'Basitungkin' Putus Mata Rantai Covid-19 di Sumbar, Wagub Sumbar Apresiasi Kerja Keras PPNI

BENTENGSUMBAR.COM - Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit mengapresiasi Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) yang telah basitungkin memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Sumbar. 

Hal itu disampaikannya ketika menjadi Narasumber Web Seminar (Webinar) Dewan Pengurus Daerah (DPD) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kota Padang dengan materi Kebijakan Pemerintah Sumbar Dalam Penanganan Covid-19, di ruang rapat wagub Kantor Gubernur, Selasa, 14 Juli 2020.

Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit mengatakan, kebijakan yang dilakukan Pemerintah Provinsi Sumbar palam penanganan Covid-19 dengan strategi awal  melakukan kebijakan pemutusan mata rantai  Covid-19. 

"Dengan membentuk gugus tugas, sosialisasi secara luas, perilaku pencegahan, disiplin protokol kesehatan, pakai masker, jaga jarak, cuci tangan pakai sabun antisipasi dengan melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan difasilitasi isolasi mandiri termasuk juga pembatasan perjalanan baik dari dan ke Sumatera Barat," katanya.

Nasrul Abit mengatakan, yang disiapkan provinsi fokus pada langkah dan strategi pelayanan kesehatan terutama tentang penanganan Covid 19. 

"Kita mulai dengan menyiapkan beberapa rumah sakit, diantaranya RS M Djamil, RS Ahmat mucktar, RS Rasidin, RS Pariaman SPH dan RS Unand. Dan peralatan yang dibutuhkan saat itu, termasuk perkerjaan lembur kita lakukan dalam waktu satu minggu. Rumah sakit harus selesai semua sehingga dapat dilakukan dengan baik dan sudah siap menerima pasien," katanya.

Tak hanya itu, katanya, Pemprov menyiapkan tempat karantina diberbagai daerah, baik itu kota dan kabupaten, baik itu untuk ODP maupun OTG dan yang positif disiapkan juga. 

"Karena didalam pikiran kita, ketika RS tidak sanggup menampung, yang ditakutkan terjadinya jumlah pasien yang membludak," ujarnya.

Bahkan, jelasnya, juga dilakukan rekrutment tenaga kesehatan tanggap darurat Covid-19 sebanyak 281 orang, diantara Dokter, Perawat, ada Bidan dan paramedis lainnya.

Dikatakan Nasrul Abit, Pemprov Sumbar melakukan sinergi dengan, perguruan tinggi fakultas kesehatan Universitas Andalas, dengan meningkatan fasilitas laboratorium dan rumah sakit Unand termasuk ruang isolasi pasien Covid-19.

"Dengan adanya laboratorium FK Unand yang dapat melakukan peningkatan fasilitas pemeriksaan sampel, pemeriksaan PCR, laboratorium diagnostik dan riset terpadu atau lab veterinary serta berkolaborasi dengan ahli epidemiologi, ekonomi, sosial dalam mengurangi dan mengendalikan dampak Covid-19," ujarnya.

Diungkapkan Wagub, kemudian langkah perjuangan kebijakan evaluasi yang telah dilakukan pemerintah Provinsi Sumbar adalah mendapatkan positivity Rate Sumatera Barat 2 (persen) terbaik di Indonesia. Sehingga terjadinya penekanan kasus baru, peningkatan kesembuhan pasien (PDP) yang dirawat di rumah sakit.

"Dan penanganan dampak sosial pada pasien Covid-19 sudah mulai melandai, RT-nya sudah dibawah angka satu, daerah yang zona hijau sudah dibukanya sekolah-sekolah melalui tatap muka, dengan cara pershift dengan tetap melakukan disiplin protokol kesehatan," ucap wagub.

Nasrul Abit mengatakan, perkembangan Ekonomi masyarakat dinilai telah berjalan dengan baik secara perlahan-lahan walau pada kondisi new normal. Namun butuh waktu panjang dalam memajukan segala sektor pembangunan. 

Apalagi dampak wabah penanganan Covid-19 ini bukan hanya dirasakan masyarakat Sumbar, tapi juga daerah lain.

(Zardi)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »