat Tarawih dan Idul Fitri di Rumah Aja

BENTENGSUMBAR.COM - Jumlah kasus positif Corona Covid-19 terus bertambah di Tanah Air. Termasuk di Sumatera Barat, hingga Rabu, 15 April 2020, ada 55 warga Sumbar yang positif Covid-19. Dan Kota Padang penyumbang terbesar sebanyak 33 orang positif Covid-19.

Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) pun mengimbau umat Islam agar memaksimalkan seluruh ibadah di rumah selama bulan Ramadan nanti.

Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang, Eka Putra Wirman mengimbau agar masyarakat mematuhi instruksi pemerintah pada setiap tindakan yang berdampak terhadap pemutusan mata rantai penyebaran Covid-19.

"Umat Islam agar memanfaatkan berbagai fasilitas yang diberikan oleh Allah untuk menghadapi cobaan dan dinamika hidup ini. Di antara fasilitas tersebut adalah nash suci agama (berupa al-Quran dan Hadis) serta kekuatan pikiran dan logika yang menghasilkan ilmu pengetahuan," ungkapnya kepada BentengSumbar.com melalui pesan WhatsApp, Rabu, 15 April 2020.

Ia mengatakan, Al-Quran dan Hadis dipelajari dan didalami oleh ulama lalu diajarkan kepada umat. Memahami nash suci membutuhkan ketajaman akal pikiran sehingga terkuak bulir-bulir ilmu dan hikmah darinya.

Sedangkan, pikiran dan logika dipakai untuk memahami alam semesta yang diciptakan Allah untuk dipahami, diolah, dipelajari dan dimanfaatkan sebaik mungkin.

Dikatakannya, Covid-19 adalah fenomena alam yang bisa dipahami oleh akal pikiran manusia. Maka hargai dan hormati fasilitas yang diberikan Allah tersebut dengan memberikan respon yang positif. Bukan sebaliknya, menegasikan produk dari fasilitas yang diberikan Allah tersebut.

"Ulama telah menginstruksikan agar umat stay at home dan menghentikan ibadah dan kegiatan keagamaan secara massal di masjid. Demikian juga pemerintah melalui para ahli kesehatan telah menginstruksikan untuk mengalihkan aktifitas sehari-hari ke rumah termasuk pelaksanaan ibadah," ujarnya.

Menurutnya, ulama dan pemerintah telah satu kata dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19, maka hanya ada satu respon yang baik, yaitu melaksanakan keputusan tersebut dengan ikhlas dan berserah diri kepada Allah SWT.

Senada dengan itu, Pengurus Wilayah Muhammadiyah Sumatera Barat sepakat dengan fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan imbauan pemerintah, baik pusat dan daerah agar umat Islam salat tarawih dan idul fitri di rumah saja selama wabah Covid-19.

"Yang pertama, pedoman kita adalah Quran dan Sunnah. Itu puncaknya sudah difatwakan MUI dan Majelis Tarjih Muhammadiyah. Barulah imbauan pemerintah pusat melalui Menteri Agama, Gubernur, Wali Kota dan Bupati," ungkap Shofwan Karim El Husein, Ketua PW Muhammadiyah Sumatera Barat kepada BentengSumbar.com, Rabu, 15 April 2020.

Intinya sama, kata Shofwan Karim,  dengan tidak mengurangi kekhusukan beribadah Ramadan tahun ini, maka menolak mufsadat atau ketidakbaikan lebih diutamakan daripada mengambil kebaikan. Itu dalilnya oleh ulama.

Dikatakannya, wabah Covid-19 ini merupakan bencana non alam dan bersifat darurat. Bahkan ulama sudah memfatwakan, yang meninggal karena Covid-19 adalah mati syahid, yaitu syahid dunia, disamakan dengan perempuan yang meninggal ketika melahirkan.

"Oleh karena itu, kita harus menahan diri dengan tidak mengurangi kekhusukan dan ketawadhuan kita beribadah kepada Allah SWT dengan beribadah di rumah masing-masing," jelasnya.

"Walau pun begitu, Muhammadiyah atau usulan beberapa warga punya inisiatif dan telah saya sampaikan kepada Wali Kota Padang dan Gubernur Sumbar, dan sudah ada edaran Gubernur dan Wali Kota, bahwa masjid-masjid masih dibuka, namun sangat terbatas jamaahnya, 4-5 orang," ungkapnya.

Meski demikian, kata Shofwan Karim, jamaah yang ingin salat di masjid harus membawa sajadah dari rumah, memakai masker, mencuci tangan dengan sabun di wastafel pintu masuk masjid atau hand sanitizer dan jarak satu meter perjamaah.

"Lantas mubaligh bagaimana? Bisa datang ke masjid dengan berkoordinasi dengan pengurus masjid, tidak usah jamaahnya yang banyak, cukup mikrofonnya diperbaiki dengan ceramah yang selama ini 15 menit dipersingkat menjadi 7-10 menit dengan suara lantang yang dapat didengar dari rumah-rumah di sekitar masjid dan musala," cakapnya.

Selain itu, kata Shofwan, saat ini mubaligh sudah canggih dengan memanfaatkan teknologi. Misalnya virtual meeting, digital communication, youtube, whatsapp, telegram, facebook mesengger dan lain sebagainya, yang bisa kontak langsung dengan jamaah.

"Dengan aplikasi zoom google meeting, itu tidak terbatas orangnya. Hanya yang gratis itu terbatas waktunya 30 menit. Muhammadiyah sekarang sudah melakukan itu. Kita sudah mempraktekan,  baik di pesantren, Muhammadiyah Sumbar dan pusat, bahka  kita melakukan konferensi nasional dan internasional dengan virtual itu," ungkapnya.

Dikatakan Shofwan, Indonesia belum separah Amerika, Italia, Inggris, Jerman, Belanda, dan China. Di negara-negara itu sudah ribuan yang meninggal, di Indonesia baru ratusan.

"Namun begitu, kita tidak boleh sia-sia. Kita itu kan punya Tuhan. Jangan begitu, Saudi Arabia saja sudah menutup pintu atau gerbang internasionalnya. Masjidil Haram itu pun tutup sekarang, mereka lockdown, berdiam di rumah masing-masing. Ini kita harapkan dapat dipahami dan dimengerti umat Islam serta warga Muhammadiyah," harapnya.

Sementara itu,  Pengurus Wilayah NU Sumbar telah mengeluarkan imbau kepada masyarakat dalam menyambut bulan suci Ramadhan. Dalam imbauan itu, PWNU Sumbar mengajak warga Nahdiyyin untuk sementara waktu memindahkan salat berjemaah di Masjid/Mushalla  dipindahkan ke rumah masing-masing bersama keluarga inti. 

"Kegiatan ibadah sunnah yang selamat ini kita laksanakan di Masjid/Mushalla dalam kondisi wabah Covid-19 ini kita pindahkan pelaksanaanya di rumah," ungkap Ketua PWNU Sumbar, Ganefri melalui keterangan tertulisnya yang diterima BentengSumbar.com, Rabu, 15 April 2020.

Meski demikian, Ganefri mengimbau azan tetap dikumandangkan setiap masuknya waktu salat 5 waktu, dengan meminta shalat dirumah.

"Salat Dapat juga kita laksanakan mengikuti imamnya di Mesjid/Mushalla dan makmumnya di rumah masing-masing bagi yang terjangkau suara pengeras suaranya," ujarnya.

Sedangkan pengajian selama masa penanganan darurat Covid-19 oleh Dai’ dapat dilakukan melalui rekaman video atau live streaming sesuai jadwalnya dan diputarkan melalui pengeras suara di Mesjid/Mushalla. Atau Petugas Mesjid/Mushallah dapat memutarkan rekaman video ceramah yang ada di internet yang sesuai dengan kondisi saat ini.

Ia juga mengimbau petugas Masjid/Mushalla agar menutup atau mengunci sementara selama darurat penanganan Covid-19 ini.

Menurut rencana, MUI Sumbar sendiri akan mengengeluarkan maklumat khusus terkait ibadah Ramadan selama wabah Covid-19.

"Insya Allah tiga hari sebelum Ramadhan, kami akan keluarkan maklumat khusus," tegas Ketua MUI Sumbar, Buya Gusrizal Gazahar kepada BentengSumbar.com melalui pesan singkat WhatsApp, Rabu, 15 April 2020.

(by)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »