BENTENGSUMBAR.COM - Wasekjen DPP PA 212, Novel Bamukmin geram dengan tingkah pemerintah yang kerap menzolimi ulama.
Anehnya, setiap ulama yang dizolimi, kata Novel, kelemahannya ditempatkan dengan orang gila.
Seperti yang penikaman yang melayani Syeikh Ali Jeber.
"Ini sudah terencana, penyerangnya berkata nanti adalah orang gila terus," kata Novel saat dihubungi PojokSatu.id, Senin, 14 September 2020.
Anak buah Habib Rizieq menyebut, bahwa tudingan pelaku orang gila itu merupakan cara-cara PKI yang memang sengaja dibungkus agar si penyuruh tidak terungkap.
Selain itu, cara tersebut juga untuk membungkam dakwah para ulama di Indonesia.
"Gejala ini (disebut pelaku gila) merupakan cara-cara PKI yang terulang kembali yang terus ingin melumpuhkan unsur Ketuhanan yang Maha Esa dengan cara menyerang para ulama," tegas Novel.
Sementara, Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Lampung belum menemukan arsip rekam medis Alfin Andrian dalam arsip selama empat tahun terakhir.
"Kita sudah memeriksa arsip rekam medis hingga mundur empat tahun. Nama yang bersangkutan tidak terdata," ungkap Kabag Humas RSJ Lampung David kepada Radarlampung.co.id, Senin, 14 September 2020.
Menurut dia, informasi dari kepolisian, Alfin pernah berobat ke RSJ tapi tidak menjalani rawat inap.
"Informasi dari polisi ia pernah ke UGD. Tidak rawat inap. Karena itu kita minta pihak keluarga datang untuk menjelaskan kapan yang bersangkutan pernah berobat"
"Bisa jadi namanya tidak terdata karena menggunakan nama panggilan," jelasnya.
David melanjutkan, Minggu malam, pihaknya mendatangi Mapolresta Bandarlampung dan melakukan pemeriksaan awal terhadap Alfin.
"Belum ada kesimpulan, karena baru observasi awal. Bicaranya juga belum fokus. Mungkin karena peristiwa yang dia alami sebelumnya."
"Untuk mengetahui kondisi kejiwaannya, ia harus dibawa ke RSJ dan menjalani pemeriksaan mendalam," tegasnya.
Di sisi lain, Polisi masih terus melakukan pemeriksaan intensif terhadap Alfian Andrian.
Sampai saat ini, polisi juga belum menemukan bukti bahwa Alfian Andrian memiliki keterlibatan dengan kelompok teroris atau sejenisnya.
Diduga, penusukan yang dilakukan pria 24 tahun itu adalah inisiatif sendiri.
"Sampai sejauh ini kita belum menemukan hal kesana ya (kelompok teroris)," ujar Kabid Humas Polda Lampung Kombes Pol Zahwani Pandra Arsyad saat dihubungi, Senin, 14 September 2020.
Penyidik, kata Pandra, masih menggali motif pelaku melakukan penusukan kepada Syeikh Ali Jaber.
Pandra mengungkap, saat dilakukan pemeriksaan, Alfin mengaku kerap berhalusinasi didatangi Syekh Ali Jaber.
Sehingga bila mendengar Syekh Ali Jaber berdakwah di dekat rumah, palaku langsung merekomendasikan melakukan penyerangan.
"Dia (pelaku) merasa terbayang-bayangi wujud atau fisik Syeikh Ali Jaber sehingga dia melakukan tindakan (penusukan) tersebut," ungkapnya.
"Itu yang ada di dalam pikiran dia," jelas Pandra.
Kendati demikian, pihaknya belum mempercayai pengakuan Alfin dan terus mencari pembuktian atas pengakuannya kepada penyidik.
"Ini harus sesuai dong antara fakta yang terjadi dan dari keterangan tersangka kan harus sesuai," tandas Pandra.
(Sumber: Pojoksatu)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »