BENTENGSUMBAR.COM - Deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) sehari setelah peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-75, Rabu, 18 Agustus 2020, terus menimbulkan pro kontra di tengah-tengah publik Indonesia.
Deklarator KAMI, Din Syamsuddin menyebut KAMI merupakan gerakan moral yang juga mempersoalkan moralitas politik.
"Gerakan moral itu berdimensi dan berimplikasi politik karena juga mempersoalkan moralitas politik. Pendekatan politik dari sebuah Gerakan Moral adalah politik moral," pungkasnya.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud Md melalui akun twitternya pada Kamis, 20 Agustus 2020 menjelaskan ketika ada sekelompok orang berkumpul dan membuat statement dituding sebagai gerakan politik, maka yang menuding dan yang dituding sama-sama berekspresi politik karena berbicara tentang negara.
"Ketika ada sekelompok orng berkumpul dan membuat statement dituding sbg gerakan politik. Yg dituding bilang bkn politik. Sebenarnya yg menuding dan yg dituding sama2 berekspresi politik krn berbicara ttg negara. Salah satu asal kata politik adl "polis" (Yunani) yg berarti negara," jelas Mahfud, dikutip BentengSumbar.com dari akun twitternya, @mohmahfudmd, Kamis malam, 20 Agustus 2020.
Dikatakan Mahfud, sama juga jika seseorang berbicara tentang kebijakan atau membuat petisi tentang kebijakan negara, itu adalah ekspresi politik.
Sebab, kalau berbicara tentang kebijakan berarti bicara berpolitik.
"Sama juga jika kita berbicara ttg kebijaka atau membuat petisi ttg kebijakan negara itu adl ekspresi politik. Tak perlu menolak dgn mengatakan "Ini bkn politik". Salah satu asal kata politik adl "policy" yg berarti kebijakan. Kalau berbicara ttg kebijakan berarti bcr berpolitik," urainya.
Jadi, tegas Mahfud, tak perlu takut dikatakan berpolitik.
Sebab, berpolitik itu berarti bernegara atau ikut memikirkan atau mengurus kebijakan negara.
Dikatakan Mahfud, yang harus dipahami, berpilitik itu tidak sama dengan berpartai politik.
Menurut Mahfud, berpartai politik itu hanya sebagian kecil dari aktivitas politik.
"Jadi tak perlulah kita takut dikatakan berpolitik sebab berpolitik itu berarti bernegara atau ikut memikirkan atau mengurus kebijakan negara. Yg hrs dipahami berpilitik itu tdk sama dgn berpartai politik. Berpartai politik itu hanya sebagian kecil dari aktivitas politik," terangnya.
(by)
Deklarator KAMI, Din Syamsuddin menyebut KAMI merupakan gerakan moral yang juga mempersoalkan moralitas politik.
"Gerakan moral itu berdimensi dan berimplikasi politik karena juga mempersoalkan moralitas politik. Pendekatan politik dari sebuah Gerakan Moral adalah politik moral," pungkasnya.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud Md melalui akun twitternya pada Kamis, 20 Agustus 2020 menjelaskan ketika ada sekelompok orang berkumpul dan membuat statement dituding sebagai gerakan politik, maka yang menuding dan yang dituding sama-sama berekspresi politik karena berbicara tentang negara.
"Ketika ada sekelompok orng berkumpul dan membuat statement dituding sbg gerakan politik. Yg dituding bilang bkn politik. Sebenarnya yg menuding dan yg dituding sama2 berekspresi politik krn berbicara ttg negara. Salah satu asal kata politik adl "polis" (Yunani) yg berarti negara," jelas Mahfud, dikutip BentengSumbar.com dari akun twitternya, @mohmahfudmd, Kamis malam, 20 Agustus 2020.
Dikatakan Mahfud, sama juga jika seseorang berbicara tentang kebijakan atau membuat petisi tentang kebijakan negara, itu adalah ekspresi politik.
Sebab, kalau berbicara tentang kebijakan berarti bicara berpolitik.
"Sama juga jika kita berbicara ttg kebijaka atau membuat petisi ttg kebijakan negara itu adl ekspresi politik. Tak perlu menolak dgn mengatakan "Ini bkn politik". Salah satu asal kata politik adl "policy" yg berarti kebijakan. Kalau berbicara ttg kebijakan berarti bcr berpolitik," urainya.
Jadi, tegas Mahfud, tak perlu takut dikatakan berpolitik.
Sebab, berpolitik itu berarti bernegara atau ikut memikirkan atau mengurus kebijakan negara.
Dikatakan Mahfud, yang harus dipahami, berpilitik itu tidak sama dengan berpartai politik.
Menurut Mahfud, berpartai politik itu hanya sebagian kecil dari aktivitas politik.
"Jadi tak perlulah kita takut dikatakan berpolitik sebab berpolitik itu berarti bernegara atau ikut memikirkan atau mengurus kebijakan negara. Yg hrs dipahami berpilitik itu tdk sama dgn berpartai politik. Berpartai politik itu hanya sebagian kecil dari aktivitas politik," terangnya.
(by)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »