Ahmad Namlis: Kasus Hilangnya Thermogun di BPBD Pasbar Sangat Memalukan

BENTENGSUMBAR.COM - Forum Tuah Basamo Peduli Pasaman Barat melakukan koordinasi bersama Bupati Pasaman Barat, H. Yulianto di Blakon Kantor Bupati Pasaman Barat (Pasbar), Senin, 20 Juli 2020. 

Dalam pertemuan ini, Forum Tuah Basamo tersebut menuntut Bupati untuk menindak lanjuti, enam poin dari pokok pikiran mereka.

Ketua Forum Tuah Basamo Peduli Pasaman Barat, Ahmad Namlis mengatakan, pihaknya menemui Bupati Pasbar dan menyampaikan pokok-pokok pikiran mereka untuk segera diperbaiki dan ditindak lanjuti oleh Pemerintah Daerah.

Adapun isi tuntutan tersebut adalah, Bupati Pasbar harus mampu menyatukan birokrasi dan semua kekuatan yang ada untuk tidak menyimpang dari tata kelolaan yang baik dengan satu komando dan tanggungjawab, memantapkan Tugas Pokok dan Fungsi (Tufoksi) Aparatur Sipil Negara (ASN), menjalin hubungan komunikasi yang aktif dan koordinatif dalam memngambil kebijakan dan tugas.

"Bupati Harus Mampu mengakomodir dan mengkoordinir antara lembaga, memproritaskan pembangunan infrastruktur di daerah pesisir pantai dan daerah terisolir, mendesak Bupati untuk mengevaluasi dan mengaudit dana anggaran Covid-19 di BPBD Pasbar," pungkasnya.

"Kita ingin Bupati Pasbar, H. Yulianto agar segera menindak lanjuti dan memperbaiki tata kelolaan sistem pemerintah di Kabupaten Pasbar, serta juga segera untuk mengatasi masalah hilangnya thermogun yang terjadi di BPBD Pasbar," ujarnya.

Menurut Ahmad Namlis, kasus hilangnya thermogun di BPBD tersebut sudah sangat memalukan dan mencoreng nama baik Kabupaten Pasaman Barat, dan seharusnya masalah tersebut tidak sampai ke ranah hukum, ataupun dikadukan ke polisi.

"Kita sangat menyangkan, kasus hilangnya termogun ini bukan masalah yang besar dan tidak harus samapai ke ranah hukum, karena bisa diatasi dengan cara kekeluargaan, lagian saya dengar thermogun tersebut juga untuk masyarakat," tukasnya.

Selain itu, Forum Tuah Basamo ini juga menyayangkan tentang masalah internal yang terjadi di Jajaran Pimpinan RSUD Jambak Pasbar. 

Menurutnya, masalah tersebut menandakan Bupati Pasbar seolah-olah tidak mampu mengakomodir dan mengkoordinir persoalan yang terjadi di dalam lembaga, instansi dan OPD di Pemerintahan Kabupaten Pasbar.

"Bupati Harus bersikap tegas dan bijak dalam menanggapi masalah ini, karena akan mengganggu kemajuan Kabupaten Pasaman Barat yang lebih baik kedepannya," tegasnya.

Sementara itu, Bupati Pasaman Barat, H. Yulianto, sangat mengapresiasi kedatangan sejumlah anggota Forum Tuah Basamo Peduli Pasbar yang mengadakan temu ramah ke kantornya tersebut. 

Yulianto mengatakan, akan segera mengambil tindakan agar permasalahn ini cepat selesai.

"Akan kita lakukan tindakan dan menjalin komunikasi yang baik kepada pihak yang bersangkutan, agar masalah ini dapat selesai," ujar Yulianto.

Sekilas tentang Forum Tuah Basamo

Forum Tuah Basamo Peduli Pasaman Barat didirikan oleh para tokoh-tokoh pendiri sekaligus tokoh penggagas pemekaran Kabupaten Pasaman Barat, pada 18 Juli 2020 lalu. 

Forum ini dibentuk untuk melakukan pengawasan terhadap birokrasi dan kebijakan Pemerintah Daerah (Pemda), serta membantu pemda dalam hal-hal yang positif untuk kemajuan Pasaman Barat.

Forum Tuah Basamo ini didirikan oleh Sejumlah Tokoh Pendiri dan Pemekaran Kabupaten Pasaman Barat, dan sebelumnya juga pernah menjabat sebagai Bupati Pasbar, DPRD dan Unsur Pemerintahan lainnya. 

Pendiri forum ini salah satunya adalah Mantan Bupati Pasbar yang pertama, Zamri , mantan anggota DPRD Pasbar, Ahmad Namlis, Lili Sukri dan masih banyak mantan pejabat Kabupaten Pasbar lainnya.

Ketua Forum Tuah Basamo Peduli Pasaman Barat, Ahmad Namlis mengatakan, forum ini dibentuk karena kepedulian mereka untuk mengawal dan mengawasi sistem Pemerintahan Daerah

Kabupaten Pasaman Barat agar kesejahteraan dan  kemakmuran masyarakat dapat tercapai.

Lanjutnya, Kabupaten Pasaman Barat ini dibangun diatas cita-cita mulia menuju kesejahteraan dan kemakmuran masyarakatnya, yang dimekarkan berdasarkan Undang-undang Nomor 38 tanggal 7 Januari 2003 lalu, dan membawa semangat Tuah Basamo untuk menghimpun sebuah kekuatan dengan spirit secara kebersamaan tanpa memandang suku, ras dan budaya.

"Karena Tuah Basamo ini atrinya semua terjadi karena bersama, tanpa memandang suku, baik itu minang, batak, mandailing dan jawa. Semuanya tergabung dalam satu tujuan bersama, yaitu kemajuan Pasaman Barat," ujar Ahmad Namlis mantan anggota DPRD Pasaman periode 1999-2004 dan DPRD Pasbar setelah pemekaran periode 2004-2009 tersebut.

Sementara itu, Penasehat Forum Tuah Basamo Peduli Pasaman Barat yang juga pernah menjabat sebagai Bupati Kabupaten Pasaman Barat yang pertama, Zamri mengatkan, bahwa Forum Tuah Basamo Peduli Pasaman Barat menilai dan mengapresiasi kinerja Pemerintahan Daerah Pasaman Barat, meskipun akhir-akhir ini menurut pendangannnya banyak permasalahab yang timbul dan perlu di perbaiki bersama.

"Kita harus bersama membagun Kabupaten Pasaman Barat ini untuk lebih baik kedepannya, dan kami akan terus memberikan dukungan yang penuh kepada Pemerintahan Daerah, serta selalu mengawal dan mengawasi kinerjanya, karena berbuat tidakk harus berkuasa dan berbuat tidak harus memerintah," jelasnya.

(Rido)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »