BENTENGSUMBAR. COM - Dalam rangka memutus mata rantai penyebaran virus corona, setiap elemen masyarakat harus bahu membahu untuk melakukan tindakan pencegahan penyebaran virus corona di Sumatera Barat, terutama di Kabupaten Pasaman.
Ketua DPC Partai Demokrat Pasaman, Rudi Apriasi menghimbau agar Pemkab dan stake holder terkait untuk memastikan daerah perbatasan Kabupaten Pasaman dengan Provinsi Riau (Rumbai, Nagari Muara Tais) dalam kondisi aman dan semua terdata dengan baik untuk diteruskan ke Puskesmas asal domisili perantau dalam rangka menindaklanjuti dengan pendataan dan pengawasan.
"Perantau yang melewati perlintasan ini rata-rata 50 orang perhari, dengan tujuan berbagai kecamatan yang ada di Kabupaten Pasaman," terang Rudi, kepada Minangsatu, Rabu (1/4).
Rudi Apriasi yang juga menjabat Ketua Komisi II DPRD Pasaman juga menyampaikan, bahwa melalui peninjauan dilapangan, ada sekitar 34 orang petugas yang disiapkan untuk pengawasan daerah perbatasan Pasaman.
"34 orang petugas senantiasa siap siaga untuk perbatasan. Yakni terdiri dari Satpol-PP berjumlah 6 orang, anggota BPBD sebanyak 9 orang, dari Dishub sebanyak 9 orang, dari Polri berjumlah 2 orang, dari TNI 3 orang serta dari Tenaga Kesehatan dengan jumlah 5 orang," terang Rudi.
Rudi menuturkan, masih ada beberapa kendala yang masih dihadapi para petugas dilapangan dalam pengabdian yang super berisiko ini.
"Dari pantauan kita di lapangan, para petugas menyebut beberapa kendala yang mereka hadapi. Antara lain yaitu tempat istirahat yang baru tersedia 1 rumah, mereka masih butuh rumah atau tenda tempat istirahat petugas. Selanjutnya, yakni dibutuhkan tenda khusus kesehatan untuk pemeriksaan, sehingga disaat ada yang terpapar tidak menular dengan petugas lain. Terhadap masalah ini akan langsung kita teruskan ke Dinas Sosial Pasaman," tegas Rudi Apriasi.
Dan tak kalah pentingnya, kata Rudi, yakni kebutuhan akan APD (Alat Perlindungan Diri) berupa Baju, Masker, Kacamata, handscoon, sepatu boot & handsanitizer). Mereka para petugas, juga butuh jaringan WiFi yang dimohonkan untuk segera difasilitasi oleh Diskominfo Pasaman, gunanya untuk pelaporan setiap 1 x 4 jam, karena terlalu jauh jarak tempuh ke pusat sumber sinyal yang hanya ada pada Bukit Tujuh Mapattunggul.
"Semoga dinas terkait cepat tanggap dalam mengatasi kendala yang dihadapi para petugas di Lapangan," tutur Rudi.
Rudi Apriasi juga senantiasa menghimbau kepada pemudik yang sudah sampai di kampung halaman, agar laporkan segera keberadaannya ke pemerintahan setempat (Jorong/bidan) dan secara sadar harus mengisolasi dirinya selama 14 hari, karena tidak dapat pastikan para pemudik terpapar virus corona atau tidak.
"Dibutuhkan juga kesadaran mahasiswa yang telah pulang kampung untuk menjadi promotor keselamatan bersama. InsyaAllah, Bersama kita bisa untuk cegah penyebaran corona," pungkas Rudi Apriasi.
(fia)
Ketua DPC Partai Demokrat Pasaman, Rudi Apriasi menghimbau agar Pemkab dan stake holder terkait untuk memastikan daerah perbatasan Kabupaten Pasaman dengan Provinsi Riau (Rumbai, Nagari Muara Tais) dalam kondisi aman dan semua terdata dengan baik untuk diteruskan ke Puskesmas asal domisili perantau dalam rangka menindaklanjuti dengan pendataan dan pengawasan.
"Perantau yang melewati perlintasan ini rata-rata 50 orang perhari, dengan tujuan berbagai kecamatan yang ada di Kabupaten Pasaman," terang Rudi, kepada Minangsatu, Rabu (1/4).
Rudi Apriasi yang juga menjabat Ketua Komisi II DPRD Pasaman juga menyampaikan, bahwa melalui peninjauan dilapangan, ada sekitar 34 orang petugas yang disiapkan untuk pengawasan daerah perbatasan Pasaman.
"34 orang petugas senantiasa siap siaga untuk perbatasan. Yakni terdiri dari Satpol-PP berjumlah 6 orang, anggota BPBD sebanyak 9 orang, dari Dishub sebanyak 9 orang, dari Polri berjumlah 2 orang, dari TNI 3 orang serta dari Tenaga Kesehatan dengan jumlah 5 orang," terang Rudi.
Rudi menuturkan, masih ada beberapa kendala yang masih dihadapi para petugas dilapangan dalam pengabdian yang super berisiko ini.
"Dari pantauan kita di lapangan, para petugas menyebut beberapa kendala yang mereka hadapi. Antara lain yaitu tempat istirahat yang baru tersedia 1 rumah, mereka masih butuh rumah atau tenda tempat istirahat petugas. Selanjutnya, yakni dibutuhkan tenda khusus kesehatan untuk pemeriksaan, sehingga disaat ada yang terpapar tidak menular dengan petugas lain. Terhadap masalah ini akan langsung kita teruskan ke Dinas Sosial Pasaman," tegas Rudi Apriasi.
Dan tak kalah pentingnya, kata Rudi, yakni kebutuhan akan APD (Alat Perlindungan Diri) berupa Baju, Masker, Kacamata, handscoon, sepatu boot & handsanitizer). Mereka para petugas, juga butuh jaringan WiFi yang dimohonkan untuk segera difasilitasi oleh Diskominfo Pasaman, gunanya untuk pelaporan setiap 1 x 4 jam, karena terlalu jauh jarak tempuh ke pusat sumber sinyal yang hanya ada pada Bukit Tujuh Mapattunggul.
"Semoga dinas terkait cepat tanggap dalam mengatasi kendala yang dihadapi para petugas di Lapangan," tutur Rudi.
Rudi Apriasi juga senantiasa menghimbau kepada pemudik yang sudah sampai di kampung halaman, agar laporkan segera keberadaannya ke pemerintahan setempat (Jorong/bidan) dan secara sadar harus mengisolasi dirinya selama 14 hari, karena tidak dapat pastikan para pemudik terpapar virus corona atau tidak.
"Dibutuhkan juga kesadaran mahasiswa yang telah pulang kampung untuk menjadi promotor keselamatan bersama. InsyaAllah, Bersama kita bisa untuk cegah penyebaran corona," pungkas Rudi Apriasi.
(fia)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »