Catatan Ascot Amir: Main Kucing-kucingan

ALAH alun, itu lah suara anak-anak di sebelah rumah sedang bermain intip-intipan. Mereka gembiranya luar biasa, seringkali mereka tidak menghiraukan entah sudah makan atau belum? 

Wajah mereka terlihat ceria, hembusan nafas kelelahan karena berlari hilir mudik kesana kemari bagaikan suara lokomotif bara api nampak nya tidak lah jadi kepedulian mereka. 

Mereka terus berlari dan terus bermain. Akhir dari permainan ini mereka kumpul bersama, bercerita dan bergurau. Entah apa yang mereka perbincangkan, semua pada tertawa. 

Ya ! Itu lah alam mereka. Ya ! Itu lah kepandaian mereka untuk menghibur diri bersama-sama. Kita maklum ! Kita paham.

Akan tetapi yang tidak masuk akal dan tidak bisa kita pahami sedikit pun jua adalah main kucing-kucingan oknum para penyelenggara negara di republik yang kita cintai ini. 

Akibat semua itu ? Maaf ! Bapak-bapak ķita, katakanlah oknum polisi beban nya jadi tambah ekstra. Apa sebab ?
Sebahagian para napi yang bebas karena isolasi wabah virus corona ( covid 19 ) kembali berbuat kejahatan.

Sungguh amat disayangkan, di satu pihak pemerintah membebaskan para napi demi kesehatan dan mengantisipasi perkembangan virus corona,  dan di pihak lain menambah ekstra tugas kepolisian kita.  

Sebahagian mereka kembali beraksi!  Salah kah mereka?

Jawaban ini mengundang tanda tanya besar di otak kita. Mereka keluar dan di bebaskan begitu saja, tanpa ada bekal yang mereka bawa keluar penjara. Itu khabar beritanya ? 

Entah berita hoax atau pun ada benar nya tentu buat sementara kita menduga baik nya saja. Tiada satu pun yang bisa kita salahkan dalam persoalan ini. 

Tragisnya lagi, para pelaku korupsi yang menggorogoti keuangan negara, akan kah juga dibebaskan? 

Masya Allah! Seandainya mereka juga dibebaskan? Akan kah mereka dikembalikan, setelah wabah virus corona berakhir? Wallau'alam! 

Hanya saja kita bisa mengambil sebuah pelajaran yang sangat berharga buat anak cucu kita dikemudian hari. 

Maaf! Tidak lah mungkin tempua bersarang rendah, kalau tidak ada apa-apa nya. Ya! Mencari kesempatan dalam kesempitan? Kenapa? 

Kita bukan membenarkan diri sendiri, tetapi ada firasat dibalik kejadian ini, tidak lah mungkin ada asap seandainya tidak ada api. Memang! Semua yang berapi belum tentu mengeluarkan asap! Ya! 

Pelajaran ini membuat kita tambah dewasa membaca, melihat dan memperhatikan serta menimbulkan tanda tanya : " Akan kah negara kita akan terus begini 
??? 

Tentu dan jelas sekali, kita tidak menginginkan sedikit pun juga hal-hal buruk muncul kepermukaan bumi yang kita huni ini, azab Tuhan amat lah pedih, jika ke murkaan Allah datang kepada mereka- mereka yang zalim, pengkhianat, dan munafik, yang tidak bersalah ikut jadi korban. Sungguh tragis!

Hendaknya jangan lah kita membiasakan diri menangguk di air keruh. Rakyat sudah pasrah, dan kepasrahan itu jangan lah dipergunakan untuk kita berbuat leluasa kepada mereka. Oh ya! 

Perlu di cam kan, doa yang paling makbul dan dijabbah oleh Allah, adalah doa mereka-mereka yang teraniaya..

Nauzubillah..!

Negara kita dalam keadaan darurat Corona?

Presiden kita, Bapak Joko Widodo telah berjuang sekuat tenaga, upaya dan daya serta mengucurkan dana yang tak tanggung-tanggung, tentu semua itu berlatarbelakang sebuah kepedulian yang terbersit dari lubuk hati Presiden kita, Bapak Joko Widodo demi keselamatan bangsa dan negara.

Memang di lain pihak ada yang menuai kecewa, thr dan gaji 13 luput lah sudah. Wajar! 

Kita harus menerima nya dengan lapang dada dan semua itu kita yakin, telah melalui proses dan pertimbangan yang matang dan akhurat.

Akhir kata, semua diungkap dengan penuh rasa, bukan mencari-cari kesalahan dan menyalahkan siapapun juga?

Wassalam

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »