Dampak Corona, Sri Mulyani: Stimulus Manufaktur Tidak Mencukupi

BENTENGSUMBAR.COM - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan stimulus manufaktur untuk mengurangi dampak wabah virus corona tidak sepenuhnya dapat membantu kinerja industri bangkit.

Sri Mulyani mengatakan stimulus fiskal dan kebijakan non fiskal untuk sektor manufaktur sudah tidak lagi memadai. 

"Maka kami menyampaikan perlu paket yang komprehensif, karena stimulus yang sudah dikeluarkan dirasa tidak lagi mencukupi," katanya, dalam konferensi pers bersama terkait stimulus ekonomi, Rabu, 1 April 2020.

Sebelumnya, pemerintah menerbitkan stimulus fiskal yang diberikan dalam rangka menangkal dampak wabah virus Corona atau Covid-19.

Dalam stimulus gelombang dua ini, nilai insentif pajak yang diberikan oleh pemerintah diklaim mencapai Rp 22,9 triliun yang bersumber dari relaksasi empat jenis pajak yakni PPh 21, PPh 22 Impor, PPh Badan, dan restitusi PPN.

Stimulus ini berpotensi menunda penerimaan negara hingga Rp 8,15 triliun dengan asumsi kinerja impor pada tahun ini sama dengan tahun 2019 lalu.

Kemudian, otoritas pajak juga memangkas tarif PPh Badan sebesar 30 persen selama 6 bulan terhitung pada April hingga September atas 19 sektor industri terdampak serta WP KITE dan WP KITE IKM.

Langkah ini diasumsikan akan menghilangkan penerimaan negara hingga Rp 4,2 triliun dan akan membantu arus kas perusahaan yang selama ini terbebani oleh pembayaran PPh Pasal 25 Masa.

Terakhir, pemerintah memberikan relaksasi dalam restitusi PPN bagi 19 sektor manufaktur, WP KITE, dan WP KITE IKM selama 6 bulan.

Bagi eksportir, jumlah PPN yang bisa direstitusi tidak dibatasi dan tidak perlu melewati proses audit, sedangkan untuk noneksportir nilai restitusi PPN dibatasi hingga Rp5 miliar.

Secara total, restitusi yang akan digelontorkan kepada WP diestimasikan bisa mencapai Rp 1,97 triliun.

Untuk diketahui, 19 sektor industri manufaktur yang mendapatkan fasilitas PPh 22 Impor, PPh Badan, dan restitusi PPN antara lain: 

Industri bahan kimia dan barang kimia

Industri alat angkutan lainnya

Industri makanan

Industri logam dasar

Industri kertas dan barang dari kertas

Industri minuman

Industri farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional

Industri kendaraan bermotor, trailer, dan semi trailer

Industri karet, barang dari karet, dan plastik

Industri barang galian bukan logam

Industri pakaian jadi

Industri peralatan listrik

Industri tekstil

Industri mesin dan perlengkapan YTDL

Industri barang logam, bukan mesin, dan peralatannya

Industri percetakan dan reproduksi media rekaman

Industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki

Industri furnitur

Industri komputer, barang elektronik, dan optik

(Sumber: Tempo.co)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »