Yakini Aplikasi Injil Berbahasa Minang Provokasi, Pemprov Sumbar 'Warning' Ade Armando

BENTENGSUMBAR.COM - Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Provinsi Sumatera Barat Jasman Rizal menegaskan, surat Gubernur Sumbar Irwan Prayitno ke Kementerian Kominfo didasarkan karesahan masyarakat terkait aplikasi Kitab Suci Injil Berbahasa Minang di Play Store Google.

"Gubernur menyurati Kominfo tersebut karena masyarakat kita sudah resah, karena aplikasi Kitab Suci Berbahasa Minang itu," ungkap Jasman Rizal ketika dihubungi BentengSumbar.com via telepon selular, Sabtu, 6 Juni 2020.

Dikatakan Jasman, orang Minang memiliki falsafah adat "Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah" atau ABS-SBK yang menjadi pedoman hidup sehari-hari. Antara adat dan agama Islam sudah menyatu di Minagkabau.

"Bagaimana pun orang Minang itu memiliki falsafah adat "ABS-SBK". Kami yakin ini provokasi dari pihak-pihak tertentu yang ingin membuat keresahan di tengah masyarakat," pungkasnya.

Makanya, kata Jasman, pada Jumat, 28 Mei 2020, Gubernur Sumbar membuat surat tersebut, tapi karena tidak sempat dikirimkan, disebabkan Sabtu-Minggu libur, akhirnya dikirimkan hari Senin. Pada Rabu, Aplikasi Kitab Suci Injil Berbahasa Minang sudah menghilang dari Play Store.

"Selasa diproses, kita tidak tahu juga, hari Rabu sudah hilang," ujar mantan Kepala Biro Humas Setdaprov Sumbar ini.

Menurut Jasman, orang-orang yang kontra dengan surat Gubernur Sumbar ke Kementerian Kominfo tersebut merupakan orang-orang yang tidak paham dengan orang Minangkabau atau mereka bukan orang Minangkabau.

"Orang-orang yang merasa kontra dengan surat kita, itu adalah orang-orang yang tidak paham dengan orang Minangkabau. Artinya, mereka tidak mengerti falsafah hidup orang Minang, malah bisa jadi mereka tidak orang Minang," cakapnya.

Tantang Ade Armando

Jasman Rizal menyayangkan cara pandang Ade Armando terhadap surat Gubernur Sumbar ke Kementerian Kominfo tersebut.

"Artinya kalau dia berbicara seperti itu, dia kategori tidak paham. Ade Armando itu malah suka hal-hal semacam itu, dia ingin dilawan. Dia ingin ngetop, gitu kan. Padahal itu bisa menjadi hal-hal yang sangat sensitif," ungkapnya.

Ia mengatakan, jika Ade Armando orang Minang, tentu dia tidak akan berpandangan seperti itu. Bahkan Jamsan menegaskan, dia siap berdebat dengan Ade Armando.

"Kalau dia merasa sebagai orang Minangkabau, maka dia tidak akan berbicara seperti itu, berarti dia sudah di luar baris orang Minang. Saya siap berdebat dengan Ade Armando," pungkas Jasman.

Meski demikian, Jasman tidak mau berdebat yang menghabiskan energi. Karena banyak pekerjaan rumah yang mesti diselesaikan, seperti perang melawan pandemi Covid-19, membangkitkan ekonomi Sumbar dan lain sebagainya.

"Tetapi kita kan tak ingin seperti itu. Karena hemat kita ini sudah selesai, banyak pekerjaan rumah kita yang harus kita selesaikan. Kenapa kita harus terjebak dengan hal-hal yang menghabiskan energi kita," tukuknya.

Jasman menjelaskan, pokok persoalam yang meresahkan masyarakat Sumbar sudah selesai dengan dihilangnya aplikasi Kitab Suci Injil Berbahasa Minang tersebut di Play Store.

"Yang penting kini intinya, itu kan sudah hilang dari play store. Artinya hal yang kita ributkan sudah selesai. Kita berharap kepada siapa pun juga, jangan diulang-ulang hal seperti itu. Kedepan jangan lagi lah," katanya.

Jasman meminta semua pihak menghormati adat dan budaya Minangkabau, menghormati local wisdom yang hidup di tengah-tengah masyarakat Sumbar.

"Kita harus saling menghormatilah local wisdom masing-masing. Kita kan tidak pernah ganggu orang lain. Untuk itu, jangan pula adat budaya, local wisdom orang Minang itu diganggu," ujarnya.

"Sebenarnya kita dari Pemprov tidak mempersoalkan lagi hal-hal seperti itu, karena konten atau substansinya, menghilang dari Play Store, artinya sudah selesai," tukuknya.

(by)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »